Pada bagian pertama tulisan ini telah aku sebutkan kepadamu beberapa faedah dari ihtisab, berusaha untuk menggapai pahala dalam aktivitas keseharian, di mana faedah-faedah tersebut takkan pernah dicapai oleh mereka yang tak pernah berharap untuk menggapai pahala.
Berikut ini aku sebutkan beberapa faedah lainnya dari ihtisab tersebut. Semoga bermanfaat dan semakin memotivasi kamu untuk melakukan ihtisab dalam aktivitas keseharianmu. Amin
13. Di antara faedah ihtisab yang akan kamu gapai di dunia atau yang kamu simpan untuk kehidupan akhirat nanti adalah, jika kamu menjadikan ridha Allah dan mendekatkan diri kepadaNya sebagai cita-citamu, dengan gigih dalam menjalankan ibadah-ibadah yang beragam, sesungguhnya balasan akan datang sesuai dengan beragam tindakan yang dilakukan.
Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam– bersabda,
وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ, جَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ
وَمَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَّعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ اللهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ
Barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai cita-citanya, maka Allah akan memporak-porandakan urusannya, dan memperlihatkan kefakiran di depan matanya, dan dia tidak akan mendapatkan dunia kecuali yang telah tertulis untuknya.
Dan barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tuajuan dan cita-citanya, maka Allah akan menetapkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya dan dunia akan datang kepadanya dengan cemerlang. (HR. Ahmad, V/138. Hadis ini dinyatakan shahih oleh syaikh al-Albaniy dalam kitabnya, Shahih at-Targhib)
Lalu bagaiamana pendapatmu dengan seseorang yang senantiasa mengharap pahala dari Allah azza wa jalla dalam setiap perbuatannya ?
Tidakkah ia termasuk orang yang senantiasa mengharap akhirat ?
Jika bukan demikian, lalu apa …
Ia adalah jiwa yang hidup dan bernafas, merasakan getaran ibadah dalam setiap gerak dan diamnya. Mengharap balasan dari Allah semata. Maka Allah melapangkan dan menjadikannya bahagia. Memudahkan baginya urusan dunia dan akhirat. Maka jadikanlah akhirat sebagai tujuanmu. Pagi dan petang engkau senantiasa berfikir; bagaimana aku bisa mendapatkan ridha Rabbku ? Apa yang akan aku lakukan hari ini ?14. Ihtisab akan mengangkat derajatmu di hadapan Rabbmu.
Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam– pernah berkata kepada Sa’ad bin Abi Waqqash-semoga Allah meridhainya-,
إِنَّكَ لَنْ تُخَلَّفَ فَتَعْمَلَ عَمَلاً صَالِحًا ، إِلاَّ ازْدَدْتَ بِهِ دَرَجَةً وَرِفْعَةً
Sesungguhnya kamu tidak akan tertinggal. Maka berbuatlah sesuatu demi mengharap ridha Allah, niscaya kamu akan mendapatkan derajat dan pangkat yang bertambah … (HR. al-Bukhari)
15. Ketika kamu sudah terbiasa dan kontinyu melakukan ihtisab terhadap amal-amal shaleh, maka kamu akan tetap mendapatkan pahala saat kamu tidak dapat melaksanakannya karena adanya halangan-halangan yang bersifat syar’i.
Jangan heran ! karena sesungguhnya karunia Allah itu sangat luas.
Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam– bersabda,
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ ، أَوْ سَافَرَ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ صَحِيحًا مُقِيمًا
Ketika seorang hamba sakit atau bepergian, maka dia akan diberi pahala (amal) seperti ketika dia (beramal) tatkala sedang sehat atau tidak bepergian (HR. al-Bukhari)
Apakah kini kamu bersemangat melakukannya ?
Sahabat Umar bin Khaththab pernah berkata :
“Wahai manusia, bersungguh-sungguhlah dalam pekerjaanmu. Barangsiapa melakukan hal itu, maka ia akan mendapatkan pahala dari pekerjaannya dan pahala kesungguhannya sekaligus.”
Wallahu A’lam
Sumber :
Kaifa Tahtasibiina al-Ajr Fii Hayaatiki al-Yaumiyyah, Hana’ binti Abdul Aziz Ash-Shanii’, ei,hal. 49-51.
Amar Abdullah bin Syakir