Ancaman Al Qur’an Atas Pelaku Kesyirikan

Syirik adalah menyamakan makhluk dengan Allah dalam hal yang khusus hanya milik-Nya. Ada tiga hak utama Allah:
1. Hak Rububiyah: mencakup penciptaan, pengaturan alam, penguasaan, dan pengabulan doa.
2. Hak Uluhiyah: hak untuk diibadahi, dijadikan alasan untuk doa, bantuan, perlindungan, serta harapan, ketakutan, dan kecintaan.
3. Hak Kesempurnaan: berkaitan dengan nama dan sifat Allah yang sempurna.
Orang yang berbuat syirik tidak mengakui keesaan Allah dan bergantung pada selain-Nya, dan ini merupakan perbuatan paling dibenci oleh Allah.
Syaikh Abdurrahma Assa’di mengatakan:

حقيقة الشرك بالله: أن يعبد المخلوق كما يعبد الله، أو يعظم كما يعظم الله، أو يصرف له نوع من خصائص الربوبية والإلهية

Pengertian syirik kepada Allah adalah menyembah makhluk seperti menyembah Allah, atau mengagungkannya seperti mengagungkan Allah, atau mengarahkan sebagian sifat rububiyah dan ilahiyah kepada makhluk. (Tafsir Assa’di)
Dan Islam datang bukan hanya memerintahkan agar menyembah Allah Ta’ala, akan tetapi juga agar seorang muslim tidak menyembah selain-Nya. Allah Ta’ala berfirman:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

“Sembahlah Allah semata dan janganlah berbuat syirik kepada Allah dengan sesuatu apa pun.” (QS. An Nisa: 36)
Mengapa demikian? Karena seorang hamba ketika berbuat syirik artinya dia berbuat zalim kepada penciptanya, yaitu Allah Ta’ala. Karena ibadah adalah hak Allah, maka sebuah kezalimanlah jika ibadah tersebut diberikan kepada selain-Nya.
Allah Ta’ala telah menyebutkan hal itu:

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Ketika Luqman menasihati anaknya, dia berkata, ‘Wahai anakku, janganlah Engkau berbuat syirik, karena syirik adalah kezaliman yang paling besar’.” (QS. Luqman: 13)



Jadi, seseorang yang mengaku muslim namun berbuat syirik, artinya dia tidak beriman kepada Allah Ta’ala, karena masih menyekutukan-Nya dengan yang lain. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka dosanya tidak terampuni.
Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا </دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya, dan Dia akan mengampuni dosa lain yang berada di bawah tingkatan syirik bagi siapa saja yang dikehndaki oleh-Nya.” (QS. An Nisaa’: 48
Dan Surga haram atasnya karena kekufurannya, Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ

“Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sesungguhnya Allah telah mengharamkan surga baginya dan tempat kembalinya adalah neraka, dan tiada seorang penolongpun bagi orang-orang zhalim tersebut.” (QS. Al Maa’idah: 72)
Maka, Saudaraku, penting untuk kita memahami bahwa syirik adalah dosa terbesar yang dibenci Allah. Kita harus menjaga keimanan kita dengan tidak menyamakan makhluk dengan-Nya, karena segala sesuatu terjadi atas izin Allah Ta’ala.
Ibadah kita harus hanya ditujukan kepada Allah, dengan penuh keyakinan dalam doa dan harapan. Ingatlah bahwa Allah adalah Zat yang Maha Sempurna, dan tidak ada yang sebanding dengan-Nya.
Meninggalkan syirik adalah langkah menuju kebahagiaan sejati, yaitu agar dapat masuk ke surga-Nya kelak. Mari kita bersihkan hati dari segala bentuk penyekutuan dan fokus pada ibadah hanya kepada Allah. Ajaklah keluarga dan sahabat untuk bersama-sama menjaga keimanan ini.
Semoga Allah selalu melindungi kita dari syirik dan memberi kita kekuatan untuk beribadah kepada-Nya semata.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *