Segala puji bagi Allah, Dzat yang telah menurunkan al Qur’an pada bulan Ramadhan, pada malam kemulyaan ( Lailatul Qadr ), malam yang penuh dengan keberkahan. Allah ta’ala berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ  [البقرة : 185]

“bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran.” ( Qs.al BAqarah : 185)

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ [الدخان : 3 ، 4]

“sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” ( Qs.ad Dukhon :3-4)

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ [القدر : 1 – 3]

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (Qs. al Qodr : 1-3)

Saudaraku, kaum muslimin di mana pun anda berada …

Bulan Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an. Kita semua dianjurkan agar memperbanyak membaca Al-Qur’an pada bulan ini. Di antara keadaan Salafush Shalih adalah selalu menyibukkan diri dengan hal-hal yang berkaitan dengan Al-Qur’an (mulai dari membaca, mempelajari dan mentadabburinya). Malaikat Jibril memperdengarkan Al-Qur’an kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam pada bulan Ramadhan.

Utsman bin Affan mengkhatamkan Al-Qur’an setiap hari pada bulan Ramadhan. Sebagian Salafush Shalih mengkhatamkan Al-Qur’an dalam shalat Tarawih setiap tiga malam sekali. Sebagian lagi setiap tujuh malam sekali. Sementara sebagian lainnya mengkhatamkannya setiap sepuluh malam sekali. Mereka selalu membaca Al-Qur’an baik di dalam shalat maupun di luar shalat. Bahkan Imam Asy-Syafi’i dapat mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak enam puluh kali di luar shalat dalam bulan Ramadhan.

Sementara Al-Aswad mengkhatamkannya setiap dua hari sekali. Adapun Qatadah selalu mengkhatamkannya setiap tujuh hari sekali di luar Ramadhan, sedangkan pada bulan Ramadhan beliau mengkhatamkannya setiap tiga hari sekali. Dan pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan beliau mengkhatamkannya setiap malam. Pada bulan Ramadhan Imam Az-Zuhri menutup majlis-majlis hadits dan majlis-majlis ilmu yang biasa diisinya. Beliau mengkhususkan diri membaca Al-Qur’an dari mushhaf. Demikian pula Imam Ats-Tsauri, beliau meninggalkan ibadah-ibadah lain dan mengkhususkan diri untuk membaca Al-Qur’an.

Saudaraku … mungkin anda bertanya , “ bagaimana tentang hadits, yang diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr r.a, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Tidak akan dapat memahami bacaan, orang yang menghatamkan Al-Qur’an kurang dari tiga hari’,” (Shahih, HR Abu Dawud [1394], at-Tirmidzi [2949], Ibnu Majah [1347], Ahmad [II/164, 189, 195], ad-Darimi [I/350, II/471], dan Ibnu Hibban [758]). ?

Maka, marilah kita simak komentar  ulama tentang masalah ini.

Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, dalam kitabnya “ Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah “ mengatakan :

  • Riwayat-riwayat yang ada masih simpang siur tentang penyebutan batas minimal mengkhatamkan Al-Qur’an. Ada yang menyebutkan batas minimalnya adalah tujuh hari, sebagaimana disebutkan dalam riwayat Bukhari yang berbunyi, “Khatamkanlah dalam tujuh hari, jangan kurang dari itu!”
  • Ada yang menyebutkannya lima hari, sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat at-Tirmidzi yang berbunyi, “Khatamkanlah dalam lima hari!” Aku berkata: “Aku sanggup kurang dari itu!” Rasulullah berkata, “Jangan kurang dari itu.”
  • Ada yang mengatakan tiga hari, sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat Bukhari yang berbunyi, “Sahabat berkata, ‘Aku sanggup kurang dari itu!’ Beliau shallallahu alaihi wasallam. pun menguranginya hingga tiga hari.”
  • Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak membolehkan mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari tiga hari. Sebab akan menyebabkan pembacanya tidak dapat memahami Al-Qur’an dan tidak dapat mentadabburinya.

Ibnu Rajab al Hambali mengatakan : “Larangan mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari tiga hari tertuju bagi yang membiasakan hal itu. Adapun pada waktu-waktu yang utama seperti bulan Ramadhan, terkhusus lagi pada malam-malam yang diperkirakan sebagai malam Lailatul Qadar, atau di tempat-tempat yang utama, seperti Makkah bagi selain ahli Makkah, maka dianjurkan agar memperbanyak membaca Al-Qur’an. Supaya mendapat keutamaan pada waktu dan tempat tersebut. Inilah pendapat Imam Ahmad, Ishaq, dan ulama lainnya. Demikianlah yang dapat kita saksikan dari kebiasaan mereka sebagaimana yang telah kita sebutkan tadi. Allahu a’lam

Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita sehingga kita bisa meneladani rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat beliau serta orang-orang yang telah memberikan contoh yang sangat baik kepada kita tentang bagaimana mereka membaca al Quran di bulan ramadhan yang penuh dengan barokah ini.

Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga dan para sahabat beliau. (Abu Umair)


Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel Hisbah.net di Fans Page Hisbah
Twitter @hisbahnet, Google+ Hisbahnet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *