وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al-Isra : 23)
Dengan gamblang Allah memerintahkan kita semua untuk berbuat baik kepada kedua orang tua kita.
Sungguh, ini adalah perintah Rabb kita, Dzat yang telah menciptakan kita, memberikan segala fasilitas kehidupan kita, bukankah sudah sepantasnya kita melaksanakan titah-Nya? ya, bahkan hal tersebut merupakan keharusan bagi kita.
Tidaklah Allah memerintahkan kita melainkan disana terkandung isyarat adanya kemaslahatan baik berupa faedah atau keutamaan didalamnya yang kesemuanya akan kembali kepada pelakunya. Mungkin Anda bertanya, apa faedah atau keutamaan yang terkandung di dalam perintah Allah agar kita berbuat baik kepada kedua orang tua kita ini? maka, berikut inilah jawabannya,
1.Merupakan Amal yang Paling Utama.
Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud –radhiyallahu ‘anhu– dia berkata :
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ : اَلصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ : قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ : بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ : قُلْتُ : ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ : اَلْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
“Aku bertanya kepada Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tentang amal-amal yang paling utama dan dicintai Allah? Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- menjawab, Pertama shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya), kedua berbakti kepada kedua orang tua, ketiga jihad di jalan Allah.” (HR Bukhari I/134, dan Muslim No. 85)
2.Kunci untuk Mendapatkan Keridhaan Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
رِضَا الرَبِّ فِى رِضَا الوَالِدِ و سُخْطُ الرَبِّ فِى سُخْطِ الوَالِدِ
“Ridha Allah tergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua.” [HR. Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad (2), Ibnu Hibban (2026-Mawarid-), Tirmidzi (1900), Hakim (4/151-152)].
3.Sebab Terkabulnya Doa dan Sarana Terlepas dari Kesulitan.
Rasulullah –Shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda, “Pada suatu hari tiga orang berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki sebuah gunung. Ketika mereka ada di dalamnya, tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dan menutupi pintu gua. Sebagian mereka berkata pada yang lain, “Ingatlah amal terbaik yang pernah kamu lakukan”. Kemudian mereka memohon kepada Allah dan bertawassul melalui amal tersebut, dengan harapan agar Allah menghilangkan kesulitan tersebut. Salah satu diantara mereka berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai kedua orang tua yang sudah lanjut usia sedangkan aku mempunyai istri dan anak-anak yang masih kecil. Aku mengembala kambing, ketika pulang ke rumah aku selalu memerah susu dan memberikan kepada kedua orang tuaku sebelum orang lain. Suatu hari aku harus berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan mencari nafkah sehingga pulang larut malam dan aku dapati kedua orang tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu sebagaimana sebelumnya. Susu tersebut tetap aku pegang lalu aku mendatangi keduanya namun keduanya masih tertidur pulas. Anak-anakku merengek-rengek menangis untuk meminta susu ini dan aku tidak memberikannya. Aku tidak akan memberikan kepada siapa pun sebelum susu yang aku perah ini kuberikan kepada kedua orang tuaku. Kemudian aku tunggu sampai keduanya bangun. Pagi hari ketika orang tuaku bangun, aku berikan susu ini kepada keduanya. Setelah keduanya minum lalu kuberikan kepada anak-anaku. Ya Allah, seandainya perbuatan ini adalah perbuatan yang baik karena Engkau ya Allah, bukakanlah. “Maka batu yang menutupi pintu gua itupun bergeser.” (HR. Al-Bukhari No. 2272 dan Muslim, No.2473)
4.Merupakan Sarana Diluaskannya Rizki dan Dipanjangkannya Usia.
Nabi –Shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda.
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ، وَيَنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa yang suka diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim.” (HR. Bukhari 7/72, Muslim 2557, Abu Dawud 1693)
Berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan tindakan bersilaturahim.
5.Merupakan Kunci untuk Selamat dari Neraka.
لَا يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ الْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ وَالْمُدْمِنُ عَلَى الْخَمْرِ وَالْمَنَّانُ بِمَا أَعْطَى
“Tidak akan masuk Surga orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, pecandu khamer dan orang yang suka mengungkit-ungkit pemberiannya (kepada orang lain).” (HR. an-Nasai, no. 5/80)
6.Merupakan Karakter Orang Shaleh dari Kalangan Para Nabi.
Allah telah memuji Nabi Yahya -‘alaihissalam- dengan menyebutkan sifatnya yang berbakti kepada orangtuanya
وَبَرّاً بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّاراً عَصِيّا
“Dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia seorang yang sombong lagi durhaka.” (QS. Maryam : 14)
Allah juga menyebutkan sifat Nabi Isa –‘alaihissalam– yang berkata;
وَبَرّاً بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّاراً شَقِيّاً
“Dan aku berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS. Maryam : 32)
7.Salah Satu Sebab Dihapuskannya Dosa Besar.
Seorang laki-laki mendatangi Nabi –shallallahu ‘alaih wasallam– lalu berkata, “Wahai Rasulullah, aku telah melakukan dosa besar. Apakah ada taubat untukku?” Nabi bertanya, “Apakah engkau memiliki seorang ibu?” Laki-laki itu menjawab, “Tidak” Nabi bertanya lagi, “Apakah engkau memiliki seorang bibi?” Ia menjawab, “Ya”, “Nabi bersabda, “Berbaktilah kepadanya.” (HR. Ibnu Hibban)
8.Sarana Munculnya bakti dari Keturunan Seseorang.
Tsabit Al-Banany mengatakan: “Aku melihat seseorang memukul bapaknya di suatu tempat. Maka dikatakan kepadanya, ‘Apa-apaan ini?’ Sang ayah berkata, ‘Biarkanlah dia. Sesungguhnya dulu aku memukul ayahku pada bagian ini maka aku diuji Allah dengan anakku sendiri, ia memukulku pada bagian ini. Berbaktilah kalian kepada orang tua kalian, niscaya anak-anak kalian akan berbakti kepada kalian.”
9.Salah Satu Sebab Agar Amal Shaleh Seorang Hamba Diterima.
Abdullah bin Umar –radhiyallahu ‘anhuma- mengatakan, “Barangsiapa yang berbakti kepada kedua orang tuanya, sesungguhnya Allah menerima amalnya.”
Sumber : Disarikan dari berbagai sumber
Penyusun : Amar Abdullah bin Syakir
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel Hisbah di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet