Pembaca yang budiman…
Pada edisi yang lalu kita telah menyebutkan bahwa termasuk akhlaq kepada Allah adalah “mengikuti petunjuk Wahyunya. “ Allah tabaraka wata’ala berfirman,
اتَّبِعْ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ
“Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari tuhanmu; tidak ada tuhan ( yang haq ) selain Dia ; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” ( al An’am :106 ). Kita katakan bahwa bahwa dalam ayat yang mulia ini Allah tabaraka wat’ala memberikan instruksi dalam ayat ini seraya mengatakan, “ ikutilah – wahai Rasul- apa yang kami wahyukan kepadamu berupa berbagai macam perintah dan larangan yang mana perintah yang paling agung adalah meng-Esa-kan Allah subhanahu wata’ala dan menyeru manusia agar mereka meng-esakan-Nya dan tak usah hiraukan penentangan orang-orang musyriK, karena dakwaan-dakwaaan mereka adalah batil. Ya, dakwaan mereka berupa pernyaataan bahwa ada tuhan lain yang layak disembah selain Allah dan apa yang mereka lakukan berupa penyembahan kepada selain Allah, atau menyembah Allah dan menyembah yang lainNya dalam waktu yang bersamaan maupun pada kesempatan yang berbeda, itu adalah batil dan ini adalah akhlaq yang buruk kepada Allah tabaraka wata’ala. Mengapa ? karena ia telah menentang pernyataan Allah tabaraka wata’ala bahwa, “
لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ
“ (tidak ada tuhan ( yang haq ) selain Dia.
Pembaca yang budiman…
Kita lanjutkan sekarang akhlaq kepada Allah yang lainnya. Allah tabaraka wata’ala berfirman,
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (Qs.al Baqarah :152)
Dalam ayat ini, Allah tabaraka wata’ala ,mengajarkan kepada kita akhlaq yang amat mulia, yaitu mengingat Allah tabaraka wata’ala, bersyukur kepadaNya dan tidak kufur kepadanya.
Mengingat Allah, inilah akhlaq yang pertama yang . Teladan kita yang mulia, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling berkhlaq kepada Allah tabaraka wata’ala, beliau senantisa mengingat Allah tabaraka wata’ala setiap saat, hal ini seperti diberitakan oleh Istri beliau tercinta ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, ( ia mengatakan bahwa ) nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ,
كان يذكر الله في كل احيانه
, ( beliau mengingat Allah pada setiap keadaan ) HR.Abu Ya’la di dalam Musnadnya. Abu Ja’far Ath Thahawi di dalam kitabnya, “ syarah Ma’ani al-Aatsar ‘ mengatakan,
فيكون معنى قولها كان يذكر الله في كل أحيانه أي في حين طهارته وحدثه
Makna perkataan ‘Aisyah “ beliau mengingat Allah pada setiap keadaan “ yaitu : “ saat beliau dalam keadaan suci dan saat dalam keadaan hadas.
Allahu akbar…!!! adakah keadaan lain bagi seseorang kecuali dalam dua keaadaan ini, jika ia tidak dalam keadaan suci, maka ia dalam keadaan berhadas. Jika ia tidak dalam keadaan berhadas, maka ia dalam keadaan suci. Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ternyata mengingat Allah tabaraka wata’ala bagaimana pun keadaannya, baik beliau tengah berhadas maupun saat beliau dalam keadaan suci. Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita sehingga kita bisa meneladani beliau, “ ingat Allah dalam setiap keadaan “di mana hal ini merupakan bagian akhlaq mulia kita kepada Allah subhanahu wata’ala. ( Abu Umair )
Selesai
Ikuti update artikel Hisbah di Fans Page Hisbah
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet