Iman kepada Hari Akhirat (1)
Kita beriman kepada hari akhirat, yaitu hari kiamat, di mana setiap manusia dihidupkan kembali untuk hidup yang kekal. Ada yang masuk Surga dengan segala kesenangannya dan ada pula yang masuk Neraka dengan segala azab dan siksaan yang pedih.
Maka kita mempercayai hari kebangkitan kelak, yaitu di kala Allah menghidupkan manusia kembali di waktu Malaikat Israfil meniup sangkakala (terompet) yang kedua kali. Firman Allah,
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ [الزمر : 68]
Dan ditiuplah sangka kala, maka matilah siapa yang di langit dan yang di bumi kecuali yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri bangkit menunggu putusannya masing-masing (Qs. Az Zumar : 68)
Manusia sama-sama bangkit dari kuburnya masing-masing menghadap Allah Tuhan semesta alam, dengan keadaan sebagaimana ia dilahirkan ke bumi dengan kaki telanjang dan tidak berpakaian sehelai benang pun serta dengan kemaluan yang belum dikhitan. Sebagaimana firman Allah azza wajalla,
كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ [الأنبياء : 104]
Sebagaimana Kami memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Inilah suatu janji yang pasti Kami tepati, sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakan (Qs. Al-Anbiya : 104)
Kita mempercayai bahwa kelak di hari akhirat, kepada kita akan diperlihatkan apa-apa yang telah kita kerjakan di atas dunia, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala,
فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ (7) فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا (8) وَيَنْقَلِبُ إِلَى أَهْلِهِ مَسْرُورًا (9) وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ (10) فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًا (11) وَيَصْلَى سَعِيرًا (12) [الإنشقاق : 7 – 12]
Adapun orang yang diberikan kitabnya sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah dan dia akan kembali kepada kaum keluarganya (kelompoknya) dengan gembira. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang maka dia akan berteriak : “Celaka aku!’, dan dia akan masuk api neraka yang menyala-nyala (Qs. Al-Insyiqaq : 7-12)
Dan firman Allah, subhanahu wa ta’ala,
وَكُلَّ إِنْسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُورًا (13) اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا (14) [الإسراء : 13 ، 14]
Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya, sebagaimana tetapnya kalung pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari Kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. “Bacalah kitabmu ! cukuplah dirimu sendiri yang membuat perhitungan atas dirimu pada waktu ini.” (Qs. Al-Isra : 13-14)
Dan kita meyakini bahwa timbangan akan dilakukan pada hari Kiamat, maka segala sesuatu akan ditimbang dengan seadil-adilnya. Firman Allah, subhanahu wata’ala,
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar zarrah (atom), niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya pula (Qs. Az Zaljalah : 7-8)
Dan firman Allah –subhanahu wa ta’ala-,
فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (102) وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ (103) تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ (104) [المؤمنون : 102 – 104]
Barangsiapa yang berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsipa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri. Mereka kekal di dalam Neraka Jahannam. Muka mereka dibakar api Neraka dan mereka (di dalam Neraka itu) dalam keadaan cacat.” (Qs. Al-Mukminun : 102-104)
Dan firman-Nya,
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ [الأنعام : 160]
Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya pahala sepuluh kali lipat amalnya, dan baransiapa membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan) (Qs. Al-An’am : 160)
Wallahu a’lam
Bersambung, insya Allah
Sumber :
Dinukil dari: “ Aqidah Ahlu as-Sunnah Wal Jama’ah “, Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin-semoga Allah merahmatinya. (E.I, hal. 68-71)
Amar Abdullah bin Syakir