Adab Adab Di Masjid

Sesungguhnya Masjid merupakan tempat yang istimewa nan dimuliakan dalam syariat Islam. Bahkan, ia merupakan tempat terbaik di muka bumi ini.

Abdullah bin Umar semoga Allah meridhainya meriwayatkan bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada Nabi Apakah tempat (di muka bumi) yang terbaik? dan apakah tempat terburuk (di muka bumi ini) ? Beliau menjawab,” Sebaik-baik tempat (di muka bumi ini) adalah masid-masjid dan seburuk-buruk tempat (di muka bumi ini) adalah pasar-pasar(HR. Ath-Thabrani di dalam al-Mu’jam al-Kabir)

Karena itu, tempat yang mulia ini, menempati kedudukan yang tinggi di hati seorang muslim. Hendaknya seorang muslim yang berada di dalamnya memperhatikan adab-adabnya. Di antara adab yang hendaknya diperhatikan adalah:

 

  1. Menjaga Pakaian, Badan dan Mulut dari Bau yang Tidak Sedap

Nabi bersabda

مَنْ أَكَلَ ثُومًا أَوْ بَصَلًا فَلْيَعْتَزِلْنَا أَوْ قَالَ فَلْيَعْتَزِلْ مَسْجِدَنَا وَلْيَقْعُدْ فِي بَيْتِهِ

Barangsiapa memakan bawang putih atau bawang merah, maka hendaklah ia menyingkir dari kami. Atau beliau bersabda “Menjauhi masjid kami dan hendaknya ia duduk saja di rumahnya” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

مَنْ أَكَلَ اَلْبَصَلَ وَالثُّومَ وَالْكُرَّاثَ – فَلاَ يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا فَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ بَنُو آدَمَ

“Barangsiapa memakan bawang merah, bawang putih atau bawang bakung maka janganlah ia mendekati masjid kami. Karena malaikat juga merasa tertenggu dengan apa-apa yang membuat bani Adam merasa terganggu” (HR. Muslim)

 

  1. Saat Memasukinya Berdoa Memohon Dibukakan Pintu Rahmatnya dan Saat Keluar Darinya Berdoa Memohon Karunianya.

Nabi bersabda

إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلْيَقُلِ اللَّهُمَّ افْتَحْ لِى أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ. وَإِذَا خَرَجَ فَلْيَقُلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ

“Apabila salah seorang di antara kalian masuk Masjid, maka hendaklah ia mengucapkan, “Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu rahamat-Mu. Dan apabila ia keluar, maka hendaknya ia mengucapkan, “Ya Allah sesungguhnya Aku memohon kepada-Mu dari karunia-Mu” (HR. Muslim)

 

  1. Menjaga Diri dari Tindakan Menyekutukan Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى di dalamnya.

Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berfirman

وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا

Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah ( Qs. al-Jin: 18)

 

  1. Mengenakan Pakaian yang Suci, Bersih, dan Menutup Aurat

Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berfirman

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid(Qs. al-A”raf: 31)

 

  1. Melakukan Shalat Dua Rakaat Tahiyatul Masjid Sebelum Duduk

Nabi bersabda

إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ

Apabila salah seorang di antara kalian masuk masjid maka janganlah ia duduk hingga ia shalat dua rakaat (HR. al-Bukhari)

Dalam riwayat lain

إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَجْلِسَ

Apabila salah seorang di antara kalian masuk masjid maka hendaklah ia shalat dua rakaat sebelum ia duduk (HR. Muslim)

 

  1. Memanfaatkan Waktu Antara Adzan dan Iqomah untuk Shalat atau Berdoa

Dari Abdullah bin Mughaffal, ia berkata, Nabi bersabda

بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ ثُمَّ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ لِمَنْ شَاءَ

Antara setiap dua adzan (adzan dan iqomah) ada kesempatan mengerjakan shalat, Antara setiap dua adzan (adzan dan iqomah) ada kesempatan mengerjakan shalat. Kemudian, beliau mengatakan pada kali ketiganya, “Bagi siapa yang mau. (HR. al-Bukhari)

Dari Anas bin Malik, ia berkata, Rasulullah bersabda

اَلدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ يُسْتَجَابُ فَادْعُوْا

Doa antara adzan dan iqomah diijabah, maka berdoalah kalian (HR. Ibnu Hibban)

 

  1. Menjaga Kebersihan Masjid dari Kotoran

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, Rasulullah bersabda

إِنَّ هَذِهِ الْمَسَاجِدَ لاَ تَصْلُحُ لِشَىْءٍ مِنْ هَذَا الْبَوْلِ وَلاَ الْقَذَرِ إِنَّمَا هِىَ لِذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالصَّلاَةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ

Sesungguhnya masjid-masjid itu tidak layak untuk air kencing dan kotoran. Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah untuk dzikrullah, shalat dan membaca al-Qur”an (HR. Muslim)

 

  1. Tidak Melakukan Transaksi Jual Beli

Rasulullah bersabda

إِذَا رَأَيْتُمْ مَنْ يَبِيْعُ أَوْ يَبْتَاعُ فِي الْمَسْجِدِ فَقُوْلُوْا لَا أَرْبَحَ اللهُ تِجَارَتَكَ

Jika kamu melihat seseorang berjual beli di dalam masjid, maka katakanlah kepadanya: “Semoga Allah tidak memberi keuntungan dari jual belimu” (HR. at-Tirmidzi)

 

  1. Tidak Mencari Barang Hilang di Masjid

Rasulullah bersabda

مَنْ سَمِعَ رَجُلاً يَنْشُدُ ضَالَّةً فِى الْمَسْجِدِ فَلْيَقُلْ لاَ رَدَّهَا اللَّهُ عَلَيْكَ فَإِنَّ الْمَسَاجِدَ لَمْ تُبْنَ لِهَذَا

Barangsiapa mendengar seseorang mencari barangnya yang hilang di dalam masjid, maka katakanlah kepadanya:”Semoga Allah tidak mengembalikan barangmu !” Karena masjid bukan dibangun untuk ini (HR. Muslim)

 

  1. Tidak Bertengkar dan Meninggikan Suara di dalam Masjid

Diriwayatkan dari as-Saib bin Yazid, ia berkata: “Suatu ketika aku berada di masjid Nabawi, tiba-tiba seseorang melemparku dengan kerikil kecil. Aku melihatnya ternyata orang itu Umar bin Khaththab. Ia berkata: “ Pergi dan bawalah kedua lelaki itu kemari.” Maka aku pun membawa kedua lelaki yang dimaksud ke hadapan beliau. Umar bertanya: “Darimana kalian berdua ? Dari Thaif, jawab mereka berdua. Umar berkata: “Sekiranya kalian berdua berasal dari kota ini (Madinah-pen), niscaya akan aku pukul kalian ! Karena kalian meninggikan suara di dalam Masjid Rasulullah (HR. al-Bukhari)

 

  1. Tidak Menjadikan Masjid Sebagai Tempat Melintas, Tanpa Mengerjakan Shalat di Dalamnya

Rasulullah bersabda

 لَاتَتَّخِذُوْا الْمَسَاجِدَ طُرُقًا إِلَّا لِذِكْرٍ أَوْ صَلَاةٍ

Janganlah kalian jadikan masjid sebagai tempat melintas, kecuali untuk dzikir dan shalat (HR. ath-Thabrani di dalam al-Mu’jam al-Kabir)

Itulah beberapa adab di masjid yang dapat disebutkan dalam tulisan ini yang hendaknya kita perhatikan.

Wallahu A’lam

 

Sumber:

Min Aadaabi al-Masajid, Abdullah bin Ahmad al-Alafah al-Ghamidiy. Dengan ringkasan.

Amar Abdullah bin Syakir

Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *