Dari sekian banyak jumlah mereka, pada kesempatan kali ini kita akan arungi bersama sebuah kisah tentang keteguhan yang mengalahkan keangkuhan tirani, keteguhan yang lebih kuat dari rasa sakit akan sebabnya, pemilik kisah tersebut adalah Bilal bin Rabah Radhiyallahu ‘anhu.
Biografi singkat:
Abu ‘Abdillah Bilal bin Rabah Al Habsyi, seorang sahabat Nabi sekaligus muadzzinnya, sang penjaga baitul maal, salah seorang yang terdahulu memeluk islam, dan beliau mengikuti seluruh peperangan bersama Rasulullah, sehingga ketika sang baginda Nabi wafat, Bilal bin Rabah hanya sekali mengumandangkan adzan setelahnya, berikutnya ia tak sanggup lagi karena kesedihan yang begitu mendalam, hingga beliau tak pernah mengumandangkan adzan lagi selama 20 tahun setelah wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kesabarannya yang luar biasa ketika di siksa oleh majikannya, Umayyah bin Khalaf.
Inilah sosok Bilal bin Rabah itu! Ia disiksa oleh majikannya (sebelum dimerdekakan) sebab tauhid dan imannya kepada Allah Ta’ala.
Siksaan yang ditimpakan terhadapnya sunguh tiada terkira beratnya, bayangkan! sang majikan baru menyiksanya jika matahari telah bertengger di atas ubun-ubun, ia diterlentangkan di tengah padang pasir Mekkah, kemudian ditimpakan di atas dadanya sebongkah batu yang sangat besar dan berat, kemudia berkata majikannya:
“Kau akan terus begini sampai kau mati atau kufur terhadap agama Muhammad, dan yang kau sembah adalah berhala Latta dan ‘Uzza!”
Maka Bilal tak bergeming dari imannya, dan terus mengucapkan: “Ahadun Ahad!” (Allah adalah Esa!), hingga kemudian Abu Bakar melihat keadaannya tersebut dan membelinya kemudian dimerdekakakan.
Sungguh satu kalimat yang sangat membuat majikannya frustasi kala itu hingga menjualnya.
Dari kisah Bilal di atas, sebagai seorang muslim yang berkewajiban menegakkan amar makruf nahi munkar terdapat beberapa pelaran penting:
1.SABAR
Bersabar memang berat, namun sebenarnya ia adalah kunci agar keluar dari segala kesusahan. Maka dari itu, sekelas Nabi pun tetap diperintahkan untuk bersabar oleh Allah Ta’ala:
وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلاَّ بِاللّهِ وَلاَ تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلاَ تَكُ فِي ضَيْقٍ مِّمَّا يَمْكُرُونَ
“Bersabarlah (wahai Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan jangan (pula) bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan”. (Surat An Nahl Ayat 127)
2.TEGUH DALAM KEBENARAN
Karena sifat teguh adalah sifat orang-orang beriman, dan kita dapati bagaimana keteguhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menyebarkan islam ini, dari dihina sampai diperangi.
Allah ta’ala berfirman:
يُثَبِّتُ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللّهُ مَا يَشَاءُ
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh[14] dalam kehidupan di dunia dan di akhirat ; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan berberbuat apa yang Dia kehendaki.” (Surat Ibrahim ayat 27)
3. PARA MUSUH SELALU MENANTIKAN KELENGAHAN KITA.
Adalah sebuah ketetapan dari Allah Ta’ala yaitu setiap orang yang menegakkan kebenaran pasti memiliki musuh, maka jangan sampai makar-makar mereka membuat kita lengah dari siap siaga, teruslah bersabar di atas jalan Allah dan teguhkan dirimu! Tidak ada kata negosiasi dengan mereka sampai Allah ta’ala memberikan jalan yang terbaik bagi kita semua.
_______________
Diringkas dan diterjemahkan dari artikel asli berbahasa arab pad situs Hisbah Saudi Arabia, Al Mohtasb.com
Link artikel asli: https://almohtasb.com/main/page.aspx?id=0316744&article_id=4922
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,