Segera Bertaubat dari Muamalah Riba

Saudaraku, bilamana Anda masih dalam kubangan riba, segeralah Anda bertaubat, jangan Anda menunda-nundanya sampai tiba saat dimana tak ada lagi kesempatan diterimanya taubat, yaitu saat ajal telah tiba.

Jangan sampai kematian telah sampai di tenggorokan lalu kita baru menyatakan taubat kepada Allah dan menampakkan penyesalan atas riba dan perbuatan-perbuatan haram lainnya? Sungguh taubat pada saat itu tidak akan diterima oleh Allah ta’ala sebagaimana firman Allah ‘azza wajalla dalam kitab sucinya,

وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الآنَ وَلا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا

“Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : ‘Sesungguhnya saya bertaubat sekarang.’ Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati, sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.” (Q.S. an-Nisâ’: 18)

Sebabagaimana sabda nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam sunnahnya,

إِنَّ اللَّهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ

Dan diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba-Nya selama ia belum sekarat (nyawa sampai di pangkal tenggorokan, pent).” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Maka dari itu, marilah kita semua bertaubat dengan segera dari interaksi dengan riba dan dosa-dosa lainnya. Sejak sekarang juga, kita jauhkan diri kita dan keluarga kita dari hal-hal yang membinasakan di dunia dan akhirat. Hendaknya kita juga berhenti dari profesi-profesi haram lainnya, dan menggantinya dengan mata pencaharian yang baik lagi halal. Karena memang Allah ta’ala telah mewajibkan kita semua agar bekerja mencari nafkah dan memakan yang baik lagi halal dari rezeki yang dianugerahkan kepada para hamba-Nya. Perhatikanlah firman Allah ta’ala,

فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلالا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Maka makanlah yang baik dari rezki yang telah diberikan oleh Allah kepadamu, dan syukuriklah ni’mat Allah jika kamu benar-benar menyembah-Nya.”‎  (QS. An-Nahl: 114)

Ketahui dan yakinilah bahwa jatah rezeki setiap orang dari kita telah ditentukan kadarnya oleh Allah. Tidak akan berkurang atau bertambah sedikitpun melebihi ketetapannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لا تستبطئوا الرزق ، فإنه لم يكن عبد ليموت حتى يبلغ آخر رزق هو له ، فأجملوا في الطلب ، أخذ الحلال وترك الحرام

Janganlah merasa terlambat datangnya rezki (kepadanya, pent), karena sesungguhnya seseorang sekali-kali tidak akan meninggal dunia sehingga ia sampai pada jatah rezekinya yang terakhir. Maka carilah nafkah dengan cara yang baik, yaitu dengan mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram.” (HR. Al-Hakimdan Ibnu Hibban, dan dinyatakan Shohih oleh syaikh Al-Albani di dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shohihah VI/108 no.2607, dan Shohih At-Targhib wa At-Tarhib II/143 no.1697).

Saudaraku…

Maka dari itu jangan sampai kita berambisi mengejar dan menumpuk harta dunia namun dengan menghalalkan segala cara salah satunya melakukan praktek riba. Sebab yang demikian ini justru akan membawa petaka bagi pelakunya itu sendiri.

Akhirnya kita memohon kepada Allah agar memberikan kepada kita semua rezeki yang halal dan baik, serta menganugerahkan kepada kita sikap qona’ah dan bersyukur atas segala limpahan nikmat dan karunianya. Dan kita memohon pula kepada Allah agar Dia melindungi kita semua dari segala keburukan yang akan membinasakan kita di dunia dan akhirat. Amiin.


Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel Hisbah di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *