Oleh : Syaikh Muhammad Yahya Al Mahdaly
Dikeluarkan dari Imam Ahmad dan Turmudzi dari Ibu Abbas –Radiyallahu ‘anhuma– berkata Ibnu Abbas: Dulu aku pernah berjalan bersama Rasulullah – Shalallahu ‘alaihi wasalam– maka ketika itu Beliau bersabda: Ya Ghulam! maukah kamu aku ajari sebuah kalimat? Yang dimana kamu bisa mengambil manfaat darinya. Aku berkata: tentu saja wahai Rasulullah, maka Raulullah bersabda : Jagalah olehmu Allah, maka Allah akan menjagamu, jagalah Allah maka Allah akan menjadi Pembimbingmu, kenalillah Allah dikala kamu dalam keadaan suka (senang) maka Allah akan mengenalimu dalam keadaan duka (Susah), apabila kamu meminta, mintalah kepada Allah dan apabila kamu meminta pertolongan minta tolonglah hanya kepada Allah). [Hadits shahih, diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (no. 2516), Ahmad (I/292, 303, 307), Al-Hakim (III/541), Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Kabir (XII/12988, 12989), Abu Ya’la (no. 2549), Ibnus Sunni (hal. 427), Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnah (no. 316), dan Al-Ajurri dalam Asy-Syari’ah (hal. 198)]
Dalam hadits diatas Rasulullah telah mengajarkan kepada ibnu Abbas tentang suatu wasiat yang sangat agung yang bisa menyelamatkan manusia di dunia dan akhiratnya. Dalam hadist tersebut juga banyak pelajaran yang bisa kita ambil agar kita bisa mengajarkannya kepada anak-anak kita dan istri-istri kita secara berkesinambungan. Agar diri kita menjadi penerang menuju kebaikan. Amien.
Kemudian wahai saudaraku kaum muslimin…
Apa maksud dari perkataan Rasulullah “Jagalah Allah maka Allah akan menjagamu”
Bagaimana cara kita menjaga Allah?
Menjaga Allah yaitu kita menjaga batasan-batasan Syariat yang telah Allah tetapkan atas umat ini, menjauhi larangan-larangannya. Dengan begitu kita telah menjaga Allah. Dalam sebuah atsar dikatakan : “ Allah telah mewajibkan atas kalian beberapa hal kewajiban maka janganlah kalian meremehkannya ( melalaikannya ) dan Allah telah mengharamkan sesuatu maka janganlah kalian melanggarnya dan Allah telah membuat batasan-batasan maka janganlah kalian melampaui batasan tersebut”
Allah Subhanahu wa ta’ala memuji orang-orang yang menjaga Batasan-batasan Allah dalam firmanNya :
“dan orang-orang yang menjaga hukum-hukum Allah, dan berikanlah khabar gembira bagi orang-orang yang beriman”(At Taubah : 112)
Dan juga firmanNya :
“Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Rabb yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat (Qaf : 32-33)
Dan yang paling penting wahai saudaraku, dalam hal kita menjaga Allah adalah dengan menjaga Shalat lima waktu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
“Barangsiapa yang menjaga Shalat lima waktu, maka nanti dihari kiamat akan datang baginya Nur (Cahaya), burhan (Bukti) dan keselamatan untuknya pada hari kiamat” (HR. Ahmad dan Al Mundziri berkata di dalam At Targhib Wa At Tarhib: “Diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad yang jayyid”, tetapi ada sebagian ulama hadits yang melemahkan hadits ini)
Kemudian hal-hal yang menjadi bagian dalam hal kita menjaga Allah adalah kita menjaga diri kita sendiri dari perbuatan yang haram atau kemaksiatan.
Pertama menjaga kepala kita dan apa yang ada didalamnya (meliputi mata, telinga, mulut dll) agar tidak terjatuh kedalam sesuatu yang haram.
kedua menjaga badan kita termasuk yang ada didalamnya yaitu hati agar tidak berangan-angan untuk melakukan sesuatu yang haram dan tidak memasukan makanan dan minuman yang haram kedalam badan kita dan menjaga diri kita dari hal-hal yang dilarang seperti mengghibah dan melakukan fakhisyah (zina) Rasulullah pernah bersabda : “Barangsiapa yang mampu menjaga antara dua jenggotnya dan dua pahanya, aku akan menjamin dia masuk surga” (HR Bukhari (ar-Raqa’iq XI/308 dan al-Hudud XII/113) dari Sahl bin Sa’d.)
