Apa Sih Syukur Itu?

Kebanyakan orang menganggap bahwa syukur adalah cukup dengan lisan atau dengan memuji Allah ta’ala saja, tanpa dibarengi dengan perbuatan. Tentu ini anggapan yang keliru. Hakikat syukur lebih luar daripada itu.

Ibnu Qoyyim berkata tentang pengertian syukur :

“Syukur adalah menampakkan kenikmatan Allah pada lisannya: dengan pujian dan pengakuan (bahwa kenikmatan itu dari Allah), pada hatinya: dengan persaksian dan kecintaan. pada anggota badannya: dengan ketundukan dan ketaatan.”

Nikmat Allah kepada makhlukNya terlalu besar untuk dihitung, terlalu banyak untuk diingat dan terlalu indah untuk dilihat. Oleh karenanya, sulit pula untuk mensyukurinya dengan syukur yang sempurna. Allah ta’ala berfirman:

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nahl: 18)

Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata:

“Hendaklah seorang hamba melihat berbagai kenikmatan Allah kepadanya, anggota tubuh, pendengaran, penglihatan, kedua tangan, kedua kaki dan lain sebagainya. Tidaklah pada semua itu kecuali terdapat kemikmatan Allah ta’ala. Maka kewajiban seorang hamba adalah mempergunakan kenikmatan pada anggota badannya untuk ketaatan kepada Allah.

Hendaknya seorang hamba juga memperhatikan nikmat berupa kelapangan rizki serta mempergunakan rizki yang telah Allah berikan kepadanya untuk ketaatan kepada Allah. Ketika seorang hamba melakukan hal itu, sungguh ia telah mensyukuri dengan syukur yang sesungguhnya.”

Sumber : Kitab Ath-Thoriq Ila Asyukri An-Ni’am, Divisi Ilmiah Daar Ibnu Khuzaimah.


Penerjemah : Imam Jamal Sodik

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel Hisbah.net di Fans Page Hisbah
Twitter @hisbahnet, Google+ Hisbahnet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *