Segala hal yang Allah subhanahu wa ta’ala haramkan baik diketahui atau tidak pasti mengandung dampak negatif pada manusia, entah itu pada jiwa, badan, harta, hubungan sosial kepada sesama atau semacamnya. Oleh karena itu syariat Islam tidak mengharamkan suatu perkara tanpa ada hikmah dibalik larangan tersebut, namun terkadang kita sebagai manusia yang diberi ilmu yang sangat terbatas oleh Allah tidak mengetahuinya.
Ibnul Qayyim menyebutkan banyak sekali dampak maksiat kepada manusia dalam kitabnya ‘Al-Jawabul Kafi’ beliau berkata, “Maksiat memiliki dampak negatif yang merusak hati dan fisik baik didunia maupun di akhirat yang tidak diketahui kecuali oleh Allah subhanahu wa ta’ala.”
Kemudian beliau menyebutkan dampak-dampak negatif tersebut yang sebagian sudah kami sebutkan di artikel-artikel sebelumnya, dan berikut adalah lanjutan dari yang telah kami sebutkan:
Maksiat melemahkan rasa pengagungan terhadap Allah di dalam hati
Salah satu dampak negatif dari perbuatan maksiat adalah melemahkan rasa akan keagungan Allah subhanahu wa ta’ala di dalam hati, karena hati yang mengagungkan Allah subahanahu wa ta’ala tidak akan berani melakukan maksiat. Mungkin sebagian orang bilang, “saya terjatuh kedalam maksiat karena saya terlalu bersandar kepada kasih sayang dan ampunan Allah bukan karena saya tidak mengagungkan Allah.” Pernyataan seperti ini hanyalah tipuan hawa nafsu belaka, karena mengagungkan Allah berarti mengagungkan segala yang Allah haramkan, dan mengagungkan sesuatu yang Allah haramkan akan mencegahnya dari perbuatan dosa.
Orang-orang yang terjerumus kedalam maksiat berarti ia belum mengenal Allah subhanahu wa ta’ala dengan sebenar-benarnya. Bagaimana bisa orang yang mengenal dan menganggungkan Allah SWT menyepelekan perintah dan laranganNya? Ini adalah hal yang mustahil. Sehingga jelas bahwa orang yang mengagungkan Allah subahanhu wa ta’ala akan taat kepada perintah dan larangannya, sedangkan orang yang mudah melakukan maksiat adalah tanda bahwa hatinya kurang atau tidak mengagungkan Allah subhanahu wa ta’ala.
Maksiat akan menghilangkan kewibawaan seseorang
Diantara cobaan yang Allah berikan kepada pelaku maksiat adalah dengan mencabut kewibawaan dan kehormatan sang pelaku dari hati para hambaNya. Karena hanya Allahlah yang memiliki hati para hamba, Ialah yang bisa membolak-balikkan hati hambanya sesuai kehendakNya, Allahlah yang bisa menjadikan seseroang dicintai, dibenci, dihormati, atau direndahkan oleh orang lain. Allah akan memberikan wibawa dan kehormatan untuk hamba-hambanya yang senantiasa mengagungkanNya dan Ia juga akan menaruh kehinaan dan kerendahan bagi hambanya yang tidak mengagungkannya. Bahkan Ibnul Qoyyim menjelaskan bahwa keagungan seseorang dimata orang lain tergantung dari bagaimana keagungan Allah di mata hamba tersebut. Dan ini ada kaitannya dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala:
وَمَنْ يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ
“Dan Barangsiapa yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Hajj: 18)
Allah akan membiarkan antara pelaku maksiat dan setannya
Perbuatan maksiat akan membuat Allah membiarkan pelakunya dan tidak lagi memberinya rahmat Karena orang tersebut telah lupa kepada Allah, Ia akan membiarkan orang tersebut bersama setan yang menggodanya. Disitulah kesengsaraan yang sebenarnya dan orang yang bersangkutan tidak lagi diharapkan akan selamat.
يَا أَيُّهَاالَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوااللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ .وَ لا تَكُونُوا كَالَّذينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْساهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولئِكَ هُمُ الْفاسِقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hasyr: 18-19).
Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan orang-orang yang beriman untuk bertakwa kepadanya dan melarang mereka mengikuti orang-orang yang lupa kepada Allah subhanahu wa ta’ala disebabkan karena mereka tidak bertakwa. Kemudian Allah mengabarkan bahwa Ia menghukum orang-orang yang tidak bertakwa dengan menjadikan mereka lupa terhadap diri mereka sendiri. Mereka lupa akan segala hal yang bisa menjadi kebaikan diri mereka, mereka lupa hal-hal yang dapat menyelamatkan diri mereka dari adzab Allah serta hal-hal yang akan menjadi kebahagiaan mereka di akhirat nanti. Allah menjadikan mereka lupa terhadap itu semua karena mereka sudah melupakan keagungan Allah dan tidak punya lagi rasa takut kepadaNya.
Orang yang sudah terbiasa dengan maksiat dan tidak lagi merasa takut terhadap penglihatan Allah kepadanya akan Allah tutup hatinya, ia akan semakin tenggelam di dalam maksiatnya, tunduk kepada hawa nafsunya, lengah terhadap kebaikan dunia dan akhirat. Ia rela menukar kebahagiaan abadi di akhirat dengan kenikmatan sedikit yang sementara di dunia.
Dipetik dari kitab Al-Jawabul Kafi karya Ibnul Qayyim dengan tambahan.
Semoga Allah senantiasa menyadarkan kita dikala terjatuh kedalam maksiat dan senantiasa mencurahkan kepada kita cucuran rahmatnya.
Penyusun: Arinal Haq
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet