Anak adalah amanah bagi kedua orang tua dan keduanya akan bertanggung jawab di hadapan Allah. karenanya, keduanya harus berbuat terbaik dalam mendidiknya agar ia menjadi simpanan di dunia dan akhirat. Rasulullah bersabda,
“Bila manusia mati maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara ; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Para orang tua kebanyakan mengeluhkan anak-anak mereka yang tidak mau mengerjakan shalat. Mereka mengaku sering menasehati dan membentak anak mereka akibat menelantarkan shalat.
Para orang tua ini patut diberikan pujian atas kepekaan agama mereka. Hanya saja perlu kita jelaskan, bahwa mereka terlambat dalam mendorong anak mereka mengerjakan shalat. Nabi bersabda,
“Perintahkan anak-anakmu mengerjakan shalat saat mereka berumur tujuh tahun. Pukullah mereka –dengan pukulan yang tidak menyakitkan-saat mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Abu Dawud)
Seandainya para orang tua melaksanakan wasiat Nabi ini, niscaya keinginan mereka akan terwujud, yakni, ketekunan anak melaksanakan shalat di mana ia telah terbiasa melakukannya sejak kecil, saat masih mudah dibina dan patuh.
Ada juga sebab lain mengapa anak meninggalkan shalat meski ini sudah dibiasakan sejak dirinya masih kecil. Yaitu pergaulannya dengan teman yang buruk, karena orang tua tidak menyeleksi mereka, atau menyekolahkan anak di sekolah-sekolah yang tidak islami, guru-gurunya tidak bermoral dan tidak shalih. Hendaknya orang tua meningkatkan perhatian mereka kepada anak sejak kecil hingga besar. Sesungguhnya tanggung jawab keduanya besar. Nabi bersabda,
“Kalian semua adalah pemimpin dan masing-masing akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang ayah memimpin keluarganya dan akan ditanya mengenai yang dipimpinnya. (al-Hadis)
Sebab berikutnya adalah lemahnya aqidah anak. Sesungguhnya ini menjadi keharusan hingga seorang muslim shalat dengan membawa keyakinan agama yang benar. Aqidah ini membutuhkan wawasan Islam. Maka orang tua wajib memberikan bekal aqidah ini untuk anak-anak mereka di sekolah dan di rumah.
Seorang wali murid pernah mendatangi saya. Terjadi perbincangan antara kami seputar pentingnya perhatian para orang tua terhadap anak-anak mereka terkait pendidikan agama. Ia berharap agar saya bertandang ke rumahnya pada hari yang telah ditentukan guna memberikan bimbingan kepada anak-anaknya yang masih pelajar. Alangkah bagusnya andai semua orang tua menempuh jalan seperti wali murid ini.
Menanamkan aqidah pada anak membutuhkan keahlian sekaligus ketelitian. Selalu menakut-nakuti mereka dengan siksa Allah dan neraka merupakan langkah yang tidak disarankan. Sebaiknya. Mereka harus dibentuk agar cinta kepada sang pencipta dan mengarahkan agar memikirkan keajaiban alam serta nikmat yang ada di dalamnya yang ditundukkan oleh Allah semuanya untuk manusia. Selain itu, disediakan kepada mereka semua yang disenangi jiwa dan disukai mata pada hari Kiamat kelak bila mereka termasuk orang-orang yang shalih.
Melatih anak agar mau mengerjakan shalat membutuhkan kebijaksanaan dan kesabaran. Teladan baik sejak dini adalah sebaik-baik perkara yang memberikan faedah dalam pembicaraan ini. Orang tua yang tekun melaksanakan shalat sudah barang tentu anak-anak akan mencontoh mereka, dan niscaya anak akan menjadi penyejuk pandangan mereka berdua.
Wallahu A’lam
Sumber :
Naqa’ishul Athfal wa Thariqu Ishlahiha, Mahmud Mahdi Al-Istambuli, ei, hal. 26-30.
Amar Abdullah bin Syakir
Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: MDH tv (Media Dakwah Hisbah )
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor