Bolehkah Mempercayai Zodiak?

Islam datang dengan kesempurnaanya, sehingga tiada satu bagianpun dari kehidupan kecuali islam memiliki arahan tentangnya, baik itu untuk kemaslahatan maupun agar terhindar dari kemudharatan.

Islam datang dengan membawa ilmu, sebagai petunjuk menuju akhirat yang kekal, dan sebagai arahan selama berada di dunia, dan salah satu arahan itu adalah hendaknya seorang muslim meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya, terlebih lagi jika hal itu nyata-nyata membodohi dirinya. Salah satunya adalah ramalan zodiak, yang sering kita jumpai di majalah-majalah atau di media lainnya. Banyak orang terlebih kawula muda yang tertipu olehnya, sehingga ia beranggapan bahwa dengan mengetahui zodiak ia dapat mengetahui tentang rejekinya, kesehatan, dan bahkan dapat mengetahui bagaimana cara menghadapi orang lain yang berzodiak ini dan itu karena ia dapat menunjukkan karakter.

Padahal perkara-perkara diatas adalah urusan ghaib karena ia menyangkut masa depan, dan tidaklah ada yang mengetahuinya kecuali Allah Ta’ala, sebagaimana yang ditegaskan didalam firman-Nya:

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ ۚ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ

Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. (QS An Naml: 65)

 

Disisi lain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menetapkan hukuman bagi siapa saja yang mencari tahu tentang perkara ghaib itu, sebagaimana sabda beliau:

” مَنْ أتى عَرَّافًا فَسَأَلهُ عَنْ شَئٍ لم تقْبَل لَهُ صَلاةُ أربعينَ ليلةً ” رواه مسلم

“Barangsiapa yang mendatangi peramal, kemudian bertanya sesuatu kepadanya, maka shalatnya tidak diterima selama 40 malam”. (HR Muslim)

Dan membaca zodiak ini sama seperti mendatangi sang peramalnya.

Jadi hendaklah diketahui bersama, bahwa tidak ada satupun yang dapat mengetahui masa depan dan rahasia takdir kecuali Allah Ta’ala semata, apalagi bintang-bintang yang hanya makhluk milik-Nya, sebagaimana yang diriwayatkan sebagai berikut:

قال قتادة رحمه الله : ” خَلَقَ هَذِهِ النُّجُومَ لِثَلَاثٍ : جَعَلَهَا زِينَةً لِلسَّمَاءِ ، وَرُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ، وَعَلَامَاتٍ يُهْتَدَى بِهَا ؛ فَمَنْ تَأَوَّلَ فِيهَا بِغَيْرِ ذَلِكَ : أَخْطَأَ ، وَأَضَاعَ نَصِيبَهُ ، وَتَكَلَّفَ مَا لَا عِلْمَ لَهُ بِهِ“ .

Berkata Qatadah Rahimahullah: “Bintang-bintang diciptakan untuk tiga hal: Hiasan langit (dimalam hari), batu rajam bagi syaitan (yang mencuri wahyu dilangit), dan petunjuk arah; maka barangsiapa yang mengartikannya dengan selain daripada itu maka ia keliru, membuang-buang kesempatan, dan mencari apa yang tidak akan tercapai”. (Riwayat Bukhari)

 

Jadi termasuk rukun iman adalah beriman dengan qadha dan qadar-Nya, baik yang buruk maupun yang baiknya, maka dari itu yang perlu dilakukan untuk menggapai sesuatu adalah berusaha semaksimal mungkin dan bertawakkal dengan berdoa kepada Allah Ta’ala, bukan dengan mengikuti petunjuk ramalan zodiak, telapak tangan, sio, dsbg.

Wallahu A’lam.

Muhammad Hadhrami Achmadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *