Di antara yang mendatangkan kebahagiaan bagi kedua suami istri dan merekatkan hati mereka berdua adalah berpegangnya mereka kepada adab-adab syar’i dan kesungguhan mereka dalam menjaga ibadah-ibadah sunnah ; shalat tepat waktu, shalat suami bersama jama’ah sebagai kewajiban, shalat sunnah rawatib, witir dan dhuha. Begitu juga dianjurkan bagi keduanya agar tidak lupa membaca dzikir-dzikir dan doa-doa yang diriwayatkan dari Rasulullah-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-seperti dzikir pagi dan petang, dzikir tidur, doa masuk rumah dan keluar rumah, doa masuk WC dan keluar WC, kaffaratul majlis, doa saat suami hendak menggauli istri, basmalah saat makan, dzikir sesudahnya, doa memakai baju baru dan seterusnya… dan akan sangat baik bila masing-masing dari keduanya membacanya dengan suara yang terdengar untuk mengingatkan yang lain.
Allah- سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-berfirman,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ [النحل : 97]
Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka Kami benar-benar akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (an-Nahl : 97)
Allah- سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-menyatukan untuk mereka kebaikan dunia dan akhirat.
Dari Abu Musa dari Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ –bahwa beliau bersabda,
« مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِى يُذْكَرُ اللَّهُ فِيهِ وَالْبَيْتِ الَّذِى لاَ يُذْكَرُ اللَّهُ فِيهِ مَثَلُ الْحَىِّ وَالْمَيِّتِ ».
“Perumpamaan rumah yang Allah diingat di dalamnya dan rumah yang Allah tidak diingat di dalamnya adalah seperti orang hidup dan mati (Diriwayatkan oleh Muslim)
Begitu pula sangat patut bagi suami-istri membersihkan rumah mereka dari hal-hal yang diharamkan, menjauhi kemaksiatan, karena semua itu hanya akan melahirkan kesengsaraan dan malapetaka. Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-berfirman,
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى [طه : 124]
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta.” (Thaha : 124)
Seorang ulama salaf berkata, “Aku melakukan maksiat kepada Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, maka aku menyaksikan dampak buruknya pada kendaraan dan istriku.”
Ya Allah, hidupkanlah kami dengan kehidupan yang baik, dan bangkitkanlah kami dalam golongan orang-orang yang bertakwa. Amin
**
Bila engkau berusaha meraih bahagia, maka istiqamahlah di atas itu, niscaya engkau meraih tujuanmu bahkan engkau akan menjadi orang yang lebih awal meraih ketinggian (Shafiyuddin al-Hilli)
**
Wallahu A’lam
Amar Abdullah bin Syakir
Sumber :
Az-Zaujan Fi Khaimah as-Sa’aadah Maharat wa Wasa-il, Abdurrahman bin Abdillah al-Qar’awi, hal.38-40
Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: Hisbahtv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor