Jika sekiranya setiap orang mau memperdalam Ilmu Agamanya, maka akan dia dapatkan bahwa Islam tidak bertentangan dengan akal dan akal yang sehat akan mudah menerima ajaran-ajaran Agama yang berisi perintah dan larangan.
Bagaimana mungkin Islam bertentangan dengan akal, sedangkal setiap ibadah tidaklah dibebankan kecuali bagi orang yang berakal.
Dan bagaimana mungkin Islam dituduh bertentangan dengan akal padahal di dalam banyak ayat, Allah Ta’ala memerintahkan kaum muslimin untuk mentadabburi ayat-ayat kauniyah yaitu kekuasaan-Nya pada alam semesta dengan akal dan pikiran?
Semisal firman Allah Ta’ala:
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“ (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imran: 191)
Jadi, justru akal yang tidak sehatlah yang tidak mampu menerima dan mencerna perintah-perintah Agama.
Apa itu akal yang tidak sehat? Yaitu akal yang sudah tercemari dengan hawa nafsu, sehingga yang tampak adalah menjunjung tinggi logika padahal mendewakan akal karena hawa nafsu.
Contohnya seperti syariat hijab dan cadar bagi kaum muslimah. Bagi yang memiliki akal sehat, tidak sulit untuk mencerna perintah Allah Ta’ala ini, yaitu dalam rangka menjaga kehormatan kaum wanita. Jika memakai seragam khusus APD dan masker untuk menjaga diri dari virus atas dasar anjuran kesehatan itu masuk akal, mengapa tidaklah masuk akan seorang muslimah yang memakai hijab sempurna dan cadar dalam rangka menjaga kesucian diri atas dasar perintah Rabbnya?
Atau seperti yang terjadi di dunia barat, mereka sangat mencurigai kaum muslimah yang menggunakan hijab dan kaum lelaki yang berjanggut tebal sebagai ciri khas teroris dan lain sebagainya. Maka ini merupakan logika yang rusak dan menunjukkan ketidakkonsistenan dunia barat dalam menganggungkan slogan kebebasan.
Yakni, jika seorang wanita dalam pandangan barat berhak untuk memakai pakaian apa saja meski itu terbuka sekalipun atas dasar kebebesan, atau para artis dan model lelaki boleh menumbuhkan janggut mereka atas dasar trend, mengapa tidak boleh bagi kaum muslimah untuk menutup aurat mereka dan bagi kaum lelaki menumbuhkan janggut atas dasar keyakinan? Bukan kebebasan berkeyakinan juga dijamin oleh undang-undang sebagaimana dijaminnya kebebasan berekspresi.
Maka lihatlah, tidak ada syariat yang tidak masuk akal, namun akal banyak oranglah yang tidak mampu mencernanya karena sudah kadung rusak oleh hawa nafsu dan paham barat yang sedari awal dibangun diatas dasar-dasar anti agama, seperti sekulerisme.
Cermati ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berikut:
فإن الرسول لا يجوز عليه أن يخالف شيئاً من الحق، ولا يخبر بما تحيله العقول وتنفيه. لكن يخبر بما تعجز العقول عن معرفته فيخبر بمحارات العقول، لا بمحالات العقول)).درء تعارض العقل والنقل)) (5/297(
“Sesungguhnya Rasul tidak akan sedikitpun menentang apa yang benar, dan beliau tidak akan mengabarkan apa yang dimustahilkan dan ditiadakan oleh akal, namun beliau mengabarkan apa yang mana akal tidak mampu untuk mengetahuinya. Jadi beliau mengabarkan apa yang membuat akal heran bukan dengan apa yang tidak masuk akal”.
Contoh ketika beliau mengabarkan kepada masyarak Mekkah bahwa beliau melakukan Isra dan Mi’raj, yaitu pergi ke Baitul Maqdis dan ke langit dalam satu malam. Pada saat itu kaum quraisy menertawakan dan mengatakan itu tidak masuk akal, padahal bukan tidak masuk akal namun akal dan pengetahuan manusia pada zaman itu belum mampu mencernanya. Maka seperti saat ini, ketika sudah ada teknologi pesawat terbang dan pesawat luar angkasa, maka Isra dan Mi’raj bukanlaj suatu yang mustahil.
Maka hendaklah kita sebagai kaum muslimin selalu mengutamakan perintah Allah dan Rasul-nya. Jadi selama yang kita lakukan itu sudah sesuai dengan perintah agama, maka jangan hiraukan komentar-komentar miring orang=orang fasik dan kafir, karena sesungguh cibiran mereka itu tidak lain tidak bukan hanya karena mendewakan akal dan menuhankan hawa nafsu belaka.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata:
وأصل ضلال من ضل هو بتقديم قياسه على النص المنزل من عند الله ، وتقديم اتباع الهوى على اتباع أمر الله .
)العبودية(
“Dan awal mula kesesatan orang yang tersesat adalah sebab mendahulukan logikanya di atas wahyu yang diturunkan dari Allah. Dan sebab ia lebih mengikuti hawa nafsunya ketimbang mengikuti perintah Allah”. (Al Ubudiyyah)
Maka kewajiban kaum mukminin adalah mendengar dan taat kepada setiap perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, karena tidaklah suatu perintah dan larangan di dalam Islam kecuali membawa kemasalatan atau melindungi dari kemudharatan, baik itu di dunia maupun di akhirat.
Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS Al Ahzab: 36)
Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Muhammad Hadrami,LC
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Youtube HisbahTv,
Follow Instagram Kami Hisbahnet dan alhisbahbogor