Ramadhan sebulan lagi akan datang, karena sekarang kita tengah berada di bulan Sya’ban. Karenanya, selayaknya kita bersiap diri sejak bulan ini, bulan Sya’ban untuk memasuki bulan Ramadhan.
Apa hal-hal yang selayaknya kita lakukan di bulan ini, sebagai sebuah bentuk ‘persiapan’ kita memasuki bulan nan mulia, bulan Ramadhan yang tidak lama lagi akan tiba ?.
Perbanyaklah Puasa !
Yakni, perbanyaklah puasa sunnah di siang harinya. Ini layaknya sebuah ‘persiapan’, karena nantinya pada bulan Ramadhan kita diwajibkan untuk berpuasa sebulan lamanya. Diharapkan, dengan kita memperbanyak melakukan puasa sunnah di bulan ini, nantinya di bulan Ramadhan puasa yang kita lakukan tidak menjadi hal yang sangat berat dirasakan karena kita telah terbiasa berpuasa sebelumnya.
Tentu saja, hal ini kita lakukan dalam rangka meneladani Nabi kita Muhammad-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – yang mana beliau telah memberikan keteladan kepada kita dalam hal ini.
Perhatikan beberapa hadis berikut ini,
Pertama, hadis Usamah bin Zaid-رَضِيَ اللهُ عَنْهُ-,
عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ لِمَ أَرَكَ تَصُوْمُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُوْرِ مَا تَصُوْمُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيْهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالمَيْنَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Dari Usamah bin Zaid, ia berkata, aku pernah bertanya (kepada Rasulullah), “Ya Rasulullah !, aku tidak melihat Anda sering berpuasa dalam satu bulan kecuali di bulan Sya’ban ?” Beliau menjawab, “Ini adalah bulan yang banyak dilalaikan orang, terletak antara Rajab dan Ramadhan. Dia adalah bulan diangkatnya amal kepada Tuhan semesta alam. Aku suka, saat amalku diangkat, aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. an-Nasai).
Kedua, Hadis Aisyah-رَضِيَ اللهُ عَنْهَا-,
Ia-رَضِيَ اللهُ عَنْهَا-mengatakan :
وَلَمْ أَرَهُ صَائِمًا مِنْ شَهْرٍ قَطُّ أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيْلاً
Dan aku belum pernah melihat sama sekali beliau berpuasa lebih banyak daripada puasanya di bulan Sya’ban, beliau berpuasa Sya’ban seluruhnya, beliau berpuasa Sya’ban kecuali hanya sedikit.” (HR. Muslim).
Aisyah-رَضِيَ اللهُ عَنْهَا-juga mengatakan :
لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ وَكَانَ يَقُوْلُ خُذُوْا مِنْ الْعَمَلِ مَا تُطِيْقُوْنَ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوْا
Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- tidak pernah berpuasa pada suatu bulan lebih banyak daripada di bulan Sya’ban. Sesungguhnya beliau pernah berpuasa Sya’ban seluruhnya. Dan beliau pernah mengatakan : lakukanlah amal yang mampu kalian lakukan, karena sesungguhnya Allah tak akan pernah merasa bosan, sehingga kalian merasa bosan.” (HR. al-Bukhari).
Aisyah-رَضِيَ اللهُ عَنْهَا-juga mengatakan :
كَانَ أَحَبَّ الشُّهُوْرِ إِلَى رَسُوْلِ اللَّهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- أَنْ يَصُوْمَهُ شَعْبَانُ ثُمَّ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ
Bulan yang paling beliau sukai untuk berpuasa (sunnah) padanya adalah bulan Sya’ban, kemudian beliau menyambungnya dengan (puasa) bulan Ramadhan.” (HR. Abu Dawud).
Ketiga, Hadis Ummu Salamah-رَضِيَ اللهُ عَنْهَا-,
Ummu Salamah Hindun bintu Abi Umayah-رَضِيَ اللهُ عَنْهَا-mengatakan :
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَصُوْمُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ إِلَّا شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ
Aku tidak pernah melihat Nabi-shallallahu ‘alaihi wasallam- berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali Sya’ban dan Ramadhan.” (HR. at-Tirmidzi).
Demikianlah, hadis-hadis di atas menunjukkan bahwa Nabi memperbanyak pusa sunnah di bulan Sya’ban. Dengan demikian, dengan kita meneladaninya dan dengan semakin banyak puasa sunnah yang kita lakukan di bulan ini, nicaya akan semakin banyak pula pahala yang akan kita dapatkan.
Perbanyaklah Membaca al-Qur’an !
Diriwayatkan dari Anas bin Malik -semoga Allah meridhoinya- bahwa ia mengatakan :
Dulu, para sahabat Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- kala bulan Sya’ban telah muncul, mereka semakin mencurahkan perhatian diri kepada mushaf–mushaf, mereka membacanya, mereka pun mengambil zakat harta mereka, mereka membagikannya kepada orang-orang lemah dan orang-orang miskin agar mereka kuat nantinya berpuasa pada bulan Ramadhan. Dan, kaum Muslimin, mereka memanggil budak-budak yang mereka miliki, memperingan beban-beban mereka pada bulan Ramadhan. Para penguasa memanggil para tahanan, lalu siapa di antara mereka (para tahanan tersebut) yang berhak mendapatkan hukuman maka para penguasa itu pun menegakkan hukuman atas mereka. Jika mereka tidak berhak dihukum, maka mereka pun dilepaskan. (Fathul Baariy, 13/311).
Salamah bin Kuhail –semoga ALLAH merahmatinya- berkata :
كَانَ يُقَالُ شَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ الْقُرَّاءِ
Dulu dikatakan bahwa bulan Sya’ban adalah bulannya para pembaca al-Qur’an.”
Hubaib bin Abi Tsabit -semoga ALLAH merahmatinya-, apabila bulan Sya’ban telah masuk, ia mengatakan :
هَذَا شَهْرُ الْقُرَّاءِ
Ini adalah bulan al-Qurra (para pembaca al-Qur’an).”
Amru bin Qais al-Mala-I -semoga Allah merahmatinya-, apabila bulan Sya’ban telah masuk ia menutup tokonya dan mencurahkan tenaga, pikirannya dan waktunya untuk membaca al-Qur’an. (Latha-if al-Ma’arif, 1/135).
Kerenanya, disamping kita memperbanyak berpuasa di siang harinya di bulan Sya’ban, hendaknya pula kita memperbanyak membaca al-Qur’an di bulan ini. Sebagaimana dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban akan semakin banyak pahala yang kita dapatkan, maka demikian pula jika kita semakin banyak membaca al-Qur’an di bulan Sya’ban ini, apalagi harus kita syukuri bahwa ternyata pahala kebaikan dengan kita membaca al-Qur’an itu dihitung untuk setiap hurufnya yang kita baca. Hal ini sebagaimana ditunjukkan dalam sabda Nabi kita Muhammad-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-,
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُوْلُ آلم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفُ حَرْفٌ وَلَامُ حَرْفٌ وَمِيْمُ حَرْفٌ
Barang siapa membaca satu huruf dari kitab Allah (yaitu, al-Qur’an) maka baginya satu kebaikan dan kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan, Alif Laam Miim, itu satu huruf, tetapi Alif itu satu huruf, Laam itu satu huruf, dan Miim itu satu huruf. (HR. at-Tirmidzi)
Segala puji bagi ALLAH-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-.
Akhirnya, kita memohon kepada ALLAH-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, semoga Dia-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-mengaruniakan taufiq kepada kita semua sehingga dapat memperbanyak puasa sunnah di bulan ini dan dapat pula untuk memperbanyak membaca kitabNya al-Qur’an yang mulia. Amin
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Amar Abdullah bin Syakir
Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor