Begini Cara Makan Nabi Saat Berbuka Puasa

Apa petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebelum shalat maghrib di bulan Ramadhan? Apakah beliau makan makanan ringan terlebih dahulu kemudian shalat ataukan menyelesaikan makan kemudian baru shalat?

Jawaban :

Segala puji hanya milik Allah ta’ala, shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarganya serta para sahabatnya.

Mengenai petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam berbuka puasa, secara umum ada tiga:

Pertama, beliau biasa berbuka dengan kurma kering, jika tidak ada dengan kurma basah, jika tidak ada dengan air putih. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Tsabit Al-Banani bahwasanya ia mendengan Anas bin Malik berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّىَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

“Biasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berbuka puasa dengan ruthab sebelum shalat (Maghrib). Jika tidak ada ruthab (kurma muda) maka dengan tamr (kurma matang), jika tidak ada tamr maka beliau meneguk beberapa teguk air.” (HR. Abu Daud 2356, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud)

Kedua, beliau menyegerakan berbuka setelah terbenamnya matahari. Sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam:

لاَيَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

“Senantiasa manusia di dalam kebaikan selama menyegerakan bebuka.” (Hadits Riwayat Bukhari 4/173 dan Muslim 1093)

Ketiga, jika beliau makan, beliau tidak memenuhi perut beliau dengan makanan dan minuman. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا مَلأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنِهِ، بِحَسْبِ إِبْنِ آدَمَ لُقَيْمَاتٍ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لاَ مَحَالَةَ، فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ، وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ

“Tidak ada wadah yang paling buruk yang diisi manusia selain perutnya, cukuplah seorang anak Adam menyantap beberapa suap makanan saja yang dapat mengokohkan tulang punggungnya. Jika memang ia harus mengisi perutnya maka hendaknya ia mem-berikan sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Sumber : www.fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=127836

Penerjemah : Imam Jamal Sodik


Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel Hisbah.net di Fans Page Hisbah
Twitter @hisbahnet, Google+ Hisbahnet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *