“Pakai hijab gede gitu apa ga gerah”? begitu bunyi pertanyaan yang sering ditanyakan sebagian orang.
Jawabannya? Ya bisa iya bisa tidak, tergantung tempat. Tapi hakikat dari pertanyaan tersebut bukan disitu, namun ada pesan yang ingin disampaikan disebaliknya, yakni dari pertanyaan itu dapat diambil kesimpulan bahwasanya hijab itu hanya dianggap sebagai pilihan dari banyak mode berpakaian, yang mana jika cocok dipakai, jika tidak cari yang lain. Nah begitulah hijab ini dianggap oleh sebagian orang, seakan ia itu sebuah pilihan bukan kewajiban, yang mana dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dan bisa di modifikasi sehingga bertampilan modis, trendy dll.
Jadi orang yang menyatakan bahwa hijab itu gerah sebaliknya harus mempertanyakan diri sendiri, mengapa ia sebagai seorang wanita banyak menghabiskan waktu diluar rumah, dan terpapar cuaca panas, sehingga kemudian merasakan gerah? Hal ini karena ia menyalahi fitrahnya sendiri sebagai seorang wanita, sebuah fitrah yang diseru oleh islam, yaitu bagi seorang wanita agar selalu berada dirumah, dan tidak keluar darinya kecuali karena sebab yang mendesak. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” (QS Al Ahzab: 33)
Maka, gerah bukanlah sebuah masalah bagi muslimah berhijab, sebab ia tidak sering keluar dari rumahnya, maka ketika moment sesekali itu yaitu keluar rumah itu menyebabkan rasa gerah, itu dianggap hal biasa dan normal. Adapun didalam rumahnya sendiri, seorang wanita bebas memilih pakaian apa saja, karena kewajiban hijab hanya berlaku ketika ia keluar rumah atau bertemu dengan non mahram, sederhana bukan?
Kemudian, anggaplah hijab itu menggerahkan dan tidak nyaman, para muslimah itu tetap memakai dan tidak menanggalkannya karena iman mereka akan Allah dan Rasul-Nya, bahwasanya tidak pantas bagi seseorang yang mengaku beriman untuk menolak perintah keduanya. Dalam kehidupan sehari-hari saja kita mematuhi yang namanya seragam dan pakaian resmi, mengapa pula kepada aturan ilahi kita merasa berat?
Dan terakhir, mana yang lebih panas sehingga membuat gerah? Matahari dunia ini atau api neraka kelak? Allah Ta’ala berfirman untuk orang-orang yang mempermasalahkan panasnya matahari dunia:
“Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini”. Katakanlah: “Api neraka jahannam itu lebih sangat panas(nya)” jika mereka mengetahui.” (QS At Taubah: 81)