Sebagaimana telah jelas dalam perintah Allah Seorang hamba harus menjaga pendengarannya dari hal-hal yang haram, menjaga penglihatannya dari perkara yang haram tidak melihat sesuatu yang haram, maka barangsiapa yang melaksanakan perintah Allah tersebut kelak dia akan mendapatkan kabar gembira karena telah menjaga Allah, sesungguhnya Balasan segala sesuatu itu tergantung dari amal yang telah dia perbuat sebagaimana Allah ta’ala berfirman:
“dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan Hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk)”. (QS. Al-Baqarah : 40)
Dan firmanNya dalam ayat yang lain:
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku. (Al-Baqarah: 152)
Seperti itulah bukti penjagaan hamba terhadap Allah subhaanahu wa ta’ala.
Kemudian sekarang apa maksud dari Allah menjaga kita? Dan bagaimana Allah subhaanahu wa ta’ala menjaga kita?
Disini ada dua macam penjagaan Allah terhadap hambanya :
1. Penjagaannya terhadap hamba dalam masalah kemashlahatan dunia
Sebagaimana Allah telah menjaga kesehatannya, anaknya, keluarganya dan hartanya, Rasulullah selalu berdo’a dipagi dan sore hari meminta semua itu kepada Allah subhaanahu wa ta’ala dalam do’a beliau :
“Allah aku memohon keselamatan dari-Mu dalam agamaku duniaku keluargaku dan hartaku. Ya Allah tutupilah auratku amankanlah kekhawatiranku jagalah diriku dari depanku belakangku sebelah kananku sebelah kiriku dan dari atasku. Aku berlindung dengan keagungan-Mu dari bahaya yang datang dari bawahku”. (HR. Bukhari /1200 dan Abu daud /5074 dan Nasai’ /282 dan Ibnu Majah /3871)
“Kebalikan dari ini semua adalah ketika seseorang disia-siakan oleh Allah ( tidak dalam penjagaan Allah) seperti yang dikisahkan oleh Syaikh Al Junaid – Rahimahullah- Ada seorang kakek tua yang meminta-minta di jalanan Maka Syaikh berkata : “orang ini (Kakek tua) dulu ketika masih mudanya telah menyia-nyiakan perintah Allah dalam kata lain tidak menjaga Allah, maka sekarang ketika dia sudah tua Allah menyia-nyiakan orang tersebut”.
Penjagaan Allah terhadap hambanya tidak mesti menjaga diri hamba tersebut, bisa saja penjagaan Allah itu kepada anaknya atau cucunya sebagaimana diceritakan dalam firman Allah :
“Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu…”. (Al Kahfi : 82)
Sesungguhnya dia dijaga oleh Allah kerana keshalihan kedua orang tuanya, Sa’id Ibnul Musayyib berkata kepada anaknya : “Aku menambah shalatku (dengan mengerjakan shalat-shalat sunah) karena berharap Allah menjagaku dan menjaga dirimu wahai anakku”
Dari sebagian penjagaan Allah kepada hambanya juga yaitu Allah menjaga hambanya dari perkara-perkara yang buruk baik itu gangguan Jin ataupun manusia, sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfiman :
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan beginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka”.(At Thalaq : 2)
Syaikh Rabi’ bin hutsain berkata : “Allah menjadikan baginya jalan keluar dari segala sesuatu yang membuat dirinya sempit dalam menghadapi permasalahan hidup.”
Aisyah –Radiyallahu ‘anha– pernah menulis surat kepada Mu’awiyah yang isinya “ Wahai Mu’awiyah bertaqwalah kepada Allah, maka itu sudah cukup bagimu dalam pandangan manusia, akan tetapi jika engkau hanya bertaqwa dihadapan manusia saja maka mereka tidak akan berguna bagimu kelak dihadapan Allah”
Kemudian yang paling menakjubkan ayuhal ikhwah dari penjagaan Allah terhadap hambanya yang bertawqa Allah –subhanahu wa ta’ala menjadikan jinak hewan-hewan yang buas sebagaimana terjadi terhadap Pembantunya Nabi –Shalallahu ‘alaihi wasalam- yang bernama safinah ketika dalam sebuah perjalanan dan tiba-tiba kendaraan yang ia tumpungi rusak kemudian ia berjalan menuju sebuah pulau yang dimana disana ia melihat hewan buas, safinah berkata kepada hewan buas tersebut yang bernama Abu harist: ya Abal harits! saya ini adalah pembantunya Rasulullah dalam keadaan tersesat tolong tunjukan jalan yang benar kepadaku, setelah itu hewan buas tersebut berjalan seakan-akan menunjukan jalan bagi safinah dan setelah mendapatkan jalan yang benar hewan itupun pergi.
Wahai kaum muslimin sekalian…
Takutlah ketika kita melalaikan printah Allah karena balasan bagi orang yang melalaikan perintah akan mendapatkan keburukan bagi dirinya, bisa saja keburukan itu berada pada keluarganya, anaknya bahkan pada kendaraannya, sebagaimana telah diceritakan: “Sesungguhnya aku tidak melakukan kemaksiatan kecuali aku dapatkan balasan dari perbuatan itu di akhlak pembantuku dan kendaraanku” artinya Akhlak pembantunya buruk terhadapnya tidak taat terhadap perintah-perintahnya, dan himarnya (kendaraannya) tidak mau dikendarai olehnya.
2. Penjagaan Allah yang kedua kepada Hambanya adalah Allah memuliakan dan memberinya berbagai keutamaan.
seperti Allah menjaga hamba dalam agamanya yaitu dengan menjaga keimanannya selama hidupnya dan Allah menjaga hambanya dari Syubhat-syubhat dan kebid’ahan-kebid’ahan yang menyesatkan dan juga menjaga hambanya dari Syahwat yang dilarang, dan Allah menjaga hambanya sampai hambanya meninggal dalam keadaan khusnul khaatimah. Sungguh kenikmatan yang paling besar bagi seorang hamba adalah dia mendapatkan akhir yang baik.
Dan dari sebagian penjagaan Allah terhadap hambanya yaitu dengan menjaga hambanya dari berbuat kemaksiatan, seperti kisah nabi Yusuf ‘alaihi salam
“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang (mukhlash) terpilih. (Yusuf : 24)
Umar –radiyallahu ‘anhu– mendengar seseorang berdo’a: “Ya Allah sesungguhnya Engkau berada diantara seseorang dan hatinya, maka jagalah diriku dari kemaksiatan” maka ketika itu umar terkejut kemudian umar mendo’akan orang tadi dengan kebaikan.
Akhirnya barangsiapa yang menginginkan penjagaan Allah dalam segala aspek kehidupannya maka jagalah Batasan-batasan Allah (Syari’atnya) dan barangsiapa yang tidak mau musibah datang pada dirinya, maka janganlah ia melakukan hal-hal yang dilarang ( tidak disukai ) oleh Allah. Ulama salaf pernah berkata : “Barangsiapa yang suka kesehatannya terjaga maka bertaqwalah kepada Allah”
Wahai kaum muslimin…
Bayangkanlah bagaimana penjagaan Allah terhadap hambanya yang shaleh. Allah telah menjaga dirinya, hartanya dan keluarganya kemudian Allah subhanahu wa ta’ala menjaga hal yang sangat penting yaitu menjaga agamanya bahkan Allah subhanahu wa ta’ala menjaga hambanya dari segala keburukan. Maka berbahagialah bagi mereka yang tetap sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Rabbnya dan berbahagialah bagi mereka yang selalu merasa diperhatikan oleh Allah dalam segala tindakannya.
(Adapun orang-orang yang telah melalaikan batasan-batasan (Syari’at Allah) yang dahulunya merasakan kesenangan dunia dan mengira bahwa kesenangan yang mereka rasakan didunia akan kekal ternyata berubah kelak dihari kiamat dengan kesedihan yang merugikan dirinya.)
Ya Allah jadikanlah diri kami termasuk kepada Golongan yang senantiasa menjaga Syari’at-Mu dan menjauh dari segala laranganMu.
Ya Allah jagalah diri kami dari segala arah yang bisa membuat diri kami lalai terhadap perintah-Mu dan terjerumus kepada kemaksiatan.
Ya Allah terimalah amal kebaikan kami dan ampunkanlah kami sesungguhnya Engkau Maha Pengampun.
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin…
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel Hisbah di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet
ahsanta…
Syukran…