Saudaraku, siapa di antara kita yang tak pernah melakukan dosa?, siapa pula di antara kita yang tak pernah melakukan kesalahan?, jawabannya,“tentu tidak ada”. Betapa sering dan betapa banyak pula kita berlaku zhalim terhadap diri kita sendiri, begitu pula kepada orang lain. Namun, wahai saudaraku pintu taubat selalu terbuka, perhatikanlah berita yang disampaikan oleh Rasul-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya:
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوبَ مُسِىءُ النَّهَارِ وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوبَ مُسِىءُ اللَّيْلِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا
“Sesungguhnya Allah Ta’ala membentangkan tangan-Nya di malam hari untuk menerima taubat hamba yang berdosa di siang hari. Dan Allah Ta’ala membentangkan tagan-Nya di siang hari untuk menerima taubat hamba yang berdosa di malam hari, sampai matahari terbit dari barat.” (HR. Muslim).
Oleh karena itu sepatutnya kita memasuki pintu tersebut secara sungguh-sungguh agar noktah-noktah hitam yang hinggap di dalam hati kita hilang sehinga jiwa dan hati kita menjadi bersih oleh karenanya.
Ikhwatal Iman, saudara-saudariku seiman, ketahuilah bahwa masuknya seorang hamba ke pintu taubat secara sungguh-sungguh, hal tersebut akan mendatangkan limpahan ampunan Allah atas dosa-dosanya. Allah azza wajalla berfirman:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: Wahai para hamba-Ku yang melampaui batas terhadap dirinya sendirinya, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah Mengampuni semua dosa dan Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)
Oleh karena itu, masuklah ke pintu taubat dengan sungguh-sungguh. Hendaklah seorang hamba melakukan hal tersebut dengan ikhlas karena Allah yaitu berniat semata-mata mengharap wajah Allah, pahala atas taubatnya serta berharap selamat dari siksaan-Nya. Hendaklah pula seorang hamba menyesali kemaksiatan yang ia lakukan, merasa sedih dan berjanji untuk tidak mengulanginya.
Hendaklah pula seorang hamba menjauhkan diri dari perbuatan maksiat sesegera mungkin. Jika perbutan tersebut melanggar hak-hak Allah maka segera tinggalkan. Karena perbuatan tersebut haram dilakukan sehingga wajib ditinggalkan. Adapun jika berkaitan dengan hak-hak makhluk maka hendaklah ia bersegera meminta maaf baik dengan mengembalikan haknya atau meminta kelapangan hatinya agar mau memaafkan.
Hendaklah pula ia bertekad untuk tidak mengulangi kemaksiatan tersebut di waktu-waktu mendatang. Hendaknya ia memasuki pintu taubat tersebut sebelum ditutup, yaitu sebelum ajal menjemput dan sebelum terbitnya matahari dari arah barat. Allah Ta’ala berfirman:
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ
“Dan Taubat itu tidaklah (diterima Allah) dari mereka yang berbuat kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seorang diantara mereka barulah dia mengatakan, ‘Saya benar-benar taubat sekarang.” (QS. An-Nisa : 18)
Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
مَنْ تَابَ قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللَّهُ عَلَيْهِ
“Barangsiapa yang taubat sebelum terbitnya matahari dari arah barat maka Allah terima taubatnya.” (HR Muslim)
Akhirnya, semoga Allah mengaruniakan taufik kepada kita untuk bersegera memasuki pintu taubat mana kala kita terjatuh ke dalam pelanggaran sebelum tiba saatnya pintunya ditutup. Dan, semoga pula hal ini akan mengantarkan kita kepada kecintaan Allah Ta’ala. Karena, Allah mencintai orang-orang yang bertaubat kepadanya, sebagaimana dinyatakanNya:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai pula orang-orang yang mensucikan diri (Qs. Al-baqarah : 222)
Oleh: Amar Abdullah
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet