Meninggalkan hijab merupakan salah satu masalah serius, yang sebabnya muncul banyak kerusakan moral di masyarakat kita; anak-anak perempuan kita, saudari-saudari kita, mereka menjadi pelopornya. Maka melalui tulisan ini, penulis ingin mengingatkan, menolong mereka untuk kebaikan, yaitu dengan membantah beberapa syubhat atau kesalah pahaman yang terjadi di masyarakat seputar hijab yang dihembuskan oleh syaithan dan bala tentaranya dari kalangan manusia, semoga dengan ini pembaca saudariku muslimah mendapatkan pencerahan sehingga tak ragu untuk sesegera mungkin menjemput hidayah-Nya.
1. ALASAN PERTAMA: SAYA KURANG SREG DENGAN HIJAB
Sebuah kata yang cukup bahaya, namun tidak disadari oleh pengucapnya. Mengapa kita katakan bahwa ucapan tersebut berbahaya? Karena ia menyangkut dengan pokok keimanan. Untuk itu mari kita coba bertanya dengan penuturnya: “Sebenarnya anda yakin tidak dengan kebenaran Islam sebagai agama?”, pasti kita kan dapati jawabannya: “Tentu saja aku yakin! Karena aku bersyahadat!”, maka kita katakan: “Justru itu! Sesungguhnya hijab merupakan impelentasi dari keimanan anda jika itu benar, karena iman berkonsekuensi membenarkan apa-apa yang datang dari Allah Ta’ala dan Rasul-nya, mentaati perintah dan menjauhi larangan, dan hijab merupakan perintah yang diwajibkan-Nya.
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS An Nur: 51)
Jadi anda betul-betul yakin dengan islam kan?
2. ALASAN KEDUA: ORANGTUAKU MELARANG
Alasan ini biasanya datang dari pemudi yang ingin berubah menjadi lebih baik namun lingkungan sekolah tidak mendukung, dan orangtuanya pun tidak agamis. Maka jawabannya yaitu tidak boleh mentaati perintah makhluk yang bertentangan dengan perintah sang Khalik. Betul Allah Ta’ala juga memerintahkan untuk mentaati kedua orangtua, namun ketaatan tersebut bersyarat, yaitu selama tidak bersebrangan dengan perintah-Nya.
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
(QS Luqman: 15)
Akan tetapi bukan berarti pula membangkang kepada keduanya dalam semua hal, tetaplah adil menjadi anak yang terbaik bagi keduanya, sambil terus memberikan pemahaman kepada keduanya tentang pilihan adik untuk berhijab.
3. ALASAN KETIGA: PAKAI HIJAB PANAS!
Alasan seperti ini jelas dibuat-buat, menunjukkan lemahnya iman penuturnya, maka untuk saudari kita yang beralasan seperti ini kita ingatkan dengan firman-Nya:
قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا ۚ لَوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ
Katakanlah: “Api neraka jahannam itu lebih sangat panas(nya)” jika mereka mengetahui.
(QS At Taubah: 81)
Ayo coba dijawab, mana yang lebih panas dan lama, terik matahari dunia atau api neraka? Jawabannya sudah jelas.
Muhammad Hadhrami Achmadi |