Praktek sihir di zaman kita sekarang telah menyebar dengan segala bentuknya. Jadilah sihir itu – pada umum gambarannya – sebegai salah satu sarana memalingkan seseorang dari petunjuk Allah subhanahu wa ta’ala dan sebagai sarana untuk mengambil harta orang lain dengan cara yang batil.
Sihir di jaman kita sekarang demikian laris manisnya dikonsumsinya oleh banyak orang di mana-mana. Ia tampil dengan penampilan yang beraneka ragam dan metodologi yang bermacam-macam pula. Penyebaran sihir yang demikian hebatnya sangat di dukung oleh saran-sara modern jaman sekarang sehingga, demikian mudahnya seseorang beriteraksi dengan para tukang sihir.
Berikut ini adalah beberapa sarana yang dipergunakan untuk menyebarluaskan sihir dan perdukunan.
1. Melalui media para bola, sarana ini merupakan jalan yang terluas dalam menyebarkan sihir.
2. Memalui media elektronik, di mana mereka mempergunakan sarana internet yang memasarkan praktek layanan shir atau bahkan membuka kesempatan selebar-lebarnya kepada orang lain untuk mempelajarinya.
3. Melalui sarana telpon atau SMS, menyebarkan kepada masyaratkan bahwa banyak di antara mereka sakit atau terkena sihir, lalu ia mengatakan bahwa ia mampu melakukan terapi jarak jauh, silahkan anda menghubungi kami. Dan seterusnya. Mereka menjanjikan kesembuhan, terentaskan dari problematikan kehidupan yang tengah dihadapinya, dan lain sebagainya dengan imbalan sejumlam uang yang dikirimkan kepadanya.
4. Melalui media cetak, seperti majalah atau Koran-koran. Betapa banyak kita dapati majalah yang mengakomodir iklan praktek sihir demikian pula Koran-koran yang beredar dengan iklan yang demikian menarik perhatian orang-orang yang mudah tergiur dengan hal itu.
5. Melalui buku-buku. Betapa banyaknya tersebar buku-buku yang berisikan metodologi praktek sihir, ramalan bintang dan sejenisnya seperti misalnya buku “ Mujarobat “ dan yang lainnya. Buku-buku seperti itu demikian mudahnya didapatkan di pasaran, dan didukung dengan murahnya harga sehingga masyarakat miskinpun dapat membelinya.
6. Melalui pendidikan atau lembaga. Ya, betapa banyak pula kita dapati lembaga atau padepokan yang mengajarkan perihal sihir atau ramalan bintang kepada para siswanya. Setelah mereka berhasil, diberikanlah kepada mereka ijazah sebagai tanda kelulusannya. Dan kemudian diberikan kepadanya kesempatan untuk membuka praktek. Tidak jarang mereka – dalam membuka prakteknya tersebut – membungkusnya dengan mencatut embel-embel atau simbol agama, supaya terkesan bahwa prakteknya tersebut seolah-olah tak ada masalah dilihat dari kaca mata agama, di samping itu trik ini juga dimaksudkan oleh mereka untuk menarik masyarakat untuk mau datang kepada mereka. Mengaduhkan masalah kepada mereka, meminta saran kepada mereka, menyerahkan penanganan maslah yang tengah dihadapinya kepada mereka.
7. Melalui media paguyuban tukang ramal atau tukang sihir. Mereka membentuk semacam organisasi dalam rangka menyebarluaskan ilmu sihir atau ilmu tentang ramal-meramal yang mereka miliki. Bahkan, mereka berupaya untuk salang mewariskan ilmunya kepada yang lainnya di antara mereka sendiri.
8. Melalui upaya secara personal. Mereka secara individual menyebar luaskan sihirnya tersebut, memasyarakatnya dengan memasarkan dagangannya kepada masyarat, ia bergerilnya dengan sekuat tenaganya dalam memasarkan dagangannya tersebut. Majang dirinya di media-media sambil mempromosikan barang dagangannya tersebut. Ia memanfaatkan setiap momen yang mungkin baginya untuk menyebarkan dagangannya. Ia memberikan kartu namanya yang berisikan nama dan nomer komunikasi yang bisa dihubungan dan mencantumkan prodak-prodak masalah yang bisa diatasinya. Ada yang membatasi diri dengan memberikan layanan pada jam-jam tertentu saja. namun, ada pula yang menyatakan dirinya siap untuk melayani 24 jam.
9. Ada juga media yang mereka jadikan sebagai sarana yaitu : situasi perpolitikan. Mereka menawarkan diri kepada orang-orang yang tengah berebut kekuasaan. Menawarkan diri kepadanya, merayunya dengan iming-iming, janji-janji bahwa ia bisa menyetir masyarakat untuk memilihnya sehingga jadilah ia sebagai penguasa terpilih dengan konsekwensi-konsekwensi tertentu misalnya ia harus memenuhi syararat syarat yang dipersyaratkan olehnya, melakukan ritual-ritual tertentu yang diperintahkannya dan tentunya ia harus memberikan imbalan dengan sejumlah harta tertentu kepadanya. Dan, tidak sedikit mereka yang tengah berebut kekuasaan itu tergiaur untuk menerima tawaran para tukang sihir itu. Meskipun mata kepada mereka terbuka bisa melihat, namun hatinya tertutup, akal rasinalnya hilang entah kemana, tak habis pikir yang penting mereka menjadi penguasa.
Demikian beberapa sarana yang mereka manfaatkan dalam rangka melariskan dagangan mereka meski harus menempuhnya dengan cara yang batil.
Akhirnya, semoga Alloh memberikan hidayah kepada mereka sehingga mau kembali ke jalan yang benar dan semoga pula Allah memberikan hidayah kepada kita sehingga kita yakin bahwa itu adalah kebatilan dan mengaruniakan kepada kita untuk dapat menjauhinya sehingga terselamatkan dari bahaya menyekutukan-Nya. Wallahu a’lam
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet