7 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Dzulhijjah

Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik hingga hari Kiamat.

Ibnu Abbas mengatakan, Rasulullah ﷺ bersabda

ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام العشر فقالوا يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله ؟ فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك بشيء

Tidak ada hari di mana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : sepuluh hari (pertama) dari bulan Dzulhijjah.” Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, tidak juga jihad di jalan Allah? Beliau menjawab, “Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apa pun.” (HR. Al Bukhari dan At Tirmidzi)

Nabi ﷺ juga bersabda

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنْ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ

“Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebaikan di dalamnya dari pada sepuluh hari (pertama Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid.”

Pembaca yang budiman…

Dua hadis di atas mengisyaratkan akan keutamaan dari sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah ini. Adapun perkara lainnya yang menunjukkan keutamaannya adalah :

  1. Bahwa Allah Bersumpah dengannya

Termasuk pula hal yang menunjukkan keutamaan dari 10 hari ini adalah bahwa Allah bersumpah dengannya. Bila mana Allah bersumpah dengan sesuatu, ini menunjukkan akan besarnya kedudukan dan keutamaannya, karena tidaklah Dzat yang Maha Agung bersumpah kecuali dengan hal yang agung pula. Allah berfirman,

وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2)

Demi fajar, dan malam yang sepuluh (Qs. Al Fajr : 1-2)

Malam yang sepuluh ini adalah 10 Hari (Pertama) Dzulhijjah. Ini merupakan pendapat mayoritas ahli tafsir dan orang-orang belakangan. Dan, Ibnu Katsir mengatakan di dalam tafsirnya, ‘ pendapat inilah yang benar.’

  1. Bahwa itu merupakan Hari Penyempurnaan Agama dan Dicukupkannya Nikmat

Termasuk pula hal yang menunjukkan keutamaan hari-hari ini adalah bahwa hari tersebut merupakan hari dimana Allah sempurnakan agama dan mencukupkan nikmatnya. Orang-orang Yahudi mengatakan kepada Umar bin Khaththab, ‘Sesungguhnya kalian membaca sebuah ayat yang andai kata ayat tersebut turun pada kami niscaya kami bakal menjadikan hari (turunnya) ayat tersebut sebagai hari raya. Umar menanggapinya seraya mengatakan, ‘Sungguh aku tahu dalam peristiwa apa ayat tersebut diturunkan dan dimana tempat ayat itu diturunkan, serta di mana Rasulullah berada saat ayat tersebut diturunkan pada hari Arafah. Sungguh, demi Allah, kami tengah berada di Arafah. Sufyan mengatakan, ‘dan aku ragu apakah pada hari itu adalah hari Jum’at ataukah bukan.

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ ..

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu… (HR. Al Bukhari dan Muslim)

  1. Bahwa hari-hari tersebut adalah hari-hari yang telah ditentukan yang mana disyariatkan pada hari-hari tersebut untuk berdzikir

Allah berfirman

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ

Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak … (Qs. Al Hajj : 28)

Jumhur ulama berpendapat bahwa hari yang telah ditentukan tersebut adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Di antara yang berpendapat demikian adalah Ibnu Umar dan Ibnu Abbas (Tafsir Ibnu Katsir)

  1. Bahwa Rasulullah bersaksi bahwa hari-hari tersebut adalah hari-hari dunia yang paling utama.

Jabir –semoga Allah meridhainya- meriwayatkan bahwa Rasulullahﷺ bersabda “Hari-hari dunia yang paling utama adalah Al ‘Asyru (sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah).” Dikatakan (kepada beliau), ‘ dan tidak ada yang semisal dengan hari-hari itu di jalan Allah wahai Rasulullah ? beliau pun menjawab, ‘tidak ada yang semisal dengannya di jalan Allah, kecuali seseorang yang wajahnya dilumuri dengan debu (HR. Al Bazzar dengan sanad yang hasan, Abu Ya’la dengan sanad yang shahih, dan Ibnu Hibban di dalam shahihnya, dan dishahihkan oleh Al Albani)

  1. Bahwa di dalam hari-hari tersebut terdapat hari Arafah

Di mana hari Arafah merupakan hari haji yang paling besar dan hari pengampunan dosa, dan bahwa puasa pada hari Arafah tersebut “Mengampuni (dosa) setahun yang telah lalu dan setahun yang akan datang” (HR. Muslim, Ahmad dan At Tirmidzi).

Dan, hari Arafah merupakan hari pembebasan dari Neraka. Andai tidak ada pada 10 hari pertama Dzulhijjah selain hari Arafah, akan cukuplah hal itu sebagai sebuah keutamaan.

Begitu pula bahwa doa yang dipanjatkan pada hari Arafah di ijabah pada ghalibnya. Nabi ﷺ bersabda “Sebaik-baik doa adalah doa yang dipanjatkan di hari Arafah. Dan, sebaik-baik apa aku dan para Nabi sebelumku ucapkan adalah “Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu baginya. Miliknya lah kerajaan dan baginya segala pujian. Dan, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu (HR. At Tirmidzi, dan beliau menghasankannya dan diriwayatkan oleh Malik, dishahihkan oleh Al Albani)

  1. Bahwa pada hari-hari tersebut terdapat yaum An Nahri

(Hari penyembelihan), yaitu pada hari Ke 10 dari bulan Dzulhijjah. Hari tersebut adalah hari pertama dari hari-hari Idul Adha, dan hari tersebut termasuk hari-hari yang paling utama di sisi Allah tabaraka wa ta’ala. Rasulullah ﷺ bersabda “Sesungguhnya hari-hari yang paling agung di sisi Allah adalah yaum An Nahr (hari penyembelihan) kemudian yaum Al Qarri (hari Al Qarr) (HR. Abu Dawud dan An Nasai, dishahihkan oleh Al Albani).

Yaum Al Qarri (hari Al Qarr), yaitu, hari setelah hari Nahr (penyembelihan). Dinamakan dengan itu karena orang-orang (yang tengah menunaikan ibadah haji) menetap di mina pada hari tersebut. Yaitu hari Ke 11 dari bulan Dzulhijjah. Hari tersebut merupakan hari yang paling utama setelah hari penyembelihan.

  1. Bahwa induk peribadatan berkumpul pada hari-hari tersebut.

Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, ‘Yang nampak bahwa sebab istimewanya 10 hari pertama bulan Dzulhijjah adalah karena merupakan tempat di mana induk daripada peribadatan itu berkumpul pada saat itu, yaitu, shalat, puasa, sedekah, dan haji. Hal itu tidak mungkin terjadi di selain hari-hari tersebut (Fathul Baariy, 2/534)

 

Wallahu A’lam

Sumber : https://saaid.net/maktarat/hajj/181.html dengan ringkasan

Amar Abdullah bin Syakir

 

Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *