Rasulullah ﷺ mengatakan,
Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan menuntunnya menuju surga
Bukankah setiap amal salih yang kita langkahkan kaki kita untuk melakukan amal salih tersebut seperti shalat di masjid, melangkahkan kaki untuk berbakti kepada orang tua, melangkahkan kaki dari satu manasik ke manasik yang lain, dan amal salih yang lain bisa memudahkan kita untuk menuju surga?
Tentunya seluruh amal salih apapun bentuknya bisa mengantarkan kita menuju surga. Akan tetapi timbul pertanyaan bahwa mengapa Nabi ﷺ mengkhsuskan penyebutan bagi orang yang menuntut ilmu? Jawaban sebagian ulama adalah karena jalan termudah dan bahkan lebih mudah dari yang lainnya untuk menuju surga adalah dengan menuntut ilmu.
Karena dengan seseroang memilki ilmu, dia akan belajar tentang hal-hal buruk yang harus dia jauhi, dengan ilmu dia akan mengetahui prioritas dalam beramal salih, dengan ilmu dia akan bersikap hikmah dan bijak. Sehinga para ulama mengatakan bahwa berdasarkan hadits ini, jalan termudah menuju surga adalah dengan menuntut ilmu. Maka dari sini saya sampaikan kepada saudaraku sekalian, bahwasanya menuntut ilmu itu adalah ibadah karena Nabi ﷺ telah bersabda,
“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah 1/81 no. 224)
Dalam hadits tersebut disebutkan bahwa menuntut ilmu wajib, maka pasti berpahala. Maka sebagaimana shalat, puasa, umroh dan haji mendapatkan pahala, maka dengan menuntut ilmu juga akan mendapatkan pahala. Kemudian juga saya katakan bahwa sebagaimana ungkapan Ibnu Taimiyah bahwa salah seorang dengan orang lainnya bisa berbeda pahalanya dalam shalat karena tata cara atau tingkat khusyuknya, maka begitupun denga orang yang menuntul imu,
masing-masing orang bisa jadi berbeda-beda pahala yang dia dapatkan dari menuntut ilmu. Maka telah jelas bahwa menuntut ilmu adalah ibadah, karena Nabi ﷺ mengatakan bahwa menuntut ilmu akan memudahkan jalan menuju surga.
Rasulullah ﷺ mengatakan,
Para malaikat akan membentangkan sayapnya karena ridha kepada penuntut lmu.
Malaikat melakukan tersebut karena penghormatan mereka terhadap para penuntut ilmu.Tatkala malaikat melihat.
seorang hamba yang sedang berjalan dan bersemangat untuk menuntut ilmu, maka akan bentangkan sayapnya untuk melindungi hamba tersebut yang sedang hendak pergi menuntut ilmu.
Rasulullah ﷺ mengatakan,
Sesungguhnya seorang berilmu itu akan dimintakan ampunan oleh makhluk penghuni langit dan bumi hingga ikan yang ada di air.
Tingkatan ini merupakan tingkatan yang paling tinggi. Bagi seorang penuntut ilmu belum bisa mendapatkan keutamaan ini. Dia harus terus belajar hingga dia sampai para derajat ‘alim agar seluruh makhluk baik di langit dan di bumi memintakan ampunan untuknya. Para ulama mengatakan bahwa begitulah ilmu, dia akan mendatangkan kesejahteraan, ketentraman, dan akan menghindarkan manusia dari kerusakan. adapun orang yang tidak berilmu, kebodohannyalah yang akan menimbulkan berbagai macam kerusakan maupun bencana.
Rasulullah ﷺ mengatakan,
Keutamaan seorang ‘alim dibandingkan dengan seorang ahli ibadah adalah ibarat keutamaan rembulan atas seluruh bintang.
Kita ketahui bahwa bulan hanya satu di langit dan terdapat banyak bintang-bintang. Akan tetapi sinar yang sampai untuk menerangi bumi pada malam hari adalah sinar dari bulan. Bintang bisa saja jumlahnya jutaan, akan tetapi sinarnya tidak bisa memberikan penerangan di malam hari.
Oleh karenanya saya katakan bahwa satu orang yang benar-benar ‘alim itu lebih baik daripada ribuan ahli ibadah. Karena ahli ibadah yang jumlahnya ribuan tersebut hanyak memberi manfaat bagi dirinya sendiri seperti bintang-bintang yang tidak bisa memberikan penerangan bagi bumi. Sedangkan orang ‘alim bisa memberikan manfaat kepada orang lain berupa peringatan dan pelajaran kepada masyarakat,
seperti rembulan yang cahayanya bisa menerangi bagi orang-orang di muka bumi meskipun jumlahnya hanya satu. Oleh karenanya ketika ada seorang ‘alim yang meninggal dunia, maka pasti kita akan sangat merasa kehilangan melebihi kehilangan seorang ahli ibadah karena ilmu yang besar dari mereka telah hilang.
Diambil dari tulisan ,
Ustadz Firanda Andirja – Agungnya Ilmu
Dengan sedikit perubahan
Imam Ibn Zuhri
27 Dhul Qadah, 1441