Khutbah Pertama :
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ [الأنعام : 1]
وَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ [آل عمران : 102]
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.” QS. Ali Imron : 102
Ibadallah !
Khatib wasiatkan kepada diri khatib sendiri dan juga kepada kalian semuanya agar bertakwa kepada Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, karena sesungguhnya bertakwa kepada Allah – سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى – termasuk wasiat yang paling agung. Allah – سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى -berfirman,
وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ [النساء : 131]
“Sungguh, Kami telah mewasiatkan kepada orang-orang yang diberi kitab suci sebelum kamu dan (juga) kepadamu (umat Islam) agar bertakwa kepada Allah” (QS.An-Nisa : 131)
Maka, bertakwalah kalian kepada Allah. Karena sesungguhnya ketakwaan kepada Allah merupakan bekal terbaik bagi kita dalam mengarungi samudera kehidupan dunia ini. Untuk meraih kebaikan dalam kehidupan dunia dan juga kebaikan dalam kehidupan kita sesungguhnya yang kekal abadi di akhirat nanti setelah kita meninggalkan kehidupan dunia nan fana ini.
Allah – سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى – berfirman,
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ [البقرة : 197]
“Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.” (Qs.Al-Baqarah : 197)
Ibadallah !
Sesungguhnya pada silih bergantinya malam dan siang dan pergantian siang dan malam sepanjang lewatnya hari-hari sepanjang tahun terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal sehat, sebagaimana Rabb kita – سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى – berfirman,
إِنَّ فِي اخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَّقُونَ [يونس : 6]
“Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi pasti terdapat tanda-tanda (kebesaran-Nya) bagi kaum yang bertakwa.” (QS.Yunus : 6)
Ibadallah !
Sesungguhnya malam dan siang sepanjang tahun termasuk ayat Allah – سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى – yang agung, dan keduanya termasuk ayat-ayat-Nya (tanda-tanda kekuasaan-Nya dan kebesaran-Nya) yang sangat menakjubkan.
Ibadallah !
Allah – سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى – telah menyebutkan dua tanda kekuasaan-Nya ini di dalam ayat-ayat yang cukup banyak. Dan, Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- juga memerintahkan agar kita mengambil pelajaran dan petunjuk-petunjuknya. Allah – سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى – berfirman,
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ [فصلت : 37]
“Sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah malam dan siang “ (QS.Fushshilat : 37)
Allah – سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى – juga berfirman,
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِبَاسًا وَالنَّوْمَ سُبَاتًا وَجَعَلَ النَّهَارَ نُشُورًا [الفرقان : 47]
“Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian dan tidur untuk istirahat. Dia menjadikan siang untuk bangkit berusaha.” (QS.Al-Furqan : 47)
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ [الأنبياء : 33]
“Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS.Al-Anbiya : 33)
اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ [غافر : 61]
“Allahlah yang menjadikan malam untukmu agar kamu beristirahat padanya (dan menjadikan) siang terang-benderang (agar kamu bekerja). Sesungguhnya Allah benar-benar memiliki karunia (yang dilimpahkan) kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.” (Ghafir : 61)
Ibadallah !
Maka, lihatlah kepada dua tanda kekuasaan Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- nan agung ini, ‘malam dan siang’ dan apa-apa yang terkandung di dalam keduanya berupa pelajaran dan petunjuk-petunjuk yang menunjukkan kepada sifat rububiyah Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- dan kepada keagungan-Nya, keagungan kekuasaan-Nya dan keagungan hikmah-Nya. Dan, bagaimana Dia -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-menjadikan malam sebagai ketenangan dan pakaian yang menutupi alam, sehingga gerakan-gerakan tenang di dalamnya dan hewan-hewan kembali ke rumah-rumahnya, burung-burung kembali ke sarang-sarangnya, jiwa-jiwa merasa rileks di dalamnya dan beristirahat dari payah dan lelahnya usaha. Kemudian datang setelah itu siang yang menutupinya dengan cepat hingga hilang kekuasaannya.
يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا [الأعراف : 54]
“…Dia menutupkan malam pada siang yang mengikutinya dengan cepat…(QS. Al-A’raf : 54)
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً [الفرقان : 62]
“Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti …” (QS. Al-Furqan : 62)
Satu dengan lainnya silih berganti, tidak berkumpul satu dengan yang lainnya. Dan itu berjalan sepanjang tahun. Tahun demi tahun silih berganti, demikian pula siang dan malam pun terus silih berganti hingga datang hari Kiamat nanti.
Ibadallah !
Kemudian, ketika siang hari muncul, binatang-binatang menyebar mencari penghidupannya dan kemaslahatan-kemaslahatan hidupnya, dan burung pun keluar dari sarang-sarangnya. Begitupun pula dengan kita, manusia. Allah ta’ala berfirman,
قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ اللَّيْلَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِضِيَاءٍ أَفَلَا تَسْمَعُونَ (71) قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ النَّهَارَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِلَيْلٍ تَسْكُنُونَ فِيهِ أَفَلَا تُبْصِرُونَ (72) وَمِنْ رَحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (73) [القصص : 71 – 73]
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bagaimana pendapatmu jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus-menerus sampai hari Kiamat? Siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Apakah kamu tidak mendengar?”
