Istighfar dan Taubat Rasulullah صلى الله عليه وسلم
Termasuk ayat yang terakhir diturunkan Rabb kita kepada Nabi-shallallahu ‘alaihi wasallam- adalah :
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ . وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا . فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong. (Qs. an-Nashr : 1-3)
Allah azza wa jalla mengarahkan firman-Nya kepada Nabi dan orang-orang yang beriman agar mereka beristighfar atau bertaubat kepada-Nya agar mereka terhindar dari siksaan.
وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
mohonlah ampunan atas dosamu dan atas dosa orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan… (Qs. Muhammad : 19)
Banyak hadits yang menunjukkan hal itu, antara lain :
Beliau-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ. أَنْتَ رَبِّى وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِى وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِى فَاغْفِرْ لِى ذُنُوبِى جَمِيعًا إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ
Ya Allah, Engkau adalah Raja, tidak ada ilah selain Engkau, Engkau adalah Rabbku dan aku adalah hamba-Mu, aku telah menganiaya diriku sendiri dan aku telah mengakui dosaku, maka berikanlah ampunan kepadaku atas dosa-dosaku seluruhnya. Sesungguhnya hanya Engkau yang berhak mengampuni dosa… (HR. Muslim)
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلاَنِيَتَهُ وَسِرَّه
ُ
Ya Allah, berikanlah ampunan kepadaku atas dosaku seluruhnya, yang kecil dan yang besar, yang awal dan yang akhir, yang tanpak jelas dan yang tersembunyi (HR. Muslim)
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى خَطِيئَتِى وَجَهْلِى وَإِسْرَافِى فِى أَمْرِى وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّى
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى جِدِّى وَهَزْلِى وَخَطَئِى وَعَمْدِى وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِى
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّى أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Ya Allah, berikanlah ampunan kepadaku atas kesalahanku, kebodohanku, dan keteledoranku dalam urusanku serta segala yang Engkau lebih mengetahuinya daripadaku.
Ya Allah, berikanlah ampunan kepadaku atas ketidaksungguhanku, demikian pula dengan kesungguhanku yang keliru, kesalahanku dan kesengajaanku, dan semua itu ada padaku.
Ya Allah, berikanlah ampunan kepadaku atas apa yang kudahulukan dan yang kuakhirkan, yang aku rahasiakan dan yang kulakukan terang-terangan, serta segala yang Engkau lebih mengetahuinya daripadaku. Engkaulah yang berhak mendahulukan dan Engkaulah yang berhak mengakhirkan. Dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (HR.Muslim)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى رَبِّكُمْ, فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً
Wahai manusia, bertaubatlah kepada Rabb kalian, karena demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh, aku benar-benar beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali (HR. al-Bukhari, at-Tirmidzi dan Ibnu Hibban)
Sehingga orang-orang yang gemar melakukan perbuatan keji juga diperintah bertaubat, meski perbuatan keji itu sangat berat dan banyak. Seperti berzina dengan wanita yang haram dinikahi (mahram), sodomi, maupun lainnya. Barangsiapa bertaubat, niscaya Allah menerima taubatnya. Baik pelakunya maupun orang yang menjadi objek pelaku.
Tidak ada jalan untuk berputus asa dari kasih sayang Allah azza wa jalla.
Allah azza wa jalla berfirman,
وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ
Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan (Qs. asy-Syura : 25)
Nabi-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dzar-semoga Allah meridhainya :
يَقُوْلُ اللهُ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ وَلَا أُبَالِي, ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عنَاَنَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِي, ابْنَ آدَمَ لَوْ لَقِتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطِيْئَةً ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكَ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
Allah berfirman,
‘Hai anak Adam, sesungguhnya selama Engkau berdoa dan mengharap kepada-Ku, pastilah Ku-berikan ampunan atas dosa-dosa yang ada padamu, dan Aku tidak mempedulikannya.
Hai Anak Adam, sekiranya dosa-dosamu mencapai cakrawala langit kemudian engkau mohon ampunan-Ku, niscaya Kuberikan ampunan kepadamu, dan Aku tidak mempedulikannya,
Hai Anak Adam, sekiranya engkau menghadap-Ku dengan membawa kesalahan sebesar bumi kemudian engkau menjumpai-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, tentu Aku akan mendatangimu dengan membawa ampunan sebesar bumi pula (HR. at-Tirmidzi dan Ahmad)
Wallahu A’lam
Sumber :
At-Taubatu Wa al-Istighfaru, karya : Syaikhul Islam Taqiyuddin Ahmad bin Abdilhalim bin Taimiyyah, Tahqiq : Muhammad Umar al-Haji dan Abdullah Badran (ei, hal. 69-74). Dengan ringkasan
Amar Abdullah bin Syakir