Tauhid Adalah Inti Ajaran Agama

Tauhid adalah inti ajaran agama, maka ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diutus kemudian ditentang oleh kaum quraisy, keadaan tersebut bukan karena mereka tidak bertuhan atau tidak mempercayai adanya Allah, namun penentangan mereka adalah karena Nabi Muhammad membawa risalah tauhid, yaitu mengesakan Allah Ta’ala semata dalam segala hal, yaitu Allah adalah satu-satunya pengatur alam semesta dan satu-satunya yang berhak untuk disembah, sedangkan mereka? Juga menyembah Tuhan lainnya dari berhala-berhala selain Allah Ta’ala.

Keadaan demikian, Allah Ta’ala gambarkan dalam firman-Nya:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ

“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu mereka akan menjawab, “Allah, ” maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).”(QS Al Ankabut: 61)

Maka Tauhid yang merupakan inti ajaran agama setiap Nabi adalah yang utama untuk selalu diperhatikan, Allah Ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” (QS An Nahl:36)

Kalau begitu, apa yang terjadi jika seseorang mengaku muslim namun tidak mentauhidkan Allah Ta’ala, yaitu dengan percaya kepada selain Allah, seperti percaya dukun dan segala hal yang berkaitan dengan praktik kedukunan, maka jawabannya adalah shalat seorang muslim tadi tidak diterima.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

“Barangsiapa mendatangi peramal lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari“. )Hadits Riwayat Muslim(

Dan lebih celakanya lagi jika menjadi musyrik dengan menyekutukan-Nya, maka seluruh amalannya hangus, Allah Ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِين

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”  (QS Azzumar: 65)

Maka hendaklah seorang muslim berhati-hati, jangan sampai letih sudah beribadah namun tidak menjadi nilai di sisi Allah Ta’ala karena percaya kepada selain Allah atau berharap kepada selainnya seperti beramal dengan riya dan sum’ah.

Allah Ta’ala berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالأذَى كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا لَا يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا}

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan.” (QS Al Baqarah: 264)

 

Maka sepatutnya seorang muslim mengesakan Allah Ta’ala dan tidak menyekutukannya dalam hal apapun, dalam akidah dan ibadah. Demikian agar kita dapat selamat di dunia dan di akhirat.

Semoga Allah Ta’ala senantiasa menaungi kita dengan taufik dan hidayah-Nya, sehingga dapat hidup dan mati dalam keadaan beriman kepada-Nya.

Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: Hisbahtv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *