Nikmat “Disampaikannya Kita di Bulan Dzulhijjah”

Segala puji bagi Allah, Dzat yang telah dan masih saja mengaruniakan berbagai kenikmatan kepada kita. karena saking banyaknya, sehingga tak seorang pun mampu menghitung berapa jumlahnya.

Saudaraku, ketahuilah -semoga Allah memberi keberkahan kepada Anda- bahwa salah satu di antara sekian banyak nikmat yang Allah karuniakan kepada kita adalah, disampaikanya kita kepada bulan Dzulhijjah.

Kaum muslimin, rahimakumullah.

Disampaikannya kita ke bulan ini, adalah nikmat yang agung. Bagaimana tidak?! Sementara bulan Dzulhijjah adalah salah satu dari empat bulan-bulan yang mulia (Al-AsyHurul Hurum); tiga bulan yang lainnya yatiu, Dzulqa’dah, Muharram dan Rajab. Bulan-bulan ini di istimewakan oleh Allah ta’ala dengan kesuciannya dan Dia menjadikan bulan-bulan ini sebagai bulan-bulan pilihan di antara bulan yang ada. Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

“Sesungguhnya bilangan bulan disisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram…” (QS. At-Taubah: 36)

Ibnu Jarir ath Thabari rahimahullah meriwayatkan melalui sanadnya, dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu sehubungan dengan pengagungan Allah terhadap kesucian bulan-bulan ini, beliau berkata, “Allah ta’ala telah menjadikan bulan-bulan ini sebagai (bulan-bulan yang) suci, mengagungkan kehormatannya dan menjadikan dosa yangdilakukan pada bulan-bulan ini menjadi lebih besar dan menjadikan amal shalih serta pahala pada bulan ini juga lebih besar.” (Tafsir ath Thabari)

Ya, bagaimana disampaikannya kita kepada bulan ini bukan nikmat yang agung sementara kita berpeluang untuk meraup pahala yang besar lebih dari pahala yang kita peroleh manakala kita melakukan amal sholeh pada bulan-bulan lainnya.

Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam, beliau menghabarkan,

مَا الْعَمَلُ فِي أَيَّامِ الْعَشْرِ أفْضَلُ مِنْ الْعَمَلِ فِيْ هَذِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ؟ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَيْءٍ

“Tidak ada hari di mana amal shalih pada saat itu lebih utama daripada hari-hari ini, (yaitu: sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah) Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, tidak juga jihad?”. Beliau menjawab,”Tidak juga jihad, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apa pun.” (HR. Al-Bukhari, dari Ibnu Abbas)

Beliau juga bersabda,

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنْ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ

“Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid.” (HR. Ahmad, dari Ibnu Umar)

Penyusun : Amar Abdullah bin Syakir

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel Hisbah di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *