Aisyah dan Ketekunannya dalam Beribadah

Berikut ini adalah gambaran sederhana tentang ketekunan ummul mukminin Aisyah istri penghulu para rasul (Muhammad) shallallahu ‘alaihi wasallam, semoga Allah meridhainya dan meridhai ayahnya.

Ashim bin Umar bin Qotadah meriwayatkan bahwa neneknya Rumaitsah mengatakan, “ Pada suatu pagi saya sudah sampai di rumah Aisyah. Pada hari itu ‘Aisyah mandi kemudian masuk ke dalam rumahnya, dia menutup pintu dari ku. Saya katakan kepadanya, “ wahai ummul mukminin saya tidak datang kepadamu pagi-pagi begini karena (saya membutuhkan) waktu ini, dia berkata, ‘Masuklah’, kemudian saya masuk, dia melakukan shalat delapan rakaat, di mana saya tidak tahu mana yang lebih panjang, berdirinya, rukuknya, atau sujudnya.

(Setelah selesai) dia menoleh kepadaku dan memukul pahaku, sambil berkata, ‘Wahai Rumaitsah ! saya melihat Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan shalat ini, walaupun bapakku dihidupkan kembali (sebagai ganti) agar aku meninggalkannya, aku tidak akan pernah meninggalkannya. Hal ini disebutkan oleh al-Mizzi dalam Tahdzibu al-Kamal (35/179 ).

Al-Mizi juga menyebutkan riwayat yang lain, bahwasanya Aisyah berkata, “ Aku akan tetap mengerjakan shalat delapan rakaat dan tidak akan meninggalkannya walaupun bapakku dibangkitkan (dihidupkan) dari kuburnya (Tahdzib al-Kamal, 35/181)

Hadis tersebut juga telah diriwayatkan oleh Abu Ya’la di Musnadnya (8/81) dan pentahqiqnya, syaikh Husain Salim Asad menyatakan bahwa sanadnya shahih.

Dalam riwayat ini sangat terlihat kesungguhan ‘Aisyah yang sangat besar dalam ketaatan, dan menyibukkan diri dengan beribadah. Perhatikanlah semangat beliau dalam mencari pahala akhirat dan berpaling dari dunia serta keindahannya di mana hal itu dapat dilihat dalam perkataannya, “dan aku tidak akan meninggalkannya walaupun bapakku dihidupkan kembali untukku dari kuburannya”.

Dalam riwayat ini ada seorang yang bernama Rumaitsah, siapakah dia ?

Al-Mizzi berkata, “Dia adalah Rumaitsah , nenek Ashim bin Umar bin Qatadah, dia salah seorang dari sahabat nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam- dan dia telah meriwayatkan (beberapa hadis) dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam- dan ‘Aisyah , istri Nabi-shallallahu ‘alaihi wasallam…”

Abu Umar bin Abdul Barr menjelaskan, “Dia adalah Rumaitsah binti Amr bin Hasyim bin Abdul muththalib din Abdil Manaf, nenek Ashim bin Umar bin Qatadah (Tahdzi al-Kamal, 35/178)

Diriwayatkan dari al-Qasim, seperti disebutkan di dalam kitab Shifat ash-Shafwah, bahwasanya dia berkata, “ jika waktu pagi tiba, yang pertama kali aku datangi adalah rumah ‘Aisyah dan aku ucapkan salam kepadanya. Pada suatu pagi aku melihatnya sedang berdiri seraya bertasbih dan membaca:

فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَانَا عَذَابَ السَّمُومِ

Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab Neraka (Qs. Ath-Thur: 27)

Beliau berdoa sambil menangis dan mengulang-ulangnya. Aku berdiri hingga merasa bosan, akhirnya aku pergi ke pasar untuk suatu keperluan kemudian pulang. Aku melihat beliau masih dalam keadaan berdiri melaksanakan shalat sambil menangis (Shifat ash-Shafwah, 2/30)  dan telah diriwayatkan yang senada dengan riwayat di atas dari Asma’, saudari beliau (Hilyah al-Auliya’, 2/55). Dalam Hilyah al-Auliya (2/48-49) Abu Nu’aim meriwayatkan bahwa beliau (yakni, ‘Aisyah) pernah membaca, (firman Allah):

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ

Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian (Qs. Al-Ahzab: 33)

Beliau menangis hingga kerudungnya basah

Sumber :

دروس من حياة الصحابيات (Durusun Min Hayat ash-Shahabiyat), Dr. Abdul hamid as-Suhainabi. Penerbit : Madar al-Wathan Lin Nasyr, Riyadh-KSA, Cet, I th. 1424 H/ 2003 M. Edisi Bahasa Indonesia : Meneladani Wanita Generasi Sahabat. Penerbit : Darul Haq, Jakarta, cet.IV, Shafar 1436 H / Nopember 2014 M. Ditulis kembali oleh

Amar Abdullah bin Syakir dengan sedikit gubahan.

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *