Syia’h Rafidhah meyakini bahwa para sahabat dan Ummahatul Mukminin (para istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) telah murtad (keluar dari agama Islam) setelah wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Di antara riwayat yang dibuat-buat dan disandarkan kepada para imam mereka mengenai hal ini adalah riwayat yang disebutkan oleh al-Kunayni dalam kitabnya, Kafi, juz 8 hal. 245 : Semua orang (para sahabat) setelah wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang-orang yang murtad kecuali tiga orang.
Mereka juga telah memberikan cacian, celaan, dan penghinaan yang khusus dan paling parah untuk kedua khalifah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu Abu Bakar dan Umar bin Khathab, radhiyallahu ‘anhuma. Antara lain dengan riwayat-riwayat berikut ini
Riwayat al-Majlisi dalam bukunya, Biharul Anwar (69/138), pada bab “kufrul mukhalifin wan nassaab” (kekafiran para penentang dan para perampas ) : Diriwayatkan dari seorang mantan budak Ali bin Hasan ‘alaihissalam, bahwa ia pernah berkata : Suatu saat aku pernah bersama Ali bin Hasan di tempat ia berkhalwat (menyepi untuk beribadah). Lalu aku berkata kepadanya : ’ Sungguh, aku punya hak atas engkau. Tidaklah engkau beritahukan kepadaku tentang dua orang, yaitu Abu Bakar dan Umar ? maka ia pun menjawab :’ Mereka berdua adalah orang kafir dan orang yang mencintai keduanya kafir”.
Al-Majlisi dalam buku al-‘Aqo’id (hal. 58), mengatakan, “ Di antara hal-hal pokok dalam agama imamiyah (syi’ah) adalah pembolehan nikah mut’ah (kawin kontrak) ; bersikap anti pati terhadap tiga orang (Abu Bakar, Umar dan Usman) serta Mu’awiyah, Yazid bin Mu’awiyah, semua orang yang telah memerangi amirul mukminin Ali semoga Allah memberinya shalawat, semua orang yang telah memerangi para imam yang lain, serta semua pembunuh Husain semoga Allah memberinya shalawat ; dan juga mengucapkan ‘hayya ‘ala khairil ‘amal’ ketika mengumandangkan azan”.
Mereka juga mencela Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, dan menuduhnya telah melakukan perzinaan, padahal Allah subhanahu wa ta’ala telah menyatakan bebasnya Aisyah dari tuduhan tersebut dengan sepuluh ayat dalam surut an-Nuur yang akan tetap terjaga dan terbaca sampai Hari Kiamat.
Dan di antara riwayat Syi’ah lainnya dalam masalah ini adalah riwayat ulama mereka, Muhammad al-Syirazi, dalam kitabnya, al-Arba’in Fi Imamati A’immah ath-Tahhirin, hal. 61. Ia mengatakan, “Dalil yang ke-40 : Riwayat-riwayat mengenai aib orang-orang yang memusuhi Ahlul Bait ‘alaihimussalam. Salah satu dalil yang menunjukkan keimaman para imam kita yang dua belas adalah bahwa ‘Aisyah adalah seorang wanita kafir dan layak masuk Neraka. Hal ini menunjukkan kebenaran madzhab kita dan kebenaran para imam kita yang dua belas.”
Inilah aqidah Rafidhah dalam menilai para sahabat dan istri Rasulullah. Lantas apakah seorang muslim yang berakal sehat akan rela terhadap hal tersebut, sementara ia selalu membaca firman Allah subhanahu wa ta’ala, dalam kitabNya yang terjaga dari panambahan dan pengurangan,
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ [التوبة : 100]
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar (Qs. At-Taubah : 100)
Sumber :
Dinukil dari “Mereka Adalah Musuh Islam Maka Waspadalah !”, al-Haiah al-Alamiyah Lissunnah an-Nabawiyah, hal 12 -15.
Penulis : Amar Abdullah bin Syakir
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,