Tamu agung tahun ini semakin dekat saja kedatangannya, walaupun ia singgah setiap tahun, namun bagi jiwa yang baik, akan menyukai moment penuh dengan ibadah, maka senantiasa kehadirannya dinanti dengan penuh rasa harap-harap cemas, berharap sambil merasa cemas, akankah masih diberikan umur oleh Allah Ta’ala untuk sekali lagi mereguk nikmatnya beribadah dibulan suci dan meraih ampunan dari-Nya.
Namun, untuk dapat memanfaatkan momentum bulan puasa dengan sebaik-baiknya, kita perlu dan wajib untuk mempersiapkannya, ibarat seorang mujahid yang ingin pergi ke medan jihad, tentu ia harus menyiapkan ketahanan tubuh dan persenjataannya, dan tak lupa melatih ketajaman bidikannya, jika tidak tentu ia akan melewati detik pertempuran dengan mental yang tak siap.
Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wa Sallam bersabda:
( طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَىْ كُلِّ مُسْلِمٍ ) . رواه ابن ماجه
“Menuntut ilmu wajib atas setiap muslim”. HR Ibnu Majah
Maka salah satu yang wajib kita persiapkan adalah kembali membaca buku-buku panduan beribadah dibulan puasa, atau mendengarkan ceramah-ceramah yang membahasnya, untuk apa? agar kita merefresh kembali maklumat yang telah kita tinggalkan hampir setahun lamanya, yang bisa jadi luput oleh panjangnya zaman.
Jadi, membekali diri dengan ilmu terkait tata cara pelaksanaan ibadah puasa, dari sahur hingga berbuka, dan kemudian dilanjutkan dengan shalat teraweh di masjid dan memperbanyak tilawah pada siang dan malamnya.
Mengapa kita harus memahami hukum-hukum yang terkait dengan puasa itu? agar puasa yang kita jalani tidak sia-sia, sehingga zahirnya puasa dari pagi hingga petang, namun hakikatnya ia hanya sekedar menahan lapar dan haus tanpa ada nilai ibadah padanya, mengapa? alasannya ada beberapa sebab:
1. Bisa jadi ia melakukan pembatal puasa tanpa ia ketahui hukumnya.
2. Menyepelekan hukum puasa ramadhan sehingga dengan mudahnya ia membatalkan puasa di siang hari tanpa uzur.
3. Atau ia melewati sepanjang hari puasa hanya dengan tidur dan bermalas-malasan, tanpa diisi dengan ibadah dan tilawah, sehingga puasanya tak ubah hanya sekedar menahan haus dan lapar.
4. Atau ia mengisi hari puasanya dengan hal yang negatif, seperti berghibah, nongkrong tanpa manfaat, dan sebagainya.
Maka untuk mendapatkan puasa yang berkualitas, hendaklah setiap kita menyiapkan diri dan membekalinya dengan pengetahuan yang cukup seputar ramadhan, karena hal itu sangat berpengaruh pada kualitas ibadah kita nantinya di sisi Allah Ta’ala, sebagaimana firman-Nya:
{قل هَلْ يَسْتَوِى الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ} [الزمر: 9].
Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”. (QS Az Zumar: 9)
Dan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa jika Allah Ta’ala mengkehendaki kebaikan bagi seseorang, maka IA akan memahamkan agama baginya, sebagai sabda beliau:
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ – ، وَإِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ. رواه البخاري
“Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan, maka akan ia pahamkan agamanya, dan sesungguhnya ilmu itu dipelajari”. (HR Bukhari)
Penulis Muhammad Hadrami