Kesalahan fatal yang sering terjadi pada sebagian wanita adalah bersumpah dengan selain nama Allah, karena hal itu termasuk syirik ashghar (kecil). Namun, jika orang yang bersumpah meyakini bahwa sesuatu yang ia jadikan sumpah tersebut mempunyai kedudukan yang sama dengan Allah atau bahkan lebih agung dari-Nya, maka syirik ashghar tersebut berubah menjadi syirik akbar (besar) yang dapat mengeluarkan pelakunya dari agama dan menjadikannya murtad dari dien (agama) Islam.
Dari Abdullah bin Umar, diriwayatkan bahwa ia berkata : saya pernah mendengar Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ
Barangsiapa bersumpah dengan selain nama Allah, maka ia telah berbuat kesyirikan (Shahih Sunan Abi Dawud, no. 2787 dan Shahih Sunan at-Tirmidzi, no. 1241)
Dari Abu Hurairah diriwayatkan bahwa ia berkata, Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
لاَ تَحْلِفُوا بِآبَائِكُمْ وَلاَ بِأُمَّهَاتِكُمْ وَلاَ بِالأَنْدَادِ وَلاَ تَحْلِفُوا إِلاَّ بِاللَّهِ وَلاَ تَحْلِفُوا بِاللَّهِ إِلاَّ وَأَنْتُمْ صَادِقُوْنَ
Janganlah kalian bersumpah dengan bapak-bapak kalian dan ibu-ibu kalian serta sekutu-sekutu (Allah). Janganlah kalian bersumpah kecuali dengan nama Allah, dan jangan pula kalian bersumpah kecuali berlaku benar (jujur) (Shahih Sunan Abu Dawud, no.2784 dan Shahih Sunan an-Nasai, no. 3529)
Contohnya seperti ucapan sebagian wanita ketika bersumpah,’Demi tanggunganmu, demi amanatmu, demi keperkasaanmu, ataupun demi rahmat bapakmu.”
Dari Buraidah diriwayatkan bahwa ia berkata, Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
مَنْ حَلَفَ بِالأَمَانَةِ فَلَيْسَ مِنَّا
Barangsiapa bersumpah dengan amanah, maka bukan termasuk golongan kami (Sunan Abi Dawud, no. 2788)
Juga seperti ucapan mereka ketika bersumpah,”Demi Nabi, Demi Ka’bah, demi kepala bapakmu, demi kemuliaanku, demi rahmat bapakku dan ruhnya, dan demi mushaf (al-Qur’an).” Kecuali bersumpah dengan ayat-ayat Allah, maka yang demikian itu dibolehkan karena termasuk bersumpah dengan salah satu sifat Allah, yaitu al-Kalam (firman). Di sini ada satu kaedah penting yaitu dibolehkan bersumpah dengan salah satu sifat Allah, namun tidak boleh berdoa dengan sifat-Nya. Engkau tidak boleh mengucapkan sama sekali, “Wahai Rahmat Allah, wahai Qudrah (Kemampuan) Allah ! , wahai kekuatan Allah, ataupun wahai ‘Izzah (Kemuliaan) Allah !. Jadi, boleh bersumpah dengan sifat Allah, namun tidak boleh meminta dengannya. Hal ini adalah perbuatan syirik, di mana banyak orang yang tidak mengetahui permasalahan ini dan amat sedikit yang mengetahuinya. Allah berfrirman :
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Allah memiliki asmaul husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna tersebut dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapatkan balasan apa yang telah mereka kerjakan (Qs. Al-A’raf : 180)
Dari Ibnu Umar diriwayatkan bahwa ia berkata, Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
اِحْلِفُوْا بِاللهِ وَبَرُّوْا, وَاصْدُقُوْا, فَإِنَّ اللهَ يَكْرَهُ أَنْ يَحْلِفَ إِلَّا بِهِ
Bersumpahlah kalian dengan nama Allah dan berbuat baiklah serta berlakulah jujur. Sebab, Allah tidak menyukai sumpah kecuali dengan menyebut nama-Nya (Diriwayatkan oleh as-Sahmi dalam Tarikh Jurjan, dan ats-Tsaqafi dalam ats-Tsaqafiyat)
Wallahu A’lam
Sumber :
Dinukil dari, “Mukhalafaat Nisaiyyah”, 100 Mukhalafah Taqa’u fiha al-Katsir Minan Nisa-i bi Adillatiha Asy-Syar’iyyah”, karya : Abdul Lathif bin Hajis al-Ghamidi (ei, hal. 21-22)
Amar Abdullah bin Syakir