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bagaimana pendapatmu jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus-menerus sampai hari Kiamat? Siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu sebagai waktu istirahatmu? Apakah kamu tidak memperhatikan?”
Berkat rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang agar kamu beristirahat pada malam hari, agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari), dan agar kamu bersyukur kepada-Nya. (QS. Al-Qashash : 71-73)
Ibadallah !
Sungguh Rabb kita – سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى – telah menjelaskan di dalam ayat-ayat yang cukup banyak bahwa dalam pergantian malam dan siang dan silih bergantinya keduanya terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal dan bagi orang-orang yang bertakwa, serta bagi orang-orang yang ingin mengambil pelajaran atau ingin bersyukur.
Ibadallah !
Renungkanlah ketetapan-ketetapan Allah – سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى – yang diberlakukan terhadap malam dan siang, dan bagaimana keduanya berjalan dengan penuh keteraturan yang sedemikian menakjubkan. Jika salah satunya berkurang maka yang lain bertambah. Jika salah satunya bertambah maka yang lain berkurang.
Ibnu al-Qayyim – رَحِمَهُ اللهُ – mengatakan, “Renungkanlah hikmah yang terkandung di dalam ketentuan-ketentuan Allah yang diberlakukan terhadap malam dan siang, niscaya Anda akan mendapatkannya sedemikian baiknya, dan hikmah yang terdapat pada ketetapan-ketetapan Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-terhadap siang dan malam adalah bahwa andaikan lebih dari apa yang telah ditentukan untuknya atau kurang dari apa yang telah ditentukan untuknya niscaya akan hilang kemaslahatannya. Dan akan berbeda hikmahnya karena hal itu. Bahkan, (Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-)menjadikan ketentuan-ketentuan yang diberlakukan untuk keduanya sepanjang 24 jam, dan (Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-) menjadikan keduanya saling melengkapi kelebihan dan kerungannya satu dengan yang lainnya, jika salah satunya bertambah waktunya, maka yang lain akan kembali, lalu menyusulnya. Seperti firman Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-,
يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ [الحديد : 6]
“Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam” (QS.Al-Hadid : 6)
Ibadallah !
Matahari yang kita lihat itu, setiap hari ia terbit dari timur kemudian berada di atas kepala-kepala (kita) di pertengahan siang hari, kemudian ia tenggelam di barat, sesungguhnya dalam kondisi ini terdapat seagung-agung pelajaran bahwa terbitnya kemudian tenggelamnya merupakan pemberitahuan bahwa dunia ini bukanlah daar qarar (negeri yang kekal). Namun, dunia ini hanyalah sekedar terbit kemudian tenggelam, muncul kemudian pergi.
Ibadallah !
Bulan yang kita lihat (di malam hari) itu, ia muncul kecil di awal bulan, ia terlahir sebagaimana bayi terlahir, kemudian tumbuh berkembang secara berangsung-angsur seperti badan tumbuh, sehingga apabila telah sempurna dalam pertumbuhannya ia menjadi purnama, kemudian setelah itu mulai berkurang dan menghilang.
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ [يس : 39]
“(Begitu juga) bulan, Kami tetapkan bagi(-nya) tempat-tempat peredaran sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir,) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua” (QS.Yasin : 39)
Ibadallah !
Dan begitu pula kehidupan seseorang di dunia ini, sama persis. Maka, ambillah pelajaran (dari kejadian itu), wahai orang-orang yang mempunyai pandangan.
Ibadallah !
Sesungguhnya siang dan malam hari ini yang silih berganti sepanjang tahun merupakan perpindahan demi perpindahan yang kita jalani menuju ke negeri akhirat. Setiap hari berlalu, kita menaiki anak tangga perpindahan. Setiap hari berlalu, dengan itu kita tengah mendekat kepada ajal kita. Setiap hari berlalu, dengan itu kita semakin dekat dari negeri akhirat. Setiap hari berlalu, dengannya kita tengah mendekat kepada kematian dan (kehidupan) setelahnya. Dengannya kita semakin menjauh dari kehidupan dunia. Dan, seperti kata sebagian salaf,
“ابن آدَمَ إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ كُلَّمَا ذَهَبَ يَوْمٌ ذَهَبَ بَعْضُكَ”
“Wahai anak keturunan Adam !, Sesunguhnya engkau hanyalah kumpulan hari-hari, setiap kali satu hari pergi, maka pergilah sebagian dirimu.”
Sebagian mereka juga mengatakan,
“اَللَّيْلُ وَالنَّهَارُ يَعْمَلَانِ فِيْكَ فَاعْمَلْ فِيْهِمَا”
“Malam dan siang bekerja pada dirimu, maka bekerjalah kamu pada keduanya.”
Bahkan, Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-telah berfirman,
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا [الفرقان : 62]
“Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau ingin bersyukur.” (QS. Al-Furqan : 62)
Ibadallah !
