Batasan Komunikasi Dengan Lawan Jenis

Pertanyaan :

Bismillah
Ustadz ijin bertanya bagaimana cara kita berbicara dengan laki2 yg bukan mahrom agar tidak terjadi fitnah ? Misal saya terima tamu lalu apakah saya harus menyediakan minumannya kadang saya suka malu dan sungkan jika ada tamu laki2 ke rumah dan harus bertemu dengan tamu tersebut … bagaimana caranya ustadz ?

 

Jawab :

Alhamdulillah

Caranya, berbicaralah dengan baik, secara jelas, lugas dan tidak mendayu-mendayukan suara atau melembut-lembutkannya, dan berbicaralah seperlunya dan secukupnya.

Allah ﷻ berfirman

يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا

Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik (Qs. Al Ahzab : 32)

Yakini, wahai istri-istri Nabi, kalian dalam perkara keutamaan dan kedudukan tidak seperti wanita-wanita lain. Bila kalian mentaati Allah dan Rasul-Nya, menjauhi kemaksiatan kepada-Nya, maka jangan berbicara dengan orang-orang asing dengan suara lemah lembut yang membuat orang-orang yang berhati sakit berharap melakukan syahwat yang haram.

Ini adalah adab wajib atas setiap wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Dan ucapkanlah kata-kata yang jauh dari kecurigaan yang tidak diingkari oleh syariat. (At Tafsir Al Muyassar, 7/342)

Adapun terkait dengan menyuguhkan minuman atau makan sesuai dengan kemampuan shahibul bait untuk tamu, ini termasuk bagian dari bentuk memuliakan tamu yang diajarkan dalam syariat Islam. Nabi ﷺ menyuruh kita memuliakan tamu kita.

Nabi ﷺ bersabda

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia menyakiti (atau mengganggu) tetangganya. Dan, barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia memuliakan tamunya. Dan, barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam (HR. Al Bukhari)

Lantas, apakah Anda, sebagai seorang wanita yang harus menyuguhkan makanan atau minuman kepada tamu yang datang ke rumah Anda ?

jawabannya, tidak harus anda yang menyuguhkannya. Maka, hal itu bisa dilakukan oleh suami Anda misalnya dan andalah yang menyiapkannya. Atau, hal itu dilakuakn oleh saudara laki-laki Anda, misalnya.

Hal ini, diisyaratkan dalam kisah tamu yang berkunjung ke rumah Nabiyullah Ibrahim عليه السلام di mana tamu yang datang tersebut hakikatnya adalah malaikat namun menyerupai tampang seorang laki-laki, Nabiyullah Ibrahim عليه السلام sendirilah yang menyuguhkan makanan kepada tamunya tersebut, bukan istrinya.

Perhatikanlah firman Allah berikut

هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ الْمُكْرَمِينَ (24) إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلَامًا قَالَ سَلَامٌ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ (25) فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ (26) فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ (27) فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ (28) فَأَقْبَلَتِ امْرَأَتُهُ فِي صَرَّةٍ فَصَكَّتْ وَجْهَهَا وَقَالَتْ عَجُوزٌ عَقِيمٌ (29) قَالُوا كَذَلِكِ قَالَ رَبُّكِ إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيمُ الْعَلِيمُ (30)

Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan?

(Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: “Salaamun.” Ibrahim menjawab: “Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal.”

Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: “Silahkan anda makan.”

(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: “Janganlah kamu takut”, dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).

Kemudian isterinya datang memekik lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata: “(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul.”

Mereka berkata: “Demikianlah Tuhanmu memfirmankan” Sesungguhnya Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (Qs. Adz Dzariyat : 24-30)

Demikian, Wallahu A’lam

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya.

 

Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *