Amar Makruf Nahi Munkar adalah syiar agung yang dengannya perintah agama terjaga dan larangan-larangannya tidak dilanggar. Sehingga terciptanya kehidupan aman, tentram dan islami.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al A’raf: 96)
Namun dalam prakteknya, semangat menyampaikan yang benar juga harus dilakukan dengan benar, ini agar tujuan utama dari dakwah itu sendiri tercapai, yaitu tersampainya kebenaran dan diterima. Dan caranya adalah dengan hikmah, Allah Ta’ala berfirman:
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS An Nahl: 125)
Apa itu hikmah? hikmah adalah kebijaksanaan, termasuk darinya ada bijaksana dalam melihat waktu penyampaian. Jangan sampai tergesa-gesa menyampaikannya sedangkan keadaan tidak tepat, seperti di tengah orang banyak sehingga pelakunya malu untuk menerima kebenaran.
Syaikh Bin Baz Rahimahullah memberikan wejangan:
“قد يكون بعض الناس في وقت لا يقبل التوجيه ولكنه في وقت آخر يكون متهيئا للقبول، فالمؤمن والمؤمنة يلاحظان للإنكار والأمر بالمعروف الأوقات المناسبة ولا ييأس إذا لم يقبل منه اليوم أن يقبل منه غدا”.
[مجموع فتاوى ابن باز: (4/ 51)]
“Terkadang sebagian orang tidak bisa menerima nasehat pada suatu waktu, namun pada waktu yang lain, dia siap menerimanya. Maka hendaknya seorang mukmin dan mukminah memperhatikan waktu yang tepat ketika melaksanakan Amar Makruf Nahi Mungkar. Dan tidak cepat berputus asa jika tidak diterima nasehatnya hari ini, karena bisa jadi hari esok diterima”.
(Majmu Fatawa Ibnu Baz 51/4)
Maka, hendaklah kita tidak cepat mengambil keputusan bahwa dia adalah orang yang tidak mau menerima kebenaran atau sombong.
Justru kita juga harus terus memperbaiki cara, jangan sampai kebenaran itu tertolak karena cara kita yang salah.
Semoga Allah Ta’ala memudahkan urusan kita dan memberikan hidayah kepada kaum muslimin dan terutamanya orang-orang yang kita cintai.
Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor