Nasehat Barirah kepada Abdul Malik bin Marwan

Barirah adalah budak Sayyidah Aisyah radhiyallahu’anha, sebelumnya ia adalah budak milik Utbah (atau Uqbah) bin Abu Lahab, salah satu putra Abu Lahab yang akhirnya memeluk Islam setelah Fathul Makkah. Barirah berkulit hitam karena berasal dari Habsyi seperti halnya Bilal bin Rabah dan telah memeluk Islam, hanya saja ia tetap diperlakukan dengan baik oleh tuannya. Ia tetap tinggal di Makkah ketika Nabi SAW dan para kaum muslimin hijrah ke Madinah.

Ummul Mukminin, Aisyah RA yang tinggal di Madinah mengirim utusan untuk membeli Barirah dan kemudian memerdekakannya. Walau ia telah merdeka, tetapi Barirah memutuskan untuk tinggal dan menjadi pembantu Aisyah ra., karena itu ia pergi ke Madinah. Barirah membaktikan waktunya untuk melayani dan membantu Aisyah ra., walau ia bukan budaknya. Ketika Aisyah ra. dilanda fitnah yang dikenal dengan dengan istilah Haditsul Ifki, ia bersaksi dengan tegas bahwa Aisyah ra. dalam kebenaran dan tidak mungkin melakukan perbuatan keji yang dituduhkan dan disebarkan oleh kaum munafik.

Suatu saat beliau mengingatkan Abdul Malik bin Marwan untuk tidak sembarangan menumpahkan darah seorang musilm jika suatu waktu ia menjabat menjadi Khalifah. Abdul Malik bin marwan adalah salah satu Khalifah Dinasti Bani Umayyah.

Al-Hafidz Ibnu Abdil Barr menyebutkan dari Zaid bin Waqid mengabarkan bahwasanya Abdul Malik berkata kepadanya, “saya pernah duduk dalam satu majelis dengan Barirah RA di Madinah sebelum saya menjadi Khalifah, Barirah berkata padaku: wahai Abdul Malik, saya melihat banyak kelebihan pada dirimu, dan kamu pantas untuk meneruskan urusan ini (kepemerintahan), jika suatu saat nanti kamu memerintah, maka hati-hatilah masalah darah, saya pernah mendengar Rsulullah SAW bersabda:

أن الرجل ليدفع عن باب الجنة بعد أن ينظر إليها بملء محجمة من دم يريقه من مسلم بغير حق

sesungguhnya seseorang dapat ditahan dari pintu surga setelah ia melihatnya hanya karena semangkuk darah seorang muslim yang ia tumpahkan tanpa hak.” (Al-Isti’ab Fi Ma’rifatil Ashhab 4/1795)

Beberapa keteladan Barirah RA yang dapat kita petik dari kisah ini:

  1. Kisah ini menunjukkan bahwa Barirah adalah orang yang cerdas yang memiliki firasat yang kuat.
  2. Barirah dapat menggunakan kecerdasannya itu kepada hal-hal positif, yaitu untuk mencegah kemunkaran.
  3. Beliau sangat peduli dengan kemungkaran yang kemungkinan akan terjadi dimana beliau sudah mengingatkan Abdul Malik dari awal.
  4. Hadits diatas adalah ancaman keras bagi yang menumpahkan darah orang muslim tanpa jalan yang hak.

 

Diterjemahkan dari kitab ‘Mas’uliyyatunnisa’ Fil Amri Bil Ma’rufi Wan Nahyi Anil Munkar’ hal. 61-62

 

Penulis Arinal Haq

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *