Zina Dosa Besar

Zina Dosa Besar


Istilah zina mencakup semua perbuatan zina, baik yang terkena hukuman had maupun yang tidak terkena hukuman had, seperti zina mata adalah melihat wanita yang tidak halal dilihat dan seterusnya.
Namun zina dalam istilah syari’at adalah perbuatan zina yang dikenai hukuman had.
Ulama Hanafiyyah memberikan pengertian zina dengan, “Perbuatan laki-laki yang menggauli perempuan pada qubulnya (kemaluannya), yang bukan miliknya (istrinya) atau yang menyerupainya (budak wanitanya).


Ulama Mâlikiyah memberikan pengertian zina dengan, “Perbuatan laki-laki mukallaf (baligh) Muslim yang menggauli kemaluan manusia, yang bukan miliknya (istrinya), tanpa syubhat (kesamaran), dengan sengaja.”

Ulama Syâfi’iyah memberikan pengertian zina dengan, “Memasukkan ujung kemaluan laki-laki atau seukurannya di kemaluan yang diharamkan karena dzatnya, yang disukai secara tabiat, tanpa syubhat (kesamaran).”
Sedangkan Ulama Hanâbilah memberikan pengertian zina dengan, “Melakukan perbuatan keji pada kemaluan atau dubur”. [Lihat: al-Mausû’at al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyah, 24/18]


Zina adalah dosa besar dan termasuk akbarul kabâir (dosa-dosa besar yang terbesar) setelah syirik dan membunuh. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا


Dan orang-orang yang tidak beribarah kepada tuhan yang lain beserta Allâh dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allâh (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya). [al-Furqân/25:68]


Dalam ayat ini, Allâh Azza wa Jalla menggabungkan zina dengan syirik dan pembunuhan. Dan Allâh Azza wa Jalla menjadikan balasan semua itu adalah siksa berlipat ganda lagi menghinakan, selama pelakunya tidak bertaubat dan beramal shalih. Semakna kandungan ayat ini, diriwayatkan dalam hadits yang shahih :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَأَلْتُ أَوْ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الذَّنْبِ عِنْدَ اللَّهِ أَكْبَرُ قَالَ أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ خَشْيَةَ أَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ أَنْ تُزَانِيَ بِحَلِيلَةِ جَارِكَ قَالَ وَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ تَصْدِيقًا لِقَوْلِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ {وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ}


Dari Abdullâh (bin Mas’ûd) Radhiyallahu anhu, dia berkata: Aku bertanya, atau Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, ‘Dosa apakah yang paling besar di sisi Allâh?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Engkau menjadikan tandingan bagi Allâh, sedangkan Dia telah menciptakanmu (tanpa sekutu).” Aku bertanya, “Lalu apa?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Engkau membunuh anakmu karena engkau takut dia makan bersamamu.” Aku bertanya, “Lalu apa?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Engkau berzina dengan istri tetanggamu.”


Dan turunlah ayat ini membenarkan perkataan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ


Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allâh dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allâh (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. (al-Furqân/25: 68) [HR. Bukhâri, no. 4483]

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Youtube HisbahTv,
Follow Instagram Kami Hisbahnet dan alhisbahbogorDoddy Sufyan

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Youtube HisbahTv,
Follow Instagram Kami Hisbahnet dan alhisbahbogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *