Dan di antara larangan terbesar yang Allah ﷻ sampaikan kepada hamba ialah larangan berbuat syirik, karena syirik menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya dan dosa yang paling besar.
Dan terkadang anak tak hanya bisa menderita sakit pada fisiknya, tetapi dapat sakit pula hatinya, seperti penyakit syirik, yaitu menyekutukan Allah ﷻ. Tentu hal ini lebih berbahaya daripada sakit badannya, karena sakitnya badan tak menghapus amal shalih kita , dan tidak mengeluarkan dari Islam.
Akan tetapi penyakit syirik dapat menghapus amal shalih , tidak diampuni dosanya, bahkan bisa jadi keluar dari agama. Allah ﷻ berfirman:
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (Nabi-Nabi) sebelummu: “Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. az-Zumar: 65)
Dan firman-Nya
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al An’am: 88).
Dan Allah ﷻ berfirman mengisahkan percakapan Luqman dan anaknya:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. (QS. Luqman: 13)
Ibnu Katsir رحمه الله berkata, “Allah ﷻ menjelaskan wasiat Luqman kepada anaknya, namanya Luqman bin Anqa’ bin Saddun, sedangkan anaknya bernama Tsaran menurut yang diceritakan oleh as-Suhaili. Allah ﷻ menyebutnya dengan sebutan yang baik dan memberi hikmah kepada Luqman. Yaitu, dia berwasiat kepada anaknya yang paling disayangi, dan ini merupakan nikmat yang harus dimaklumi. Oleh karena itu, pertama kali yang diwasiatkan oleh orang tua kepada anaknya, hendaknya agar hanya beribadah kepada Allah ﷻ dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Luqman mengajari anaknya, bahwa syirik adalah kezaliman yang besar.” (Tafsir Ibnu Katsir: 6/336)
Orang tua tidak cukup berusaha agar anaknya tidak berbuat syirik, lebih daripada itu hendaknya sering berdoa kepada Allah agar anaknya dijauhkan dari perbuatan syirik. Hal itu karena syirik merupakan perkara yang sangat samar, bagaikan jejak langkah kaki semut hitam yang berjalan di atas batu hitam pada malam hari yang gelap gulita, nyaris tak tampak, hal ini sebagaimana diterangkan Ibnu Abbas رضي الله عنهما. Juga karena orang yang sudah beriman pun masih sering jatuh kepada perbuatan syirik. Allah ﷻ berfirman:
وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلا وَهُمْ مُشْرِكُونَ
Dan kebanyakan dari mereka tidak beriman kepada Allah, kecuali mereka dalam keadaan berbuat syirik. (QS. Yusuf: 106)
wallahu a’lam