Khutbah Jum’at : Sihir Perusak Akidah

Khutbah pertama

إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.

وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

أما بعد : إن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم وشر الأمور محدثا تها وإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار

Ayyuhal muslimun!

Ibadallah! Kejernihan akidah, kebersihan tauhid, keselamatan agama dan pengingkaran terhadap penyekutuan Tuhan adalah kewajiban yang dibebankan Allah kepada semua orang. Dalam rangka itulah, Allah menurunkan Kitab-kitab SuciNya dan mengutus Rasul-RasulNya.

وَمَآأَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّنُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لآ إِلَهَ إِلآ أَنَا فَاعْبُدُون

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Ilaah (sesembahan) yang hak melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”. (QS. Al-Anbiya’ :25).

Siapakah yang bisa menjadi tempat mengadu dalam situasi yang sulit, selain Allah? Siapakah yang bisa menjadi tempat mengungsi di saat terjadi bencana dan malapetaka, selain Allah? Dan siapakah yang bisa menjadi pelarian dalam suka dan duka, susah dan mudah, selain Allah?

فَفِرُّوا إِلَى اللهِ إِنِّي لَكُم مِّنْهُ نَذِيرٌ مُّبِينٌ وَلاَتَجْعَلُوا مَعَ اللهِ إِلَهًا ءَاخَرَ إِنِّي لَكُم مِّنْهُ نَذِيرٌ مُّبِينٌ

“Maka segeralah kembali kepada (menta’ati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. Dan janganlah kamu mengadakan ilah yang lain di samping Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.” (QS. Adz-Dzaariyaat :50-51).

Ayyuhal Muslimun!

Dialah yang bisa menolak mudharat dan memiliki manfaat. Dialah yang memiliki kerajaan, pemberian, pencegahan. Dialah yang memiliki segala perintah. Dialah pemilik segala ciptaan. Dan hanya di tangan-Nya lah kepemilikan segala sesuatu. Keputusannya pasti terlaksana, ketentuannya pasti terjadi, tidak ada yang bisa menahan apa yang dia berikan, tidak ada yang bisa memberikan apa yang dia tahan, tidak ada yang bisa menolak apa yang dia putus. Dia lah satu-satunya yang bisa diharapkan pertolonganNya untuk melenyapkan setiap bencana dan menghilangkan setiap kesulitan. Malaikat, Nabi, orang shalih, para wali apalagi tuhan lain selain Allah tidak ada yang bisa menolak mudharat dan mendatangkan manfaat.

وَلاَيَمْلِكُونَ مَوْتًا وَلاَحَيَاةً وَلاَنُشُورًا

“Dan (juga) tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan.” (QS. Al-Furqan :3).

قُلْ أَفَرَءَيْتُم مَّاتَدْعُونَ مِن دُونِ اللهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ

“Katakanlah: “Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya.” Katakanlah : “Cukuplah Allah bagiku”. Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.” (QS. Az-Zumar : 38).

مَّايَفْتَحِ اللهُ لِلنَّاسِ مِن رَّحْمَةٍ فَلاَ مُمْسِكَ لَهَا وَمَايُمْسِكْ فَلاَ مُرْسِلَ لَهُ مِن بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathir : 2).

Ayyuhal muslimun…!!!

Jika makhluk Allah yang paling baik dan hamba Allah yang paling utama, yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diberi tahu oleh Allah dengan firmanNya :

قُل لآَّأَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلاَ ضَرًّا إِلاَّ مَاشَآءَ اللهُ وَلَوْ كُنتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَامَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلاَّ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

“Katakanlah : ‘Aku tidak berkuasa menarik kemanfa’atan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman’.” (QS. Al-A’raf : 188).

Dan Allah melarangnya dengan firmanNya:

وَلاَ تَدْعُ مِن دُونِ اللهِ مَالاَيَنفَعُكَ وَلاَيَضُرُّكَ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِّنَ الظَّالِمِينَ وَإِن يَمْسَسْكَ اللهُ بِضُرٍّ فَلاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ هُوَ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلاَرَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَن يَشآءُ مِنْ عِبَادِهِ

“Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfa’at dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian itu) maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim. Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yunus : 106-107).

Ayyuhal muslimun…!!!

Kalau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam harus bersikap seperti itu berarti yang lain harus lebih berhati-hati dan waspada terhadap masalah itu. Harus menjaga tauhidnya kepada Tuhannya, menyerahkan segala urusan kepadaNya, dan meyakini sembahan selain Dia adalah batil.

ذَلِكَ بِأَنَّ اللهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَايَدْعُونَ مِن دُونِهِ الْبَاطِلُ

“Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dia-lah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil.” (QS. Luqman : 30).

Ayyuhal muslimun…!!!

Itulah dia tauhid yang murni yang harus dipegang teguh oleh umat Islam dan harus selalu mereka ikuti tanpa menoleh kepada yang lain, dalam rangka mengikuti jejak para utusan Allah.

Ayyuhal muwahhidun…!!!

Dengan metode yang benar dan iman yang kuat, Islam mendidik para penganutnya untuk bergantung kepada Allah semata. Baik sebagai individu maupun kelompok. Islam juga mengangkat akal dan memelihara fitrah mereka. Serta menjaga hati dan pikiran mereka agar tidak bergantung kepada selain Allah. Maka Islam menjauhkan umatnya dari prasangka, khayalan, ilusi dan mitos yang bisa mempermainkan akal sehat, merusak hati, dan memutus jalan. Juga tidak menerima dan menutup pintu di depan setiap pengaku, dajjal, pembohong dan pendusta yang mengklaim bahwa ada selain Allah yang turut mengatur alam semesta atau berkuasa di jagat raya. Sungguh Allah terlalu jauh dari apa yang mereka katakan.

Ya ummatal akidah!

Begitu juga dengan mempercayai orang-orang yang mengaku mengetahui perkara gaib. Atau datang (berkonsultasi) kepada para dukun, peramal, penebak, astrolog, tukang mantera, dan pengikut dajjal yang mengaku mampu memberikan informasi tentang perkara gaib. Padahal sebenarnya hanyalah kebohongan, dusta, mengada-ada, dan mengaku-ngaku. Semua itu adalah kesesatan, kebatilan, penyakit yang berbahaya, dan keburukan yang memprihatinkan. Sebab, pengetahuan tentang perkara gaib hanya dikuasai oleh Allah.

Allah subhanahu wata’ala berfirman :

قُل لاَّيَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ

“Katakanlah: ‘Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah’.” (QS. An-Naml : 65).

Ikhwatal iman!

Berinteraksi dengan sihir berarti menggabungkan antara kekufuran dan merugikan orang lain. Karena tidak jarang orang-orang yang awam, sakit hati, lemah iman dan lemah akal beranggapan bahwa seorang penyihir bisa melakukan apa saja sesuka hatinya.

Ma’asyiral muslimin!

Sihir adalah salah satu hal yang merusak dan dosa besar yang membinasakan. Allah dan Rasulnya telah memperingatkan umatnya agar tidak terjerumus ke dalamnya. Sebagaimana dinyatakan di dalam hadist riwayat Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu pada Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim.

“Jauhilah tujuh hal yang merusak (salah satunya yaitu : Sihir).” (HR. Al-Buhkari, 2766 dan Muslim, 89).

Maka, janganlah Anda sekali-kali melakukannya.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.

اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ.

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ


Artikel: www.hisbah.net

Gabung di Fans Page kami hisbah.net dan Hisbah TV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *