Ayo Jagalah Shalatmu!

Wahai sekalian manusia! Bertakwalah kalian kepada Allah, dan jagalah shalat-shalatmu. Hadirilah selalu shalat Jum’at dan shalat-shalat berjama’ah. Sebagaimana Rabb kalian telah memerintahkan kalian dengan hal itu, dan Rasul-Nya pun telah medorong kalian untuk melakukannya. Karena sesungguhnya shalat merupakan rukun Islam kedua setelah dua kalimat syahadat. Shalat merupakan tiang agama. Shalat merupakan pemisah antara seorang muslim dan seorang kafir. Shalat merupakan syiar para Nabi dan tanda orang-orang yang bertakwa. Shalat merupakan hubungan seorang hamba dan Tuhan semesta alam. Dan, shalat merupakan perkara yang sedemikian diperhatikan oleh para Nabi Shallallahu`alaihi wasallam
Ibrahima alaihi sholatuwa  berdoa seraya mengatakan,

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي.

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan shalat…(Ibrahim : 40)

Ibrahim Alaihi Salam juga mengatakan,

رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ الصَّلاَةَ.

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan shalat…(Ibrahim : 37)

Dan Allah Subhanahu Wata`ala telah berfirman,

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّا * وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ.

Dan ceritakanlah (Muhammad), kisah Ismail di dalam Kitab (al-Qur’an). Dia benar-benar seorang yang benar janji-Nya, seorang rasul dan nabi. Dan dia menyuruh keluarganya untuk (melaksanakan) shalat…(Maryam : 54-55)

Dan Allah subhanahu wata`ala telah berfirman tentang Zakariya

فَنَادَتْهُ الْمَلآئِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ.

Kemudian para malaikat memanggilnya, ketika dia berdiri melaksanakan shalat di Mihrab (Ali Imran : 39)

Dan Isa Alaihi Salam mengatakan,

قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا * وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا.

Dia (Isa) berkata, Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup (Maryam : 30-31)

Dan Allah Subhanahu Wata`ala telah berfirman kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu`Alaihi Wasallam penutup para Nabi,

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ * وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ.

Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah engkau diantara orang yang bersujud (Shalat). Dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu (al-Hijr : 98-99)

Dan Allah Subhanahu Wata`ala telah berfirman kepada beliau Shallallahu`Alaihi Wasallam

أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا * وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَى أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا.

Laksanakanlah shalat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakan pula shalat) Subuh. Sungguh, shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat). Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajjud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji. (al-Isra : 78-79)

Dan Allah Subhanahu Wata`ala juga telah berfirman kepada beliau Shallallahu`Alaihi Wasallam

(وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا).

Dan perintahkanlah kelurgamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya (Thaha : 132)

Sungguh Allah Subhanahu Wata`ala telah mewajibkan kepada ummat ini shalat lima kali dalam sehari semalam. Yang dilakukan pada waktu-waktu yang cocok, tidak menyebabkan terganggunya kemaslahatan-kemaslahatan mereka. Bahkan shalat-shalat yang diwajiban kepada mereka itu akan membantu mereka, agar mereka berulang kali berhubungan dengan-Nya, berdiri di hadapan-Nya, sehingga Dia Subhanahu Wata`ala menghadapkan wajah-Nya yang mulia kepada mereka, Dia Subhanahu Wata`ala mendengar doa mereka, dan mengijabah seruan mereka, mengampuni dosa-dosa mereka, dan mengangkat derajat-derajat mereka.

Dan, Nabi Shallallahu`Alaihi Wasallam mengumpamakan shalat lima waktu ini dengan sungai yang mengalir di depan pintu rumah seorang muslim, di mana ia mandi di sungai tersebut lima kali dalam sehari semalam. Sehingga ia terus menjadi bersih, tidak ada kotoran yang melekat pada badannya. Maka, demikian pula shalat lima waktu, seorang hamba membersihkan diri dari dosa-dosa. Dan kebersihan ini terus saja ada pada dirinya sepanjang ia menjaga shalat.

Shalat yang pertama : shalat Subuh. Dengan shalat tersebut, seorang hamba membuka harinya. Dan shalat tersebut menjadi pelindung baginya dari setan, dan memberikan pertolongan kepadanya dalam mencari kebaikan-kebaikan. Setelah shalat Subuh, seorang hamba bertolak menuju kepada amal-amal dunianya, dalam keadaan penuh semangat, dan jiwa yang baik.

Dan bila ia melakukan sebagian kesalahan dan dosa di tengah aktivitasnya di siang hari, datanglah shalat Zhuhur dan shalat Asar. Maka, dengan sebab kedua shalat tersebut, Allah Subhanahu Wata`ala menghapuskan kesalahan yang dilakukannya, dan dengan sebab kedua shalat tersebut pula Allah Subhanahu Wata`ala akan menghapus kesalahan-kesalahannya.

Kemudian datang shalat Maghrib. Dengannya, seorang hamba membuka malamnya. Dan, dengan (sebab) shalat tersebut Allah Subhanahu Wata`ala menghapus kesalahan-kesalahan yang dilakukannya antara shalat tersebut dan shalat Ashar.

Kemudian, datang shalat Isya, sebagai penutup untuk amalnya sehari-hari. Dan dengan (sebab) shalat tersebut, Allah Subhanahu Wata`ala akan menghapus kesalahan-kesalahan yang dilakukan antara shalat tersebut dan antara shalat Maghrib.

Kemudian, seorang hamba tidur setelah shalat Isya sedangkan dosanya telah diampuni. Sehingga ia tidur di atas ampunan Allah Subhanahu Wata`ala baginya. Allah Subhanahu Wata`ala berfirman,

وَأَقِمِ الصَّلاَةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ.

Dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah). (Hud : 114)

Dan, Nabi Shallallahu`Alaihi Wasallam telah mengabarkan bahwa shalat-shalat yang lima waktu itu merupakan penghapus dosa dan kesalahan yang terjadi antara waktu shalat-shalat tersebut apabila dosa-dosa besar dijauhi.

Jadi, shalat-shalat yang lima waktu, dengannya Allah Subhanahu Wata`ala hanya menghapus dosa dan kesalahan yang kecil saja.

Adapun dosa-dosa yang besar, yaitu, apa-apa yang disebutkan sangsi hukumannya di dunia atau disebutkan ancamannya di akhirat, seperti riba, dusta, curang dalam bermuamalah, kesaksian palsu, maka hal itu tidak dihapuskan kecuali dengan bertaubat darinya.

Maka, Anda-wahai seorang Muslim-pasti membutuhkan kepada shalat lima waktu ini, dan tidak akan lurus agama bagimu melainkan dengannya. Bahkan, seorang tidak dianggap sebagai seorang muslim melainkan dengan menegakkannya. Allah Subhanahu Wata`ala berfirman,

فَإِن تَابُواْ وَأَقَامُواْ الصَّلاَةَ وَآتَوُاْ الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ.

Dan jika mereka bertaubat, melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, maka (berarti mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. (at-Taubat : 11)

 

Wallahu A’lam

 

Sumber :

Al-Hatstsu ‘Ala al-Muhafazhah ‘Ala ash-Shalat, Dr. Shaleh bin Fauzan al-Fauzan Hafidzahullahu Ta`ala

Amar Abdullah bin Syakir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *