Imam Malik –rahimahullah– menasehati Imam Syafii dan berkata:
إني أرى الله قد ألقى على قلبك نورا، فلا تطفئه بظلمة المعصية
“Sesungguhnya saya melihat bahwa Allah telah menganugerahkan cahaya dalam hatimu, maka janganlah engkau padamkan cahaya tersebut dengan kegelapan maksiat.” (Jawabul Kafi, hal. 140).
Imam Syafi’i –rahimahullah– berkata:
شكوت إلى وكيع سوء حفظي
فأرشدني إلى ترك المعاصي
وأخبــرنــي بــأن العلم نــــور
ونــور الله لا يهدى لعاصــي
“Saya mengeluh kepada Waki’ mengenai buruknya hafalanku, maka ia menunjukkanku untuk meninggalkan maksiat,
Dan ia berkata bahwasanya ilmu itu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada pelaku maksiat.” (Jawabul Kafi, hal 140)
Ibnul Mubarak –rahimahullah– berkata:
رأيت الذنوب تميت القلوب، وترك الذنوب حياة القلوب
“Aku melihat bahwa dosa itu mematikan hati, sedangkan meninggalkan maksiat dapat menghidupkan hati.” (Ad-Da’u wad Dawa’, hal 79).
Hudzaifah bin Yaman –radhiyallahu’anhu– berkata:
إذا أذنب العبد في قلبه نكت في قلبه نكتة سوداء يصير قلبه كالشاة الربداء
“Ketika seseorang melakukan dosa, maka dalam hatinya akan timbul titik hitam, yang (lama-kelamaan) akan menjadikan hatinya seperti kambing yang buta.” (Ad-Da’u wad Dawa’, hal 7).
Seorang penyair berkata:
إذا كنت في نعمة فارعها
فإن المعاصي تزيل النعم
وداوم عليها بشكر الإلـــه
فإن الإلــه ســريـع النـقــم
“Ketika engkau sedang berada dalam nikmat maka jagalah (nikmat itu), karena sesungguhnya maksiat itu mengikis nikmat.
Dan peliharalah ia dengan selalu bersyukur kepada sang Ilah (Allah), karena sesungguhnya Ilah itu cepat adzabnya.”
Penulis : Arinal Haq
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet