Ajari Anak Anda Untuk Tidak Meremehkan Orang Lain!

Wahai para orang tua, semoga Allah selalu merahmati

Setiap orang tua tentunya sangat menginginkan agar buah hatinya masuk Surga nantinya seperti halnya juga orang tua mengharapkan hal tersebut. Bahkan, kita tidak sekedar berharap pasangan hidup serta anak-anak keturunan saja nantinya masuk Surga, namun tentu harapannya agar semuanya di Surga nanti dapat bertemu dan berkumpul di satu tempat yang sama. Bukankah demikian?

Jika ini yang diharapkan, maka salah satu hal yang hendaknya dilakukan sebagai upaya untuk mewujudkan harapan tersebut adalah menanamkan prinsip-prinsip agama berupa pendidikan keimanan beserta cabang-cabangnya. Renungkanlah firman Allah berikut ini:

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

Dan orang-orang yang beriman beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam Surga) dan Kami tidak mengurangi sedikitpun pahala amal (kebajikan) setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya. (Qs. Ath-Thur: 21)

 

Wahai para orang tua, semoga Allah selalu merahmati

Salah satu pendidikan keimanan dan cabangnya yang hendaklah ditanamkan kepada anak-anak Anda adalah “pendidikan untuk tidak meremehkan orang lain”. Pendidikan ini sangat penting, mengingat betapa buruk dampak yang diakibatkan oleh tidak tertanamnya sikap ini dalam jiwa anak-anak. Seorang anak akan tumbuh dan berkembang dengan penuh kesombongan yang melekat pada dirinya. Ia selalu saja merasa lebih baik dari orang lain. Sungguh, perilaku seperti ini, merupakan salah satu perilaku yang akan menghalanginya dari mendapatkan kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat nantinya.

Ia terhalangi dari mendapatkan kebaikan di dunia karena dia tidak mengakui sisi kebaikan orang lain, ia merasa sebagai orang yang terbaik, sehingga enggan untuk mengambil kebaikan pada orang lain. Ia tidak akan mengambil keteladanan orang-orang yang baik yang telah memberikan keteladanan dalam berbuat baik.

Ia juga akan terhalangi dari memperoleh kebaikan di akhirat karena ia akan terhalang untuk menikmati kebaikan yang sangat baik di akhirat berupa Surga beserta segala kenikamtannya karena karakter kesombongan yang melekat pada dirinya. Pehatikanlah hadis berikut:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً. قَالَ: إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

Tidak akan masuk Surga orang yang ada di dalam hatinya terdapat seberat dzarah kesombongan. Seorang lelaki berkata, sesungguhnya seseorang itu menyukai bajunya bagus, begitu juga sandalnya bagus. Beliau bersabda, “ sesungguhnya Allah itu Indah dan menyukai keindahan. Kesombongan adalah tidak menerima kebenaran dan merendahkan/meremehkan orang lain (HR. Muslim, No.275)

 

Tentunya akan merasa kasihan kepada anak tersebut ketika efeknya sudah mulai tampak. Oleh karenanya, wujudkanlah kasih sayang kepada mereka dengan tindakan yang nyata, tanamkanlah pada diri anak-anak untuk tidak meremehkan orang lain.

Dan, hendaklah orang tua menyadari bahwa salah satu kunci sukses untuk menanamkan kebaikan dalam benak anak termasuk dalam hal ini (tidak meremehkan orang lain) dengan memberikan keteladanan yang baik kepada mereka. Jadi, mulailah dari orang tua dengan tidak meremehkan orang lain siapa pun dia, termasuk anak sendiri. Ini merupakan hal yang sangat penting yang dapat diharapkan sebagai kunci sukses dalam mendidik anak untuk tidak meremehkan orang lain. Karena, bagaimana mengajari anak untuk tidak meremehkan orang lain sementara diri sendiri meremehkan orang lain, termasuk Anak sendiri.

Oleh karena itu, berikanlah banyak contoh perkatan dan tindakan kepada anak yang bebas dari bentuk “meremehkan dan merendahkannya”. Selalulah berusaha untuk berkata dan bertindak yang baik kepada anak yang menunjukkan bahwa orangtua sangat menghargainya, menghormatinya. Sungguh, bila inilah yang dilakukan maka kita tengah menanam benih-benih kebaikan di di dalam lubuk hatinya yang dengan itu diharapkan akan dapat menghiasi relung hatinya dan selanjutnya terpancar dalam perkataan dan tindakannya.

Mudah-mudahan tulisan singkat ini memberikan manfaat kepada Anda dan penulisnya tentunya. amiin

Penulis juga berdoa kepada Allah agar berkenan memberikan taufiqNya kepada kita semuanya untuk melakukan amal shaleh, amal yang diridhaiNya. amiin

Shawalat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya.

Penulis :

Amar Abdullah bin Syakir

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *