Dulu ketika Islam masih memegang nahkoda peradaban dunia, jangankan tentang kemajuan ilmu pengetahuan yang orang-orang barat belajar kepada umat islam, sampai kepada tren pakaianpun wanita-wanita barat meniru hijab kaum muslimah, bukan sekedar membeo, akan tetapi mereka juga memahami hakikatnya, yaitu sebagai penutup kehormatan dan kemuliaan seorang wanita, dan dijaman tersebut, tidaklah ada wanita yang mengumbar aurat kecuali seorang wanita kelas rendahan atau memang murahan.
Jaman cepat berubah, kendali umat islam telah direbut mereka, kini mereka yang memainkan opini, bahwa pakaian berkelas itu adalah yang mengekspos indahnya tubuh seorang wanita, dan pakain lebar dan cadar adalah lambang kemunduran.
Menyambung tulisan sebelumnya, pada bagian terakhir ini kita akan kupas beberapa opini rusak yang dimainkan kaum kuffar ditengah komunitas muslim kita, dengan harapan semoga menjadi pencerahan bagi jiwa yang selama ini merindukan cahaya hidayah.
7. Nanti Saja, Ketika Sudah Tua dan Ingin Berangkat Haji
Malaikat Maut setiap hari berdiri didepan pintu rumahmu, tegak siap untuk menerima perintah cabut nyawa setiap waktu, Allah Ta’ala berfirman:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu (ajal); maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.”. (QS Al A’raf; 34)
Kematian tak mengenal batasan usia, tak membedakan antara yang sehat maupun yang sakit, bisa jadi ia menghampiri detik ini juga sedangkan engkau masih menantang perintah dengan aurat yang engkau buka. Wahai muslimah, sudah saatnya engkau segera menjawab perintah ilahi, jangan sekalipun kau melupakan-Nya jika kau tidak ingin dilupakan oleh-Nya kelak dihari akhir, sebagaimana firman-Nya:
نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ
“Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka.” (QS At Taubah: 67)
Maka janganlah perpanjang anganmu, pikirkan keadaan saat ini bilamana ia menjadi detik terakhirmu, apa yang akan engkau katakan kepada-Nya di sidang pertanggungjawaban kelak?
8. Takut Dicemooh
Kelak di akhirat ada dua golongan manusia, satu golongan berada di surga, yaitu mereka yang menolong agama Allah Ta’ala dengan mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, dan golongan yang kedua adalah ahli neraka, merekalah kelompok syaithan yang membangkang kepada Ar Rahman dan berbuat kerusakan, merekalah yang dimaksud oleh firman-Nya:
(قَالَ اخْسَأُوا فِيهَا وَلا تُكَلِّمُونِ إِنَّهُ كَانَ فَرِيقٌ مِنْ عِبَادِي يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ فَاتَّخَذْتُمُوهُمْ سِخْرِيّاً حَتَّى أَنْسَوْكُمْ ذِكْرِي وَكُنْتُمْ مِنْهُمْ تَضْحَكُونَ)
“Allah berfirman: “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku. Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia): “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik. Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu mentertawakan mereka.” (QS Al Mukminun: 110)
Jadi saudariku, maukah engkau sedikit bersabar sehingga nantinya engkau berada di golongan pertama, atau engkau lebih sudi menjadi bagian golongan kedua hanya karena mementingkan penilaian manusia?
9. Malu Memakainya
Malu? Justru harusnya lebih malu kepada Sang Pencipta daripada ke sesama makhluk, sebagaimana juga harus lebih takut kepada-Nya. Dan perkataan tersebut merupakan logika tak sehat dan terbalik, karena orang yang sehat akalnya maka ia malu ketika auratnya dilihat orang lain, bukan malah memamerkannya dengan harga murah yang dapat dinikmati oleh siapapun.
Terakhir sebagai penutup, mari kita berbicara dari hati ke hati, jujurlah dengan dirimu sendiri, dengarkan kata hatimu yang secara fitrah adalah bersih. Engkau hidup untuk dirimu bukan? bukan untuk orang lain. orang-orang yang engkau sungkan kepada mereka untuk menjadi diri sendiri, apakah engkau yakin bahwa mereka benar-benar perhatian kepadamu? Atau jangan-jangan hanya sekedar hubungan kerja, teman satu sekolah, dan sebagainya.
Yakni ketika engkau kesusahan adakah mereka benar-benar tulus membantu? Ketika engkau merasa sendiri adakah mereka menemanimu sepanjang hari?
Maka renungilah hakikat kehidupan dunia ini, ia fana tak abadi, sejatinya masing-masing berpikir untuk dirinya sendiri, kecuali orang-orang saleh dan salehah, mereka hidup untuk mencari sebanyak mungkin teman untuk tinggal bertetangga di surga kelak.
Sekali lagi, jujurlah kepada diri anda sendiri…
عوائق في طريق الحجاب
كتبه الدكتور محمد حاج عيسى الجزائري
Muhammad Hadhrami Achmadi |