Istri yang Kasar – Bagian 2

 

Dalam tema ini, telah disebutkan beberapa wujud kekasaran istri. Di antaranya adalah bahwa si istri tidak mengerti suaminya atau tidak memahaminya sehingga suami tidak berhasrat kepadanya…dan seterusnya…(yang dapat anda baca di sini Artikel Sebelumnya Istri yang Kasar

Masih adakah wujud kekasaran lainnya ?

Silakan baca tulisan berikut ini dengan seksama:

Wujud kekasaran wanita (istri) lainnya adalah tidak merasa gembira terhadap apa yang berhasil diwujudkan suaminya untuk dirinya terutama bila sang suami lebih miskin dari sang istri. Ia bagaikan anak kecil yang mempersembahkan kabar gembira kepadanya. Atau mempersembahkan sebuah kesuksesan atau hadiah namun sang istri menyambutnya dengan sikap yang dingin dan tidak menunjukkan kegembiraan sama sekali. Dengan demikian ia telah meretakkan hati suaminya, memupus kegembiraannya dan melukai perasaannya. Ia bagaikan batu yang dilemparkan ke kepala suaminya. Padahal suaminya mengira bahwa istrinya bagaikan sumber air yang mengalir.

Disebutkan dalam kitab-kitab kuno bahwa Mus’ab bin Az-Zubair pulang ke rumahnya pada waktu Subuh dengan tergesa-gesa dan gembira. Ia telah mendapatkan mutiara yang nilainya mencapai jutaan Riyal dengan harga sekarang. Maka ia segera membangunkan istrinya, Aisyah binti Thalhah, dari tidurnya. Ia ingin mempersembahkan mutiara itu kepadanya sebagai hadiah. Ketika istrinya bangun, ia mengharapkan mutiara tersebut di pangkuannya. Sang istri memandangnya dengan sebelah mata dan mengatakan, “Tidurku lebih aku sukai daripada mutiara ini.”

Itu adalah puncak kekasaran yang mampu meremukkan hati dan melukai perasan. Hal itu karena wanita tersebut tidak hanya kasar tetapi ia juga tidak merasa gembira dengan hadiah yang harganya jutaan Riyal. Sungguh sangat bisa dipastikan dari pangalaman itu bahwa ia tidak akan merasa gembira dengan bentuk hadiah apa pun atau kabar baru dari temannya yang disampaikan dengan riang gembira oleh suaminya. Sementara suaminya berharap bahwa kabar itu akan membuatnya gembira.

***

Bentuk kekasaran wanita selanjutnya dan wujud perasaan yang mati adalah menelantarkan anak-anaknya. Sehingga mereka tampak dekil dan menjijikkan. Pinggiran mata mereka penuh dengan kotoran, ingusnya meler ke sana ke mari, dan mereka tertutupi oleh debu dan kotoran. Gambaran pada anak-anak tersebut terkadang tidak sampai pada taraf menjijikkan-meski ibunya barang kali sampai pada tingkatan wanita yang paling kasar. Akan tetapi, gambaran tersebut tetap tampak buruk meskipun ibunya tidak sampai ke tingkatan itu, ketika sang suami adalah seorang yang sensitif dan berusaha keras untuk menyayangi anak-anaknya. Akan tetapi istrinya tidak peduli terhadap keinginan suaminya itu. Kekhawatirannya terhadap suatu penyakit yang mungkin akan menjangkiti anak yang kotor tidak juga membuatnya tergerak untuk membuat anak-anaknya tampak rapi dan memberi pakaian yang baik. Bahkan ia selalu membiarkan mereka dalam kondisi yang tidak menyenangkan. Ia merasa senang bila mereka terlihat seperti anak-anak yang penyakitan.

Dr. Muhammad Ali Al-Hajj yang merupakan seorang konsultan penyakit anak-anak mengatakan, “Bayi menangis itu kebanyakan disebabkan oleh ketidakpedulian ibunya dalam hal kebersihan bayi. Sehingga di lipatan kedua paha bayi terkadang masih tersisa air bekas mandi yang menyebabkan dingin dan membuat kulitnya memerah. Ini akan membuat bayi merasa sakit. Inilah yang menyebabkan menangis. Sayangnya, ibunya tidak tahu persoalan ini. Ia hanya memberikan susunya atau dot minumannya untuk mendiamkan bayinya. Tindakan ini hanya akan membuat perut bayi bertambah mulas, terganggu pencernaannya, dan membengkak. Sang ibu yang tidak tahu itu meyakini bahwa bayinya menangis keras karena kebutuhan makanannya tidak mencukupi, sehingga ia memberikan susunya kembali atau dot minumannya. Dengan demikian, si bayi semakin sakit dan tambah menangis lagi.”

Jadi, kebodohan merupakan sumber segala kekasaran. Orang yang bodoh itu ingin memberikan manfaat untuk Anda tetapi sebenarnya justru membahayakan Anda.

Salah satu jenis kekasaran pada wanita disebabkan oleh kebodohan dan ketololan yang keterlaluan. Saya pernah menulis dalam buku “Malam Pertama Ummu Naubatu Shar” tentang seorang wanita yang meyakini bahwa London berada di tengah-tengah kota Paris dan Andira Ghanadi adalah restoran yang terletak di Paris. Ini adalah kisah nyata dan dalam kehidupan ini ada saja orang-orang yang semisal dengannya. Teruma terjadi pada para istri yang sering datang ke dukun dan para normal karena keinginan yang kuat agar suaminya tetap mencintai mereka atau karena tujuan agar bisa hamil bagi sebagian istri yang tidak kunjung hamil. Kebodohan yang berbeda-beda dari para istri seperti itu, bila Anda berbincang-bincang dengan mereka sesaat saja, Anda pasti akan merasakan kekasaran pada tutur kata mereka. Misalnya dengan memungkiri fakta yang sudah nyata atau bersikukuh terhadap pendapatnya yang salah. Dengan demikian, Anda merasa bahwa tidak ada kebaikan sama sekali pada wanita itu.

Wallahu A’lam

Sumber :

Aswa’ul Zaujat”, Abdullah al-Ju’aitsan. E,i hal. 41 – 46.

Amar Abdullah bin Syakir

Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *