Kasih sayang dan berlemah lembut kepada oranglain, serta bergaul dengan ucapan dan perbuatan yang baik termasuk perkara yang dicintai Allah ta’ala dan manusia. Suami-istri adalah orang yang paling tepat untuk berkasih sayang dan lemah lembut kepada pasangannya. Hendaknyamenggunakan ungkapan dan perbuatan paling lembut. Sebelum itu harus menggunakanperasaan paling jujur, dan ini akan menular pada anak-anak dan orang sekitar.Dengan inilah kehidupan rumah tangga akan terasa berbeda. Allah ta’alaberfirman,
وَاسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي رَحِيمٌ وَدُودٌ
Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. SesungguhnyaTuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih (Qs. Huud : 90) Ibnul Qayyim –semoga Allah merahmatinya- berkata : “ Maha Pengasih yaitu memberikan kasih sayang kepada hamba-Nya dengan nikmat-nikmat-Nya, yang mana Dia mengasihi siapa yang bertaubat dan kembali kepada Allah.” (at-Tibyaan Fii Aqsamil Qur’an, hal. 59) Allah memberikan kasih sayang kepada kita dengan nikmat dan karunia-Nya, padahal Dia tidak membutuhkan kita. Lalu bagaimana dengan kita yang membutuhkan-Nya, dan kita yang membutuhkan satu sama lain. Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,أَفْضَلُ الْأَعْمَالِ بَعْدَ الْإِيْمَانِ بِاللَّهِ التَّوَدُّدُ إِلَى النَّاسِ
Amalan yang paling utama setelah iman kepada Allah adalah berkasih sayang kepada manusia (Hadis Hasan, Shahih a-Jami’) Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda :أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ الْوَدُودُ ، الْوَلُودُ ، الْعَؤُودُ عَلَى زَوْجِهَا ، الَّتِي إِذَا آذَتْ أَوْ أُوذِيَتْ ، جَاءَتْ حَتَّى تَأْخُذَ بِيَدِ زَوْجِهَا ، ثُمَّ تَقُولُ وَاللَّهِ لاَ أَذُوقُ غُمْضًا حَتَّى تَرْضَى
Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang istri kalian dari penghuni Surga ? yaitu yang kasih sayang , banyak anak, cepat menyadari kesalahan terhadap suami, yang jika ia menyakiti atau merasa disakiti, dia akan datang hingga memegang tangan suaminya, lantas berkata,’Aku tak akan terpejam (tidur) hingga engkau ridha (Hadits hasan, Shahih al-jami’) Hadis ini menjelaskan keutamaan wanita shalihah yang berusaha mencari keridhaan suami, dan mengajaknya bicara dengan ungkapan yang lembut dan penuh cinta, meski suami sebagai pihak yang salah. Begitu pula dengan suami supaya ia berlemah lembut kepada istrinya, mencari keridhaan istri, meskipun istrinya yang salah kepadanya. Jangan sampai antara suami istri terdapat pemisah dan pembatas, sebab keduanya bagaikan satu tubuh. Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Perumpamaan kaum mukminin dalam kelembutan, kasih dan sayang mereka bagaikan satu jasad. Jika ada anggota tubuh yang merasakan sakit, maka seluruh jasad ikut merasakannya dengan begadang (tidak bisa tidur) dan demam (HR. Muslim) Wallahu a’lam Sumber : Dinukil dari “ Tis’un Wa Tis’una Fikrah li Hayah Zaujiyah Sa’idah”, karya : Dr. Musyabbab bin Fahd al-Ashimi (ei, hal. 76) Amar Abdullah bin Syakir