Pembaca budiman, bahasan kita yang lalu adalah tentang  pengertian puasa dan hukumnya. Adapun bahasan kita sekarang adalah tentang keutamaan puasa. Selamat membaca !

Keutamaan puasa itu sangat besar. Di antara hadits shahih yang menerangkan keutamaannya adalah bahwasanya puasa telah dikhususkan oleh Allah bagi diri-Nya, dan bahwasanya Dialah yang langsung memberikan pahalanya, dengan melipat gandakan pahalanya untuk orang yang berpuasa dengan tanpa batas. Hadits menyebutkan:

إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أُجْزِي بِهِ.

“Kecuali puasa, karena puasa adalah milik (bagi)-Ku dan Aku yang memberikan pahalanya.” (HR. Al-Bukhari).

Dan sesungguhnya puasa itu tiada tandingannya, do’a orang yang berpuasa tidak ditolak, orang yang berpuasa mempunyai dua kebahagiaan, yaitu apabila ia berbuka puasa ia gembira karenanya, dan apabila ia bertemu dengan Tuhannya ia bahagia karena puasanya, puasa dapat memberikan syafa’at pada hari Kiamat kepada orang yang berpuasa, dimana ia akan berkata, “Wahai Rabbku, aku telah menghalanginya dari makanan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberikan syafa’at kepadanya”, dan sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada harumnya minyak kasturi, puasa adalah perisai dan benteng yang paling kuat (yang mencegah) dari api neraka, dan barangsiapa yang berpuasa satu hari fi sabilillah(di jalan Allah) niscaya Allah menjauhkan mukanya dari api neraka sejauh tujuh puluh tahun perjalanan, dan barangsiapa berpuasa satu hari karena semata mengharap keridhaan Allah dan ia mati dalam keadaan berpuasa, niscaya ia akan masuk surga, di surga itu ada pintu yang disebut Rayyan, darinya orang-orang yang berpuasa masuk (surga) dan tidak seorang pun masuk lewat pintu itu selain mereka.

Sesungguhnya Ramadhan merupakan pilar (rukun) Islam, Al-Qur’an diturunkan di dalam bulan ini dan pada bulan ini pula terdapat Lailatul Qadar yang lebih baik dari pada seribu bulan. Apabila bulan Ramadhan tiba pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Puasa di bulan Ramadhan sama dengan puasa sepuluh bulan penuh.

Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, niscaya dosa-dosanya yang telah lalu diampuni, dan Allah mempunyai banyak orang-orang yang dibebaskan (dari neraka) pada setiap berbuka.  ( Abu Umair)

Sumber : Risalah Puasa, Syaikh Muhammad Sholeh al Munajjid, hafizhahullah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *