Awas!!! Pahala Anda Terkikis Karena Status

“Alhamdulillah shalat tahajjud tadi malam begitu nikmat.”

“Di Bulan Ramadan kali inipun aku mampu mengkhatamkan al-Qur’an untuk yang kesekian kalinya.”

“Sholat dhuha pagi ini begitu menenangkan hati.”

“Semoga uang yang aku sedekahkan ini bermanfaat walau hanya sepuluh ribu.”

Apakah anda salah satu pengguna media sosial seperti facebook, twitter, dan semacamnya? Pernahkah anda membaca status-status seperti diatas? Ataukah anda pernah menulis status semacam diatas? Begitu menyenangkan hati bukan? ada rasa bangga tersendiri terhadap ibadah yang telah anda laksanakan karena orang lain akan memandang anda sebagai orang yang sholeh atau rajin beribadah, bukankah begitu? Tanpa disadari anda telah melewati jalan menuju riya’ yang merupakan pengikis bahkan penghilang pahala amal sholeh yang telah anda publikasikan.

Perlu kita ketahui bahwa setan memiliki banyak perangkap untuk menggugurkan pahala amalan anak Adam. Memamerkan amal sholeh adalah salah satu perangkap terampuh bagi setan untuk menjerumuskan anak Adam, sehingga ia hanya akan memperoleh lelah dan capek dari ibadahnya tanpa memperolah pahala apapun. Perangkap yang satu ini memang begitu menggiurkan, karena jangkauannya sangat luas dan mendunia, pujian yang terlihat baik dengan amal sholehnya akan dapat menuai banyak pujian.

Perlu kita sadari selalu, bahwasanya Allah subahanahu wa ta’ala hanya akan menerima ibadah yang dilaksanakan dengan ikhlas dan benar, tanpa keduanya amalan anak Adam hanyalah lelah dan capek tanpa menuai apapun dari pahala amalan yang dilakukannya, rugi bukan? begitu lancang kita jika mengharapkan dunia dengan menggunakan amalan akhirat!

Allah subahanahu wa ta’ala hanya akan menerima dan membalas amal sholeh yang ditujukan kepadaNya semata, dan Ia akan menolak segala bentuk amalan yang ditujukan kepada selainNya. Barangsiapa yang beramal sholeh karena mengharap ganjaran dari Allah subahanhu wa ta’ala maka Ia akan membalasnya dengan balasan yang berlipat ganda, dan barangsiapa yang beramal dengan tujuan yang lain, maka Allah akan menyerahkannya kepada tujuan tersebut dan ia tidak akan mendapatkan apa-apa.

Riya’ atau beramal karena mengharapkan pujian manusia memang hal yang terselubung didalam hati dan hanyalah Allah yang tahu, namun ia akan tampak ketika ditampakkan oleh orang yang hatinya terjangkit penyakit riya’. Seseorang yang secara lahir terlihat khusyuk dalam sholatnya belum tentu sudah bebas dari riya’, apalagi orang yang sengaja mempublikasikan amalannya pada media sosial atau media-media lainnya.

Facebook, twitter ataupun media sosial lainnya yang bersifat maya merupakan pintu besar bagi setan untuk menggoda kita memerkan amal sholeh. Apalagi jaringan yang dapat dijangkau begitu luas dan mendunia, siapapun bisa membaca tulisan yang kita tulis bahkan orang yang ada diujung duniapun.

Manusia dan jin diperintahkan untuk beribadah demi mengharap ridha dan pahala dari Allah subahanhu wa ta’ala semata dan jauh dari tujuan-tujuan lain yang bersifat duniawi, hal ini dinamakan dengan ikhlas. Ikhlas merupakan salah satu syarat diterimanya amal yang tanpanya amalan akan sirna sia-sia tak bernilai apapun dihadapan Allah subhanahu wa ta’ala. Perintah untuk ikhlash banyak sekali dalam al-Qur’an, salah satunya adalah firman Allah subahanahu wa ta’ala:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus [1595]…” (QS. Al-Bayyinah)

Para mufassir menjelaskan maksud ‘Lurus’ dalam ayat ini berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.

Wallahu a’lam

Penulis: Arinal Haq

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *