Berkata Kotor dan Keji

Diantara perbuatan haram yang seringkali terjadi pada sebagian wanita adalah suka berkata keji dan kotor. Boleh jadi dia mengatakan suatu perkataan yang meluncur begitu saja, ternyata akan membuat cacat dien, akal dan kehormatannya. Dia tidak bisa menjaga diri dari sifat-sifat yang jelek dan ucapan-ucapan yang kotor. Lisannya hanya bisa mencela, mencerca dan menjelek-jelekkan, merendahkan dan menghina orang lain. Sehingga membangkitkan kedengkian, meledak-ledakkan emosi, mengobarkan permusuhan, dan menggelitik syahwat. Karena lisannya tersebut, terjadilah berbagai kejahatan yang hanya Allah saja yang maha mengetahui sedikit-banyaknya.

Dari Anas bin Malik –semoga Allah meridhainya- diriwayatkan bahwa ia berkata : Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

مَا كَانَ الْفُحْشُ فِي شَيْءٍ إِلاَّ شَانَهُ ، وَلاَ كَانَ الْحَيَاءُ فِي شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ.

Tiada perbuatan keji hinggap pada sesuatu kecuali akan menodainya, dan tiada rasa malu hinggap pada sesuatu kecuali akan menghiasinya. (Shahih Sunan at-Tirmidzi (II/189) (1608)

Dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya- diriwayatkan bahwa ia berkata, Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

الْحَيَاءُ مِنَ الْإِيمَانِ ، وَالْإِيمَانُ فِي الْجَنَّةِ ، وَالْبَذَاءُ مِنَ الْجَفَاءِ ، وَالْجَفَاءُ فِي النَّارِ

Rasa malu adalah bagian dari iman, dan iman itu akan mengantarkan ke Surga. Berkata kotor itu adalah termasuk akhlak yang jelek dan akhlak yang jelek itu akan mengantarkan ke Neraka (Shahih Sunan at-Tirmidzi (II/195) (1634)

Dari Abdullah bin Mas’ud diriwayatkan bahwa Nabi-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا اللَّعَّانِ وَلَا الْفَاحِشِ وَلَا الْبَذِيْءِ

Seorang mukmin itu bukanlah orang yang suka mencaci dan melaknat, berkata keji dan kotor (Shahih Sunan at-Tirmidzi (II/189) (1610)

Oleh karena itu, jagalah lisanmu sebelum mengantarkanmu kepada kebinasaan. Karena kebanyakan dosa adalah berawal darinya.

Dari Abu Wail diriwayatkan bahwa Abdullah bin Mas’ud –semoga Allah meridhainya- pernah naik ke bukit shafa, lalu memegang lisannya seraya berkata, “Wahai lisan ! Katakanlah yang baik, niscaya engkau akan beruntung, dan diamlah dari berkata buruk, niscaya engkau akan selamat sebelum engkau menyesal.” Kemudian ia berkata, “Saya pernah mendengar Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

أَكْثَرُ خَطَايَا ابنِ آدَمَ فِي لِسَانِهِ

Kebanyakan dosa anak Adam adalah disebabkan oleh lisannya (Diriwayatkan oleh ath-Thabraniy dan Abu Syaikh dalam ats-Tsawab dan al-Baihaqiy. Lihat Shahihut Targhib wat Tarhib (III/93) (2872)

Dari Harits bin Hisyam –semoga Allah meridhainya- diriwayatkan bahwa ia pernah berkata kepada Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- “Beritahukanlah kepadaku tentang sesuatu perkara yang aku bisa berpegang teguh dengannya.” Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Jagalah ini !” Beliau menunjuk ke arah lisannya. “ (Diriwayatkan oleh Thabrani. Lihat Shahihut Targhib wat Tarhib (II/87) (2864)

Wallahu A’lam

Sumber :

Mukhalafat Nisaiyyah, 100 Mukhalafah Taqa’u Fiihal Katsir Minan Nisa’ Bi Adillatiha Asy-Syar’iyyah, (e.i, hal. 197)

Amar Abdullah bin Syakir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *