وَٱلمُؤمِنُونَ وَٱلمُؤمِنَٰتُ بَعضُهُم أَولِيَاءُ بَعض يَأمُرُونَ بِٱلمَعرُوفِ وَيَنهَونَ عَنِ ٱلمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَٰئِكَ سَيَرحَمُهُمُ ٱللَّهُ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيم
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah: 71).
Setelah Allah menyebutkan sifat-sifat orang munafik yang salah satunya adalah menyeru kepada kemungkaran dan mencegah kebaikan sebagaimana yang sudah kami uraikan dalam artikel yang berjudul ‘Sifat Orang Munafik’, Ia melanjutkan dengan penyebutan 4 sifat orang mukmin sejati sebagai kebalikan dari sifat orang-orang munafik yaitu; menyeru kepada kebaikan & mencegah kemungkaran, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan rasulnya.
Ini mengisyaratkan bahwa salah satu perbedaan yang paling menonjol antara orang munafik dengan orang beriman, orang munafik senantiasa menyeru kepada keburukan dan memalingkan dari kebaikan sedang orang beriman menyeru kepada kebaikan dan mencegah keburukan.
Ayat ini juga menunjukkan akan pentingnya amar ma’ruf nahi mungkar dalam suatu komunitas masyarakat. Jika tidak ada amar ma’ruf nahi mungkar maka masyarakat akan rusak, orang yang tidak sholat tidak ada yang mengajaknya untuk sholat, yang tidak puasa tidak ada yang menasehatinya untuk berpuasa, mereka yang sudah wajib zakat dan tidak berzakat juga tidak ada yang mengingatkannya, yang mencuri dan merampok atau meminum minuman keras juga tidak ada yang melarang. Bayangkan jika itu semua dibiarkan dan tidak ada langkah amar ma’ruf nahi mungkar untuk menumpas atau meminimalisir kemungkaran yang ada, bagaimana nasib anak bangsa kedepan? bagaimana dengan agama islam islam yang kita anut? Mungkin hanyalah tinggal simbol tanpa makna, islam hanyalah sebagai label agama tanpa terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Agar itu tidak terjadi, maka Allah mensyariatkan amar ma’ruf nahi mungkar. Sebanyak apapun kerusakan yang ada didalam suatu umat jika amar ma’ruf nahi mungkar masih ada maka masih ada harapan untuk menjadi lebih baik, jika ia sudah tidak ada maka tak ada lagi yang bisa diharapkan dari umat tersebut, kerusakan akan semakin merajalela, hati-hati manusia semakin buta dengan dosa dan maksiat, kalau sudah demikian dikhawatirkan adzab Allah turun sebagaimana yang terjadi kepada Bani Israil terdahulu.
Namun dalam menyeru kepada kebaikan ataupun mencegah kemungkaran haruslah dimulai dari yang terpenting dahulu. Jika kita menemukan orang yang mengaku islam namun meninggalkan shalat lima waktu, jangan dulu mengajaknya untuk shalat dhuha atau tahajjud sebelum menasehatinya untuk shalat wajib lima waktu, karena dhuha dan tahajjud adalah sunah sedang shalat lima waktu adalah wajib. Begitu juga jika ada orang yang suka merampok dan bermabuk-mabukan, kita harus menasehatinya untuk berhenti merampok dulu sebelum menyuruhnya berhenti mabok, karena merampok dapat merugikan orang lain sedangkan mabok-mabokan kerugiannya hanya pada dia sendiri.
Kesimpulannya, orang mukmin sejati tidak akan rela berdiam diri melihat kemungkaran merajalela atau suatu kebaikan ditinggalkan, kecintaannya kepada Allah akan menumbuhkan rasa cemburu jika aturan Allah dilanggar oleh manusia, sehingga ia akan selau mengajak manusia untuk menuju keridhoan Allah.
Jika sifat amar ma’ruf nahi mungkar sudah ada dalam jiwa seorang mukmin maka 3 sifat berikutnya yang disebutkan dalam ayat ini akan mudah tercipta, yaitu; mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan rasulnya.
Semoga kita termasuk salah satu dari barisan orang-orang beriman yang senantiasa menyeru kepada kebaikan dan mencegah keburukan dan kemungkaran sehingga ridho dan rahmat Allah senantiasa meliputi kita semua.
Peyusun: Arinal Haq
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,