Sesungguhnya orang yang lalai lagi miskin adalah orang yang terkena pendeknya pandangan. Ia tidak melihat melainkan sebatas apa yang ada di hadapannya, ia mengira bahwa kehidupan seorang insan itu adalah hari-hari ini yang dilewatinya di dunia. Andaikan saja ia memandang dengan pandangan syar’i niscaya ia akan melihat bahwa jalan yang berada di depannya itu panjang, perjalanan itu jauh dan bahwa kehidupan dunia ini hanyalah salah satu tahapan dari tahapan kehidupan yang dilalui oleh seorang insan dalam perjalanannya.
يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَى رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ [الإنشقاق : 6]
“Wahai manusia, sesungguhnya engkau telah bekerja keras menuju (pertemuan dengan) Tuhanmu. Maka, engkau pasti menemui-Nya” (QS. Al-Insyiqaq : 6)
Betapa pun kerja keras yang dilakukan manusia dalam kehidupan di dunia ini, dan betapa pun umurnya memanjang. Pada akhirnya nanti, pasti menemui Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-. Dan, betapa pun seorang insan menikmati kehidupan dunia, pada akhirnya ia pasti berjumpa dengan Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-
. يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَى رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ [الإنشقاق : 6]
“Wahai manusia, sesungguhnya engkau telah bekerja keras menuju (pertemuan dengan) Tuhanmu. Maka, engkau pasti menemui-Nya” (QS. Al-Insyiqaq : 6)
أَفَرَأَيْتَ إِنْ مَتَّعْنَاهُمْ سِنِينَ (205) ثُمَّ جَاءَهُمْ مَا كَانُوا يُوعَدُونَ (206) مَا أَغْنَى عَنْهُمْ مَا كَانُوا يُمَتَّعُونَ [الشعراء : -205 207]
“Bagaimana pendapatmu jika kepada mereka Kami berikan kenikmatan hidup beberapa tahun?. Kemudian, ia (azab) yang diancamkan datang kepada mereka. Niscaya kenikmatan yang mereka rasakan tidak berguna baginya.” (QS. Asy-Syu’ara : 205-207)
أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرَ اللهَ لِي وَلَكُمْ
**
Khuthbah Kedua :
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ
وَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (70) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا (71) [الأحزاب : 70 ، 71]
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” QS. Al Ahzab : 70 – 71
Ibadallah !
Sesungguhnya hari ini adalah hari Jum’at. Hari yang dikatakan oleh utusan Dzat yang menjadikan siang dan malam silih berganti dalam salah satu sabdanya,
إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَأَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِيهِ
“Sesungguhnya di antara hari-hari kalian yang paling utama adalah hari Jum’at, maka perbanyaklah oleh kalian shawat kepadaku pada hari tersebut.” (HR. Abu Dawud)
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الْكُفْرَ واَلْكَافِرِيْنَ اَللَّهُمَّ أَذِلَّ النِّفَاقَ وَالْمُنَافِقِيْن
اَللَّهُمَّ نَجِّي إِخْوَانَنَا اَلْمُسْلِمِيْنَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ وَفِي كُلِّ مَكَانٍ
اَللَّهُمَّ مَنْ أَرَادَنَا أَوْ أَرَادَ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ بِسُوْءٍ اَللَّهُمَّ فَأَشْغِلْهُ فِي نَفْسِهِ اَللَّهُمَّ اجْعَلْ كَيْدَهُ فِي نَحْرِهِ اَللَّهُمَّ اجْعَلْ تَدْبِيْرَهُ تَدْمِيْرًا عَلَيْهِ يَا قَوِيُّ يَا عَزِيْزُ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ يَا ذَا الْجَلَالِ وَاْلِإكْرَامِ
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ
اَللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَيْنَا نِعْمَةَ الْأَمْنِ وَالْاِسْتِقْرَارِ وَرَغَدِ الْعَيْشِ وَالرَّخَاءِ وَاِجْتِمَاعِ الْكَلِمَةِ وَاجْعَلْهَا عَوْنًا لَنَا عَلَى طَاعَتِكَ وَمَرْضَاتِكَ
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا لِنِعَمِكَ وَآلَائِكَ شَاكِرِيْنَ . اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا لِنِعَمِكَ وَآلَائِكَ شَاكِرِيْنَ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا لِنِعَمِكَ وَآلَائِكَ شَاكِرِيْنَ
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا بِمَا فَعَلَ السًّفَهَاءُ مِنَّا
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَأَجِلِهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَّ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَأَجِلِهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي أَوْقَاتِنَا اَللَّهُمَّ بَارِكَ لَنَا فِي أَوْقَاتِنَا اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي أَوْقَاتِنَا وَفِي أَعْمَارِنَا
اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَعَلَى شُكْرِكَ وَعَلى حُسْنِ عِبَادَتِكَ
اَللَّهُمَّ وَفِّقْنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى مِنَ الْأَقْوَالِ وَالْأَعْمَالِ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَآخِرُ دَعْوَانا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Ditulis oleh :
Amar Abdullah bin Syakir
Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: Hisbahtv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor