Termasuk kesalahan pendidik dan orang tua, adalah anak dilatih beramal ibadah untuk tujuan mendapat pujian manusia. Padahal, ibadah yang dinampakkan atau diperdengarkan demi mendapatkan pujian manusia adalah perbuatan riya’ dan sangat berbahaya. Ia dapat menghapus amal dan anak menjadi ketagihan karena ingin mendapatkan pujian lagi. Sebaliknya, jika tidak mendapatkan pujian, dia akan putus asa dan meninggalkan ibadahnya.
Di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah banyak sekali ancaman tentang bahaya riya’. Riya’ termasuk kedurhakaan hati yang amat berbahaya terhadap diri, amal dan umat. Ia juga termasuk dosa besar yang merusak.
Di antara bahaya riya’ ialah:
Riya’ lebih berbahaya bagi kaum muslimin daripada fitnah ad-Dajjal
Rasulullah ﷺ bersabda:
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِنْدِيْ مِنَ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ قَالَ قُلْنَا بَلَى فَقَالَ الشِّرْكُ الْخَفِيُّ أَنْ يَقُوْمَ الرَّجُلُ يُصَلِّيْ فَيُزَيِّنُ صَلاَتَهُ لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ رَجُلٍ
“Maukah aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih kutakutkan atas kalian daripada al-Masih ad-Dajjal?” Sahabat berkata, “Ya.” Rasulullah berkata, “Syirik Khafi (Riya); yaitu seseorang shalat, lalu menghiasi (memperindah) shalatnya, karena ada orang yang memperhatikan shalatnya.” (HR. Ibnu Majah: 4204, dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib no. 30)
Amal shalih akan hilang pengaruh baik dan tujuannya bila disertai riya’
Allah ﷻ berfirman:
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (٤) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (٥) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (٦) وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ (٧)
Maka celakalah bagi orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya’ dan mencegah (menolong dengan) barang yang berguna. (QS. al-Ma’un: 4-7)
Orang yang berbuat riya’ dan tidak mau menolong orang lain, karena shalat mereka tidak mempunyai pengaruh dalam hati mereka, sehingga mencegah kebaikan dari hamba-hamba Allah ﷻ. Mereka hanya menunaikan gerakan shalat dan memperindahnya, karena semua mata memandangnya, padahal hati mereka tidak memahami, tidak tahu hakikatnya serta tidak mengagungkan Allah. Karena itu, shalat mereka tidak berpengaruh terhadap hati dan amal. Riya’ menjadikan amal itu kosong tak ada nilainya.
Nabi ﷺ bersabda:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ الرِّيَاءُ ، يَقُوْلُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جَزَى النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ: اذْهَبُوْا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاؤُوْنَ فِيْ الدُّنْيَا ، فَانْظُرُوْا هَلْ تَجِدُوْنَ عِنْدَهُمْ جَزاَءً ؟!
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riya’. Allah akan mengatakan kepada mereka pada hari kiamat tatkala memberi balasan atas amal-amal manusia, ‘Pergilah kepada orang-orang yang kalian berbuat riya’ kepada mereka di dunia! Apakah kalian akan mendapat balasan dari sisi mereka?!’” (HR. Ahmad: 5/428-429, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no. 951)
Semoga keterangan singkat ini bermanfaat untuk kita semuanya. Aamiin…