Meninggalkan Amal Karena Telah Ditentukan Nasibnya

Pertanyaan:

Syaikh yang mulia, seorang wanita bertanya seraya mengatakan, saya pernah membaca hadis Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam– di mana beliau bersabda, “ sesungguhnya kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya 40 hari dalam bentuk nutfah, kemudian berubah menjadi segumpal darah selama itu pula (yakni, 40 hari), kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula.

Kemudian, dikirim kepadanya malaikat, lalu ditiupkan padanya ruh, dan diperintahkan untuk dituliskan 4 hal ; rizkinya, ajalnya, amalnya, dan (termasuk orang yang) celaka ataukah orang yang bahagia. Maka, demi Allah Dzat yang tidak ada sesembahan yang hak selainNya ; sungguh salah seorang di antara kalian melakukan amal penghuni Surga hingga jarak antara dirinya dan Surga hanya sehasta namun ia didahuli oleh kitab (pencatatan amal yang berisi ketentuan Allah), maka ia melakukan amal penghuni Neraka. Oleh karena itu, ia pun masuk ke dalam Neraka.

Dan sungguh salah seorang di antara kalian melakukan amal penduduk Neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka hanya sehasta namuan kitab (catatan amal) mendahuluinya, maka ia pun melakukan amal penghuni Surga. Oleh karena itu, maka ia pun masuk ke dalam Surga. (HR. Al-Bukhari, no. 3208, kitab Bad-u al-Khalq, dan Imam Muslim, no. 2643, kitab al-Qadar)

Semenjak saya membaca hadis tersebut saya merasa takut dan galau ; bilamana Allah telah menuliskan/menetapkan atas diriku sebelum kelahiranku dan Dia telah menentukan akhir kembaliku nanti, maka amal yang aku lakukan tak berarti. Begitu juga halnya dengan ibadah yang aku lakukan. Oleh karena itu saya mohon kepada Anda dengan nama Allah kiranya berkenan memberikan jawaban terhadap pertanyaanku ini, karena aku sangat bingun, resah dan gelisah ?

Jawab :    

Faedah dalam persoalan ini Rasulullah-shalallahu ‘alaihi wasallam– telah memberikan arahan di mana beliau telah berbicara kepada para sahabatnya –semoga Allah meridhai mereka- bahwasanya tak seorang pun melainkan telah ditulis tempat duduknya nanti apakah di Surga ataukah di Neraka. Mereka(para sahabat) berkata, Wahai Rasulullah, tidakkah sebaiknya kita meninggalkan beramal dan kita bersandar kepada kitab (catatan yang berisi ketentuan Allah) ? (mendengar hal tersebut) maka beliau bersabda, “beramallah kalian, setiap orang telah dipermudah untuk sesuatu yang ia telah diciptakan baginya (HR. Al-Bukhari, no. 4949, kitab tafsir, dan Muslim, no, 2647, kitab al-Qadar).

Oleh karena itu, hendaklah engkau minta pertolongan kepada Allah dan jangan sampai setan dapat memperdayaimu, di mana ia membisikan pada dirinmu, “ amalmu tak akan diterima”, atau ia membisikan bahwasanya engkau termasuk orang yang akan celaka, atau bahwa engkau termasuk penghuni Neraka, atau yang serupa dengan ungkapan-ungkapan tersebut. Kesemuanya ini merupakan bisikan jahat setan dan kita berlindung kepada Allah dari hal tersebut. Dan Allahnya yang memberi taufiq.

Sumber :

Fatawa Manar al-islam, Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin, hal. 17-18

Penulis : Amar Abdullah bin Syakir

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *